Terkini Daerah
Emosi Ganjar Langsung Tersulut, Pria Ini Akui Cabuli 17 Santriwati di Ponpes Batang, Ini Modusnya
Gubernur Ganjar Pranowo tersulut emosi saat bertemu pelaku pencabulan belasan santriwati di Batang, Jawa Tengah.
Editor: Jayanti Tri Utam
“Terjadi sejak tahun 2019 sampai sekarang. Modus operandinya santriwati dibangunkan pagi-pagi diajak ke kantin atau TKP lain kemudian pelaku melakukan tindakan asusila,” kata Kapolda Jateng.
Ditambahkan Kapolda, dari awal pengaduan pada 2 April 2023 hingga 10 April 2023 sudah ada 15 santriwati yang mengadu telah menjadi korban dengan rentang umur variatif mulai 14 tahun hingga 24 tahun.
Baca juga: Viral Kakek 70 Tahun Diduga Rudapaksa Nenek 90 Tahun, Korban yang Pikun Bingung: Tiba-tiba Kebuka
"Para korban menurut karena diiming-imingi mendapatkan semacam karomah dari pelaku. Para korban menurut sebab pelaku ini sebagai pengasuh pondok. Kemudian prosesnya seperti ijab kabul, sah sebagai suami istri kemudian disetubuhi. Setelah itu diberikan duit, sangu, diminta jangan bilang ke orang tua kalau sudah sah sebagai suami istri. Ini modus operandi pelaku,” lanjutnya.
Kapolda mengungkap pihaknya masih terus mengembangkan kasus ini dan mengimbau masyarakat luas untuk waspada terhadap kejahatan seperti ini
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberikan apresiasi terhadap langkah cepat kepolisian dalam mengungkap kasus ini.
Dirinya mengajak pemerintah kabupaten/kota di Jawa Tengah untuk aktif memberikan berbagai edukasi untuk pencegahan kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
"Masalah ini juga akan kita komunikasikan dengan kemenag dan jadi bahan evaluasi," ujar Ganjar.
Modus Pelaku
Terungkap modus pencabulan yang dilakukan oleh Wildan Mashuri Amin (57) oknum pengasuh Pondok Pesantren di Desa Wonosegoro Bandar, Batang, Jawa Tengah.
Kasus itu tengah mendapat atensi dari Polda Jateng yang turut mengungkap kasus tersebut bersama Polres Batang.
Mirisnya, pelaku telah melakukan aksi pencabulan itu terhadap 14 santriwatinya yang masih berusia di bawah umur.
Bahkan disinyalir korban masih akan bertambah.
Aksi itu sudah dilakukan sejak 2019.
Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi mengakui kasus ini menjadi perhatian khusus sebab semua korban di bawah umur, ada satu korban yang saat ini sudah berusia dewasa.
Dan dari 14 santriwati yang telah melaporkan, hasil visum et Repertumnya menyatakan delapan obgyn robek dan enam di antaranya obgyn masih utuh.