Terkini Daerah
Berita Ridwan Kamil, Yakin Bupati Cianjur Tak Selewengkan Bantuan Gempa: Ujiannya Luar Biasa
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai Bupati Cianjur Herman Suherman tak lakukan penyelewengan.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Ditemui di Pendopo bupati, Senin (26/12/2022), Herman menilai perbuatan itu terlalu naif untuk dilakukan.
Padahal, Bupati juga memiliki sumber pendapatan selain memakan bantuan untuk warga yang bernasib malang.
"Saya terlalu naif kalau harus menjual barang-barang bantuan, masyarakat Cianjur kasihan. Bupati banyak kerjaan yang lain," beber Herman dikutip Kompas.com.
Baca juga: Viral Korban Gempa Cianjur Mengungsi di Kandang Kambing, BNPB: Semula Enggak Mau Pindah ke Tenda
Menurut Herman, pihaknya selalu cermat mencatat dan mendokumentasi selurut bantuan yang diterima pemerintah daerah.
Apalagi setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meluncurkan program Pisodapur yang dapat merekam jumlah bantuan dan penyaluran secara online.
"Terima apa saja dan itu ada tanda terimanya. Setelah itu ada permintaan dari masyarakat, melalui RT, RW, kades, camat. Setelah diverifikasi lalu disalurkan bantuannya, dan itu semua tercatat, ada buku catatannya," tutur Herman.
Ia pun mempersilakan para pihak untuk mengecek langsung ke lokasi penyimpanan di dalam gudang.
"Silakan cek ke gudang, tanggal berapa penerimaannya, dikirim ke mana saja, transparan," terang Herman.
"Silakan saja. KPK juga nanti akan menilai ini benar atau tidak. Saat ini saya fokus saja bekerja untuk rakyat. Rakyat masih di tenda-tenda (pengungsian), itu tugas kita, tugas pemerintah," tandasnya.
Sebelumnya, Acsenahumanis Respon Foundation menuding bantuan berupa 2.000 lembar selimut, 25 ton beras, 1.000 paket kebersihan, 500 lampu dengan sumber tenaga solar, serta battery charger untuk tenda telah diselewengkan.
Perwakilan Acsenahumanis Respon Foundation, Ery, menilai Bupati telah menyalahi Standar Operasional Prosedur dari BNPB.
"Bupati memotong SOP yang sudah dibuat BNPB, serta me-repacking bantuan menjadi berbeda," terang Ery dikutip Kompas.com, Senin (26/12/2022)
"Yang tadinya sumbangan dari lembaga internasional diubah kemasan partai dan dijual ke pasar."
Menurut Ery, bantuan berupa logistik tersebut tidak ditempatkan di gudang, melainkan di ruko-ruko.
Pihaknya pun curiga dan mengaku menemukan bahwa penyaluran bantuan tersebut dilakukan langsung tanpa pencatatan.