Polisi Tembak Polisi
Sebut Aneh, Ini Kata Kompolnas hingga Mahfud MD soal Gugatan Ferdy Sambo ke Jokowi dan Kapolri
Kompolnas, Menkopolhukam Mahfud MD hingga IPW buka suara soal gugatan Ferdy Sambo ke Jokowi dan Kapolri.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Di sisi lain, Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menilai gugatan Ferdy Sambo tersebut merupakan bentuk perlawanan.
"Upaya gugatan Ferdy Sambo terkait dengan Pemberhentian Tidak dengan Hormat dirinya dilihat sebagai upaya Sambo mempertahankan momentum perlawanan," ujar Sugeng, dikutip Tribunnews.com, Jumat (30/12/2022).
"Saya ingin mengatakan, tampaknya Sambo tidak akan menyerah dan ia akan menggunakan celah yang ada yaitu celah internal di kepolisian maupun terkait dengan rentannya mafia peradilan untuk dapat digunakan oleh Sambo memperjuangkan haknya."
Baca juga: Brigadir J Terbukti ke Kelab Malam dengan ADC Ferdy Sambo, Kamaruddin: Kalau Saya Jadi Jenderal Malu
Pembunuhan Brigadir J Direncanakan dari Magelang?
Ahli Hukum Pidana Universitas Brawijaya, Aan Widiarto, membeberkan dugaan terkait kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Dilansir TribunWow.com, Aan menilai perencanaan pembunuhan tersebut telah disusun sejak Brigadir J masih di Magelang, Jawa Tengah.
Hal ini dibuktikan dari ikut sertanya ajudan dan ART Ferdy Sambo yang bertugas di Magelang mengantar Putri Candrawathi (PC) ke Jakarta.
Baca juga: Yakin Motif Pelecehan Cuma Pengalihan Isu, Ayah Brigadir J: Untuk Menutupi Kasus Penting di Dalamnya
Aan sebelumnya sempat mempertanyakan penyitaan senjata api milik Brigadir J oleh terdakwa Ricky Rizal (Bripka RR) saat mereka masih di Magelang pada Kamis (7/7/2022).
Meski telah diamankan, senjata tersebut muncul lagi di TKP pembunuhan Brigadir J dan digunakan oleh Ferdy Sambo untuk menembak dinding setelah insiden terjadi sehari kemudian.
Aan kemudian menyoroti adanya kejanggalan dan indikasi perencanaan yang mungkin telah mulai dieksekusi sejak masih berada di Magelang.

Baca juga: Dikenal Harmonis, Berikut Motif Anak Kedua Bunuh Keluarga di Magelang, Akui Sudah 2 Kali Meracuni
"Hakim sudah curiga ini, dengan hakim bertanya kepada PC waktu itu bahwasanya 'Apakah Kuat disuruh ke Jakarta?'," tutur Aan dikutip kanal YouTube KOMPASTV.
"Jawabannya PC tidak disuruh, tapi kenapa Kuat yang menyetir? Tidak mungkin tidak disuruh kemudian menyetir."
Dari fakta tersebut, Aan mempertanyakan pemindahan posisi Bripka RR dan Kuat Maruf dari Magelang ke Jakarta.
Diduga, hal ini ada keterkaitan dengan skenario Ferdy Sambo yang kemudian menyeret puluhan aparat Polri untuk melakukan rekayasa.
"Berarti kan ada orang dari Magelang. Kuat kan posisinya di Magelang, Ricky Rizal oposisinya juga di Magelang menjaga anak-anak, ini dibawa ke Jakarta," terang Aan.
"Ini ada apa? Ini pertanyaan besar kenapa orang-orang yang dari sana dibawa ke Jakarta."(TribunWow.com/Via)