Konflik Rusia Vs Ukraina
Ajukan Syarat Khusus, Putin Buka Kesempatan untuk Bahas Perdamaian Rusia dengan Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku bersedia membuka dialog damai dengan Ukraina dan menetapkan sejumlah syarat.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku bersedia membuka dialog untuk mengakhiri perang dengan Ukraina, Kamis (5/1/2023).
Dilansir TribunWow.com, hal ini disampaikannya saat berbincang dengan koleganya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Namun, Putin menuntut syarat agar Ukraina menerima wilayah yang diduduki tentaranya sebagai wilayah Rusia.
Baca juga: Rusia Akui 89 Tentaranya Tewas dalam 1 Hari, Ukraina Bantah Sebut 400 Jiwa Meninggal di Makiivka
"Putin sekali lagi menegaskan keterbukaan Rusia untuk menjalin dialog serius dengan syarat otoritas Kyiv memenuhi persyaratan yang diumumkan dan telah berulang kali disuarakan, dengan mempertimbangkan realitas teritorial baru," kata kantor kepresidenan Rusia dalam sebuah pernyataan dikutip The Moscow Times, Kamis (5/1/2023).
Setelah menerima panggilan telepon dari presiden Rusia, pihak Turki membeberkan pendapat yang disampaikan Erdogan.
Disebutkan bahwa dalam upaya perundingan damai tersebut, Rusia dan Ukraina perlu melakukan gencatan senjata.
"Presiden Erdogan mengatakan bahwa seruan untuk perdamaian dan negosiasi harus didukung oleh gencatan senjata sepihak dan visi untuk solusi yang adil," kata kantor kepresidenan Turki.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Sepakati Perjanjian soal Ekspor Gandum dengan Turki dan PBB, Berikut Penjelasannya
Sebagaimana diketahui, pasukan Rusia menduduki sebagian besar wilayah timur dan selatan Ukraina.
Selain itu, Kremlin mengklaim telah mencaplok keseluruhan wilayah Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.
"Pihak Rusia menekankan peran destruktif negara-negara Barat, memompa rezim Kyiv dengan senjata dan peralatan militer, memberikannya informasi operasional dan target," tambah pernyataan itu.
Putin dan Erdogan juga membahas penerapan kesepakatan biji-bijian penting, yang ditengahi oleh PBB dengan bantuan Turki, untuk membuka blokir biji-bijian Ukraina.
Kremlin mengatakan hal yang dibahas adalah pembukaan blokir pasokan makanan dan pupuk dari Rusia dan perlunya penghapusan semua hambatan ekspor Rusia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga sempat memberikan ultimatum kepada Ukraina.
Tangan kanan Putin tersebut meminta Ukraina untuk memenuhi tuntutan Moskow.
Antara lain termasuk menyerahkan wilayah Ukraina yang sekarang dikuasai Rusia.