Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Sebut Ukraina dan AS Jebak Negara-negara Uni Eropa Jadi Budak Lewat Perjanjian Ini
Jubir Menlu Rusia menuding Ukraina dan AS tengah bekerjasama membuat perjanjian internasional yang isinya merugikan negara-negara Uni Eropa.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Amerika Serikat (AS) dan Ukraina saat ini dituding tengah berusaha menjadikan negara-negara Uni Eropa sebagai budak.
Tudingan ini disampaikan oleh juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova.
Dikutip TribunWow dari rt, Maria mengungkit soal proposal perjanjian internasional terbaru yang dirilis oleh Ukraina pada Selasa (13/9/2022).
Baca juga: Ikut Senang Serangan Balik Ukraina Berhasil, AS Sebut Putin Belum Kerahkan Seluruh Pasukan Rusia
Maria menyebut, proposal tersebut adalah sebuah jebakan ekonomi untuk negara-negara Uni Eropa yang dibuat oleh Ukraina dengan bantuan AS.
Maria menjelaskan, lewat proposal tersebut, AS berharap negara-negara Uni Eropa dapat bersumpah untuk terus memberikan bantuan ekonomi kepada Ukraina dalam jangka waktu yang belum ditentukan.
"Komitmen total mendukung rezim Kiev yang berarti pengorbanan bagi Uni Eropa," kata Maria.
Maria mengungkit bagaimana saat ini negara-negara Uni Eropa tengah direpotkan oleh urusan internal negara mereka yang kacau memperdebatkan cara bertahan melewati musim dingin.
Seperti yang diketahui Rusia menghentikan pasokan energi ke negara-negara Eropa seusai disanksi oleh AS serta Uni Eropa terkait konflik di Ukraina.
Berdasarkan keterangan Maria, kehidupan negara-negara di Uni Eropa semakin terpuruk seusai mereka mematuhi arahan AS terkait cara menanggapi isu konflik di Ukraina.
Dalam proposal yang diusulkan oleh Ukraina, Kiev ingin mendapat jaminan keamanan dari AS dan negara-negara aliansinya dalam jangka waktu yang tidak ditentukan hingga Ukraina bergabung secara resmi menjadi anggota NATO.
Pada proposal berjumlah 10 halaman ini, Ukraina juga meminta keberlangsungan suplai perlengkapan militer dari negara-negara penjamin (AS dan aliansinya).
Baca juga: Mulai Panik, Tokoh Rusia Khawatir Serangan Balasan Ukraina akan Gagalkan Operasi Khusus

Di sisi lain, Pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin disebut sempat berinisiatif menghubungi Ukraina menawarkan melakukan negosiasi damai dan gencantan senjata.
Menurut keterangan pemerintah Ukraina, kejadian ini terjadi beberapa hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melancarkan serangan balik.
Dikutip TribunWow dari rt, seperti yang diketahui saat ini serangan balik Ukraina berhasil memukul mundur pasukan militer Rusia di beberapa wilayah di Kharkiv.
Baca juga: Akui Kalah dari Ukraina? Rusia Ungkap Alasan Tarik Mundur Pasukan Militernya dari Kharkiv
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Olga Stefanishnya menjelaskan, saat Rusia menghubungi menawarkan negosiasi damai, pemerintah Zelensky menolak.