Terkini Daerah
Nasib Pilu Petani yang Tewas karena Ditolak dan Tak Ditangani oleh Nakes Puskesmas di Tasikmalaya
Seorang petani tewas setelah tak mendapat penanganan medis dan justru ditolak oleh nakes di Puskesmas Sodonghilir, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Editor: Via
Diketahui, Jajang merupakan salah satu pihak yang ikut mengantar Abdul Basir ke Puskesmas Sodonghilir saat kondisinya masih kritis.
“Jadi korban dibawa ke Puskesmas dari sini (Kampung Cikalapa). Setelah sampai di Puskesmas, salah seorang tim medis (red: tenaga kesehatan atau nakes) bukannya menindak si pasien (Abdul Basir) tapi malah menolaknya,” ungkap Jajang kepada TribunPriangan.com saat ditemui di rumahnya pada Kamis (15/6/2023).
Tambahnya, penolakan tersebut beralasan karena ruangan di Puskesmas Sodonghilir saat itu sedang penuh, ditambah oknum nakes tersebut tengah melakukan penindakan terhadap seorang anak yang tengah mengalami kejang-kejang.
“Tapi saya tidak meminta untuk ditindak saat itu juga. Hanya saja saya minta, (supaya) sesudah menindak anak itu, dia menangani Abdul Basir, maksud saya begitu,” terang Jajang.
Sayangnya, ia melanjutkan, oknum nakes tersebut tidak menanggapi dirinya pada saat itu.
“Atau yang bener-bener, itu tim medis ada kebijakan. (Setidaknya) bicara sopan gitu, malah dia kasar bicaranya, keras gitu,” ungkap Jajang.
“Katanya gini, ‘saya ini masih menangani anak yang lagi kejang, udah, itu ‘kan ada mobil desa, udah pake aja mobil desa, bawa ke Puskesmas Taraju atau ke SMC (red: Rumah Sakit Umum Daerah Singaparna Medical Center),” lanjutnya.
Mendengar jawaban seperti itu, Jajang segera menekankan supaya nakes tersebut memeriksa Abdul Basir yang pada saat itu tengah darurat.
“Saya mau dilihat dulu, apakah si pasien ini bener-bener kritis apa bagaimana? Gitu. Kalau dia udah dilihat, ‘oh ini kritis’, udah bawa lagi pulang. Saya ‘kan tidak penasaran gitu, kalau tim medis sudah menjelaskan,” tuturnya.
Jajang menganggap bahwa oknum nakes tersebut menolak dan mengusir dirinya, karena mendapati jawaban kasar seperti itu.
“Kalau gini mah; ‘udah, saya mau menangani dulu anak yang kejang, entar kalau sudah menangani, saya akan menangani ini’. ‘Kan kalau gitu bahasanya enak ya? Baik ya? Tapi nggak gitu,” jelasnya.
Oleh sebab itu, Abdul Basir segera dibawa ke Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Diketahui, jarak dari Puskesmas Sodonghilir menuju Pustu tersebut sekira 8 kilometer lebih.
Tak dinyana, Abdul Basir meninggal dunia di tengah perjalanan.
“Kalau di sana (di Pustu), penyambutannya baik, walaupun Abdul Basir sudah dalam keadaan meninggal dunia. Dia langsung ditangani, ‘oh ini sudah tidak ada’,” jelas Jajang meniru ucapan nakes di Pustu tersebut.
Sindikat Jual Bayi ke Singapura Tawarkan Lewat Video Call, 15 Anak Sudah Dikirim dengan Dalih Adopsi |
![]() |
---|
Pendaki Malaysia Tergelincir 200 Meter dari Gunung Rinjani setelah Menghindari Porter yang Melintas |
![]() |
---|
Fakta Tewasnya Gadis yang Sedang Berbincang Online, Percakapan Terakhir Jadi Kode sang Pembunuh |
![]() |
---|
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun Disiksa Ayah: Ibu Meninggal, Diberi Makanan Basi hingga Dibakar di Sawah |
![]() |
---|
13 Tahun Tinggal & Rutin Bayar, Warga Purwakarta Protes Rumah Mendadak Dibongkar: Gantinya Mana? |
![]() |
---|