Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Beri Sinyal Tak Takut Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina? Jubir Presiden Rusia Menjawab
Putin memberikan sinyal akan menggunakan senjata apapun untuk melawan Ukraina dan negara-negara barat yang terus mengirimkan senjata.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin dalam pidato terbarunya seolah memberikan sinyal bahwa dirinya tak segan menggunakan semua senjata demi melawan Ukraina dan para negara barat yang terus mengirimkan senjata.
Pidato ini disampaikan oleh Putin di Volgograd alias Stalingrad pada Kamis (2/2/2023).
Dikutip TribunWow dari bbc, dalam pidato tersebut Putin menjelaskan bagaimana sejarah kembali terulang.
Baca juga: Ukraina Mulai Kewalahan Hadapi Gempuran Rusia dari Berbagai Arah, Pasukan Elite Terus Berdatangan
Putin mengungkit ketika perang di Stalingrad pada tahun 1942-1943, pasukan militer Uni Soviet berperang melawan tank-tank Nazi Jerman.
Kini 80 tahun kemudian, pasukan militer Rusia kembali menghadapi tank Jerman yang dikirimkan sebagai bantuan oleh Jerman untuk Ukraina.
"Ini tidak dapat dipercaya tetapi benar, kita sekali lagi diancam oleh tank Leopard Jerman," ujar Putin.
Putin lalu menegaskan kepada musuh-musuhnya bahwa Rusia di era modern saat ini jauh berbeda dengan Uni Soviet dulu.
Putin juga memberikan sinyal bahwa dirinya tak segan menggunakan segala senjata yang ia punya.
"Kami tidak mengirim tank kami ke perbatasan mereka, tetapi kami memiliki alasan untuk merespons. Itu tidak akan terbatas pada penggunaan tank lapis baja. Setiap orang harus memahami ini," tegas Putin.
Mengenai statement ini, Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov enggan berkomentar menjelaskan maksud kalimat Putin tersebut.
Namun Peskov menjelaskan bahwa Rusia akan menggunakan potensi penuhnya untuk melawan senjata-senjata negara barat yang dikirimkan kepada Ukraina.
Baca juga: Curhat Tentara Ukraina ke Media, Sadar Diri Semakin Sulit Menang Lawan Pasukan Rusia
Meski sudah dipastikan akan mendapat bantuan tank dari Amerika Serikat (AS) dan Jerman, Ukraina tetap saja sendirian dalam perang melawan negara super power yakni Rusia.
Keresahan perang yang tak kunjung usai ini kini menjadi beban pikiran para tentara Ukraina, khususnya mereka yang ditempatkan di garis depan berhadapan langsung dengan pasukan militer Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kepada media asal Inggris, BBC, ada tentara Ukraina yang menyadari semakin ke sini semakin sulit memenangkan perang melawan pasukan militer Rusia.
Pengakuan ini disampaikan oleh Dmytro Podvorchanskyi yang tergabung dalam unit pengintai Ukraina di Dnipro-1.
"Sekarang ini sangat sulit bagi kami. Kami menyadari bahwa Rusia belajar setiap hari dan mengubah strategi mereka. Dan saya pikir kami perlu belajar lebih cepat," ujar Dmytro.
Dmytro menjelaskan bagaimana, pasukan militer Rusia kini lebih lihai dalam menyembunyikan keberadaan hingga amunisi mereka.
Serangan yang menarget logistik Ukraina juga menjadi lebih efektif dan akurat.
Meningkatnya kualitas serangan pasukan militer Rusia ini membuat Rusia berhasil sedikit demi sedikit merebut Bakhmut dari Ukraina.
"Ada beberapa kasus tentara Ukraina tampak tidak ingin berperang, dan berseteru gara-gara taktik," kata tentara Ukraina lain yang dirahasiakan namanya.
Selain membicarakan kekuatan Rusia yang semakin besar, para tentara Ukraina di garis depan ini juga dihinggapi rasa trauma seusai melihat teman-teman mereka tewas di depan mata kepala sendiri.
Seorang perwira tentara Ukraina yang telah memiliki pengalaman menyampaikan bahwa wajib memiliki jet tempur jika ingin menembus lini pertahanan Rusia.
Baca juga: Rusia Mengklaim Kemenangan atas Ukraina, Zelensky Sebut Jadi Serangan Balas Dendam Terbesar

