Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pemerintahan Biden Disebut Diam-diam Minta Bank di AS Tetap Jalin Hubungan Ekonomi dengan Rusia

Pemerintahan Joe Biden disebut secara diam-diam meminta perusahaan perbankan di AS tetap menjalin hubungan ekonomi dengan Rusia.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Capture Video Reuters
Presiden AS Joe Biden kembali mengumumkan akan memberikan bantuan militer untuk Ukraina dalam upaya menghadapi serangan Rusia, Jumat (22/4/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden disebut secara diam-diam berupaya untuk tetap menjaga hubungan ekonomi dengan Rusia.

Pemerintah AS diketahui telah meminta perusahaan perbankan seperti JPMorgan Chase dan Citigroup untuk terus berbisnis dengan firma-firma strategis Rusia meskipun saat ini AS tengah menerapkan sansksi ekonomi terhadap Moskow.

Dikutip TribunWow dari rt, laporan ini diungkap oleh Bloomberg yang mendapat informasi dari sumber yang ahli dalam perekonomian AS.

Baca juga: 300 Orang Tewas dalam 4 Hari, Tentara Rusia Minta Evaluasi Komandan yang Perintahkan Serang Ukraina

Berdasarkan laporan Bloomberg pada Senin (7/11/2022), pemerintah AS menjaga hubungan ekonomi dengan Rusia demi menghindari terjadinya bencana ekonomi global.

Beberapa perusahaan yang tetap berhubungan dengan AS di antaranya adalah raksasa gas asal Rusia Gazprom kemudian produsen pupuk Uralkali dan PhosAgro.

Di sisi lain, sanksi yang diterapkan oleh pemerintah AS telah memblokir sejumlah perusahaan dan warga Rusia yang apabila dilanggar akan diancam hukuman miliaran dollar.

CEO investasi JPMorgan Chase, Jamie Dimon sempat dituding memanfaatkan celah hukum untuk tetap menjalin hubungan ekonomi dengan usia.

Tudingan ini disampaikan oleh anggota kongres AS pada September 2022 lalu.

Menanggapi tudingan itu, Jamie Dimon menyatakan hanya mengikut instruksi dari pemerintah AS untuk terus menjalin hubungan ekonomi dengan Rusia.

Di sisi lain, Pemerintah Rusia merasa heran AS masih membela diri menyatakan tidak terlibat dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.

Duta besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov menjelaskan bagaimana pejabat militer dan politisi AS secara gamblang bangga memamerkan keterlibatan mereka menyebabkan Ukraina berhasil meluncurkan serangan balik melawan Rusia.

Dikutip TribunWow dari rt, Antonov menjelaskan saat ini pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menjadikan Ukraina sebagai tempat pembuangan senjata mereka yang telah usang.

Baca juga: Pengakuan Warga Kherson yang Dikuasai Rusia, Ditakut-takuti Serangan Ukraina hingga Hidup Terasing

Foto kiri: Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan akan memobilisasi sebagian penduduk Rusia untuk membantu tentara di medan perang Ukraina, Rabu (21/9/2022). Foto kanan: Presiden AS Joe Biden saat tiba di Banda Internasional di Portland, Oregon, 21 April 2022.
Foto kiri: Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan akan memobilisasi sebagian penduduk Rusia untuk membantu tentara di medan perang Ukraina, Rabu (21/9/2022). Foto kanan: Presiden AS Joe Biden saat tiba di Banda Internasional di Portland, Oregon, 21 April 2022. (Kolase MANDEL NGAN/AFP dan Tangkapan Video The Guardian)

Baca juga: Rusia Sebut Ukraina dan AS Jebak Negara-negara Uni Eropa Jadi Budak Lewat Perjanjian Ini

Selain itu AS memanfaatkan momen konflik di Ukraina untuk melakukan uji lapangan senjata-senjata baru mereka demi keuntungan industri militer AS.

Antonov menyampaikan, AS tidak tertarik kepada solusi damai.

“Tujuan utama mereka (AS) adalah mengalahkan Rusia dengan cara apa pun," ujar Antonov.

"Mereka tidak akan berhenti mendorong Ukraina ke dalam petualangan bunuh diri," jelasnya.

Antonov menegaskan pada akhirnya bantuan senjata AS untuk Ukraina tidak akan berhasil memenangkan Ukraina melawan Rusia.

"Hanya politisi yang naif dan picik yang pengetahuan sejarahnya buruk, dapat berbicara tentang kemenangan atas Rusia di medan perang," tegas Antonov.

Pada Kamis (8/9/2022), AS mengumumkan daftar paket bantuan senjata terbaru untuk Ukraina.

Paket senjata terbaru ini total bernilai 675 juta USD atau setara Rp 10 triliun.

Dikutip TribunWow dari RT, seperti yang diketahui AS telah menyuplai Ukraina senjata sejak Agustus 2021.

Berikut daftar bantuan senjata terbaru dari AS untuk Ukraina:

Baca juga: Kini Resmi Diakui, Grup Tentara Bayaran Rusia Buka Kantor Pusat di Tengah Memanasnya Perang Ukraina

Pasukan militer AS memamerkan senjata HIMARS saat pameran militer di Arab Saudi, 6 Maret 2022.
Pasukan militer AS memamerkan senjata HIMARS saat pameran militer di Arab Saudi, 6 Maret 2022. (Fayez Nureldine/AFP)

1. Amunisi Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi alias High Mobility Artillery Rocket Systems (HIMARS)

2. Misil anti radiasi berkecepatan tinggi (HARM)

3. 36 ribu peluru artileri berukuran 105mm

4. Empat howitzer

5. 100 mobil lapis baja Humvee

6. 1,5 juta peluru

7. Lima ribu roket anti-tank

8. 50 ambulans lapis baja

9. Seribu unit ranjau anti-baja ukuran 155mm

10. Perangkat penglihatan malam (night vision)

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menjelaskan bahwa bantuan senjata telah membantu Ukraina bertahan dari serangan Rusia.

Austin turut mengajak NATO untuk siap terus membantu pasukan militer Ukraina dalam jangka waktu yang panjang. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Joe BidenAmerika SerikatRusiaUkrainaEkonomi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved