Kabar Terkini
Demi Naik Haji, Tukang Batu di Solo Sisakan Rp 250 Ribu Sebulan untuk Kebutuhan Hidup Selama 3 Tahun
Perjuangan berpeluh keringat tukang batu asal Sukoharjo demi bisa menunaikan rukun Islam kelima yakni menunaikan haji.
Penulis: Adi Manggala Saputro
Editor: Rekarinta Vintoko
"Kurangan itu lalu saya kejar dari Rp 2 juta sampai akhirnya terkumpul Rp 5 juta, dan akhirnya bulan Mei 2012 bisa terkumpul sebanyak Rp 5 juta dan bisa langsung ikut program talangan haji," ungkap pria berusia 47 tahun itu.
Lebih lanjut, Hantoro menceritakan bagaimana perjuangan peluhnya sampai akhirnya bisa pergi ke tanah suci bulan Juni 2024 lalu.
Dengan meneteskan air mata, Hantoro membeberkan kisahnya yang sampai harus terseok-seok selama 3 tahun demi merealisasikan cita-citanya pergi ke baitullah.
Dalam 3 tahun itu, Hantoro hanya bisa menyisihkan rata-rata uang pendapatan di angka Rp 250 ribu.
Pendapatannya yang hanya sebesar Rp 960 ribu satu bulan sudah terpotong Rp 625 ribu untuk setoran rutin ke program talangan haji.
"Wah itu kalau prosesnya, bisa dikatakan hidup saya harus terseok-seok seperti itu, ya semua juga tau kan, kalau tukang batu itu gajinya berapa, waktu itu kan gajinya kalau tidak salah kalau seminggu full masuk terus 6 hari dikali 4 yang satu bulan Rp 960 ribu, itu kalau full."
"Sedangkan pada kenyataannya, tukang batu kan sering istirahat jadi cuma 5 atau 4 hari kerja itu pun kepotong untuk ikut talangan haji Rp 625 ribu jadi bersihnya bisa tinggal Rp 250-an ribu," ucap Hantoro sembari tak kuasa menahan air matanya.
Dengan uang kisaran Rp 250 ribu itulah Hantoro coba penuhi kebutuhan istri dan keempat anaknya selama 3 tahun.
Belum ditambah pengeluaran tak terduga semisal ada hajatan tetangga atau kebutuhan lainnya.
Meski begitu, Hantoro mengaku tak pernah merasa putus asa.
Ia meyakini, bantuan Allah untuknya pasti ada sehingga tekadnya untuk haji tak pernah padam meski harus hidup mepet dan terseok-seok.
"Uang Rp 250 ribu itu untuk hidup sebulan istri dan anak, itu benar-benar terseok-seok dalam artian seperti itu, tapi ya saya yakin ini janjinya Allah itu tidak berbohong, kalau kita melihat Allah pasti Allah akan membantu saya seperti itu janji Allah dan itu saya jadikan pedoman saya, jadi ya saya bismillah saja."
"Kalau ada uang sisa ya saya menabung kalau tidak ada ya tidak bisa menabung, dan kalau ada tetangga punya hajat ya tidak bisa menabung, kan harus jagong dan sebagainya itu ya jadi mau tidak mau ya harus pandai mengolah uang yang nominalnya Rp 250 ribu untuk kehidupan sehari-hari itu selama 3 tahun," ungkapnya.
Dengan sisa hasil pendapatannya, Hantoro pun sampai tak mampu untuk membelikan baju baru anaknya pada momen lebaran selama dua tahun.
Hanya untuk membelikan mie ayam keluarganya saja, Hantoro sampai tak bisa untuk merealisasikannya.