Bantuan Tank Belum Tentu Kalahkan Rusia
Negara-negara barat, terutama Amerika Serikat (AS) dan Jerman saat ini telah tegas menyampaikan akan mengirimkan bantuan tank ke Ukraina.
Namun bantuan tank ini dipastikan tidak serta merta dapat membuat Ukraina memenangkan perang melawan Rusia.
Dikutip TribunWow dari bbc, kesimpulan ini disampaikan oleh akademisi dari Institut Internasional untuk Studi Strategis, Ben Bary.
Baca juga: Diduga Kirim Foto Satelit untuk Bantu Tentara Bayaran Rusia, Perusahaan Asal China Disanksi AS
Bary menyampaikan, dalam peperangan modern, tank memang menjadi elemen kunci dalam serangan di medan perang.
Tank memiliki kekuatan untuk menembus pertahanan musuh dan merebut teritorial lawan.
Kendati demikian, sejarah telah membuktikan bahwa tank tidak bisa bergerak sendirian.
Diperlukan bantuan serangan udara sebelum tank dapat beroperasi secara maksimal.
Kemudian untuk mempertahankan kemenangan, tank juga harus dibantu oleh pasukan infantri.
Tetapi tank sendiri sebenarnya sangat efektif jika digunakan untuk bertahan dari serangan musuh.
Ukraina sendiri telah menyatakan bahwa pihaknya tidak akan hanya diam menunggu serangan Rusia namun akan bergerak agresif merebut kembali wilayah mereka.
Sebelumnya diberitakan, Jerman pada Rabu (25/1/2023) mengonfirmasi akan mengirimkan bantuan tank tempur Leopard 2 kepada Ukraina untuk membantu melawan pasukan militer Rusia.
Kini Ukraina telah mendapat tank yang mereka inginkan, pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tersebut mulai meminta dikirimi pesawat jet tempur.
Dikutip TribunWow dari aljazeera, permintaan pesawat jet tempur ini disuarakan oleh penasihat Menteri Pertahanan Ukraina, Yuriy Sak.
Baca juga: Zelensky Janjikan Pengusaha AS Keuntungan Besar Lewat Bisnis Senjata hingga Pertahanan di Ukraina
"Tantangan selanjutnya adalah jet tempur," ujar Sak.
Sak menjelaskan jika Ukraina memeroleh jet tempur maka kekuatan mereka di medan perang akan menjadi sangat besar.
Sak juga menyampaikan mereka ingin dikirimi F-16 hingga jet tempur generasi keempat.
Sebagai informasi, saat ini armada jet tempur Ukraina adalah pesawat peninggalan era Uni Soviet.
Soal bantuan jet tempur ini, Sak optimis negara-negara barat pasti akan memberikannya.
Ia kemudian mencontohkan bagaimana negara-negara barat awalnya tidak mau memberikan artileri berat tetapi sekarang sudah bersedia.
Sak menerangkan, selain senjata nuklir, negara-negara barat pasti akan mengirimkan bantuan senjata yang lainnya.
Di sisi lain, Kanselir Jerman Olaf Scholz tegas menyatakan tidak akan pernah memberikan jet tempur sebagai bantuan untuk Ukraina.
Scholz turut menekankan bahwa tentara NATO sampai kapanpun tidak akan ikut campur dalam konflik di Ukraina.
Baca juga: Jerman dan AS Siap Kirim Tank Tempur Berat ke Ukraina setelah Permintaan yang Pernah Disinggungkan

Sebelumnya diberitakan Kanselir Jerman Olaf Scholz telah setuju untuk memasok Ukraina dengan tank tempur Leopard 2.
Dilansir TribunWow.com, hal ini dilakukan setelah berminggu-minggu tekanan meningkat untuk Jerman agar memberi Kyiv senjata yang lebih berat.
Adapun bantuan ini diberikan untuk membantu Ukraina memukul mundur pasukan Rusia yang makin gencar menyerang.
Baca juga: Cari Suaka ke Norwegia, Komandan Wagner Rusia yang Kabur dari Ukraina Kini Justru Ditangkap Polisi
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Selasa (24/1/2023), Berlin juga telah memberikan negara lain, seperti Polandia dan Finlandia, lisensi untuk mengekspor kembali tank buatan Jerman ke Ukraina.
Sebagaimana diketahui, negara-negara yang membeli senjata militer dari Jerman umumnya harus mendapatkan izin dari Berlin sebelum mengekspor kembali senjata tersebut ke negara lain.
Outlet media Spiegel pertama kali melaporkan berita tersebut, mengatakan Jerman akan menyediakan setidaknya satu kompi tank Leopard 2A6 dari stok tentara Jerman, Bundeswehr.
Namun hingga saat ini, tidak ada komentar dari pemerintah Jerman terkait hal tersebut.
Baca juga: Jadi Bahan Olok-olok Inggris, Putin Disebut Paksa Tentara Rusia Gunakan Traktor sebagai Tank

Scholz telah bertahan selama berbulan-bulan melawan semakin banyaknya orang yang mendesaknya untuk mengirim tank ke Kyiv.
Tidak hanya Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, tetapi juga sekutu NATO dan anggota pemerintah koalisi Scholz.
Zelensky mengambil sikap yang sangat keras, dengan mengatakan bahwa keraguan Jerman menelan korban nyawa orang Ukraina.
Dominic Kane dari Al Jazeera, yang melapor langsung dari Berlin, mengatakan tank Leopard dapat memberi tentara Ukraina keunggulan dibandingkan pasukan Rusia.
"Hal yang perlu diingat di sini adalah nilai nyata yang dimiliki tank tempur utama Leopard 2 adalah tank yang lebih berat dan lebih cepat daripada banyak tank yang dimiliki tentara Rusia di Ukraina," kata Kane.
"Juga banyak negara Uni Eropa yang memiliki bentuk tertentu dari tank Leopard 2. Prinsipnya di sini jelas: Ada banyak dari mereka di UE tetapi juga di negara-negara NATO Eropa,"
Jerman adalah salah satu donor militer terbesar Ukraina.
Tapi ada skeptisisme tentang nilai pengiriman tank di antara masyarakat Jerman yang khawatir hal itu bisa menarik Jerman lebih dalam ke perang yang meningkat di Eropa Timur.
Kane mengatakan bahwa sementara pemerintah Jerman telah siap untuk menyediakan Ukraina dengan pengangkut personel lapis baja dan bentuk sistem pertahanan anti-pesawat dan anti-rudalnya sendiri, ada keengganan untuk mengirim tank tempur Leopard 2.
"Jerman memiliki warisan sejarah sejak Perang Dunia II yang membebani semua kanselir Jerman, karena mereka tidak ingin terlihat berkonfrontasi langsung dengan Rusia," ujar Kane.
(TribunWow.com/Anung/Via)