Virus Corona

Singgung Padatnya Surabaya, Risma Sebut Berkejaran Waktu dengan Corona: Kalau Kita Delay Satu Minggu

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Terbaru, Tri Rismaharini mengungkapkan bagaimana penanganan pasien positif Virus Corona (Covid-19) di wilayahnya, Senin (1/6/2020).

TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan bagaimana penanganan pasien positif Virus Corona (Covid-19) di wilayahnya.

Ia mengakui kini harus berkejaran dengan waktu agar penyebaran tidak semakin luas.

Dilansir TribunWow.com, hal itu Risma sampaikan saat dihubungi dalam tayangan Kompas TV, Senin (1/6/2020).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan pola penyebaran Virus Corona di wilayahnya berasal dari keluarga, dalam Sapa Indonesia Pagi, Senin (1/6/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Optimis Segera Selesaikan Pandemi Covid-19 di Surabaya, Risma: Saya Yakin Tidak Lebih dari 1 Bulan

Awalnya, ia mengomentari bagaimana Surabaya menjadi episentrum penyebaran Virus Corona di Jawa Timur.

Risma menyebutkan telah melakukan tes massal dan tracing terhadap pasien positif.

Dari hasil tracing tersebut, dapat ditemukan orang-orang yang pernah berinteraksi dengan pasien.

Selanjutnya orang-orang tersebut akan dikelompokkan menjadi orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pemantauan (PDP), dan orang dalam risiko (ODR).

"Begitu kami punya alat, pasien yang masuk ODR, OTG, ODP, PDP, langsung kita tes semua," papar Tri Rismaharini.

Ia menekankan pentingnya pengadaan alat tes agar segera dapat menentukan status seseorang yang diduga terpapar Virus Corona.

"Tadi kalau kita delay satu minggu, maka dia bisa menular meskipun sudah dikarantina. Menularnya ke keluarganya," papar Risma.

Risma menambahkan banyak orang yang kemungkinan belum sadar pentingnya isolasi diri dari pasien positif agar menghentikan penularan.

Namun karena sudah dites melalui alat, pasien tersebut dapat dibuktikan telah positif dan dapat diisolasi.

"Dulu mungkin hanya satu di keluarga itu, tapi kemudian karena dia satu rumah, tidak dipisahkan," jelasnya.

Muncul Klaster Baru Jatim, Khofifah Ungkap Tak Jaga Jarak saat Salat Tarawih: Berjemaah di Masjid

"Tadi karena kita memang tidak punya alatnya (untuk membuktikan) bahwa dia memang positif, dia kita isolasi karena masuk di kelompok tadi," lanjut Risma.

Oleh karena masifnya tes dilakukan di Surabaya, kasus positif dapat segera terkuak dan tampak seolah-olah pertumbuhannya melonjak.

Halaman
1234