Breaking News:

Polisi Tembak Polisi

Berterima Kasih pada Bripka RR, Pengacara Brigadir J Janji Ringankan Hukuman jika Mau Jujur Soal Ini

Pengacara keluarga Brigadir J mengaku berterima kasih pada Bripka RR dan memintanya untuk jujur.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV
Terdakwa Ricky Rizal Wibowo alias Bripka RR saat persidangan perdana kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (17/10/2022). Terbaru, pengacara Brigadir J mengaku berterima kasih pada Bripka RR, Minggu (6/11/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Pengacara keluarga korban Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J mengaku berterima kasih pada terdakwa Ricky Rizal alias Bripka RR.

Dilansir TribunWow.com, pengakuan Bripka RR dinilai telah mematahkan adanya dugaan pelecehan dari Brigadir J pada atasannya, Putri Candrawathi.

Namun, masih ada hal yang mengganjal dari pengakuan Bripka RR yakni terkait kronologi pembunuhan oleh Ferdy Sambo.

Baca juga: Nilai Sidang Bharada E Tak Ideal, LPSK Duga Hakim Ingin Cek Kejujuran KM, Bripka RR dan Para Saksi

Sebagaimana diketahui, Bripka RR mengaku sempat diminta Putri memanggil Brigadir J saat mereka berada di rumah Magelang, Jawa Tengah.

Ketika itu, ia menunggui Putri dan Brigadir J yang sedang berbicara berdua di kamar sekitar 15 menit.

"Dalam hal ini saya sebenarnya mau berterima kasih karena salah satu keterangan saksi di Magelang yang menyatakan ada pertemuan 15 menit di ruangan, yang menggugurkan dalil kekerasan seksual," ungkap pengacara keluarga Brigadir J, Martin Simanjuntak dikutip kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Minggu (6/11/2022).

"Karena tidak ada korban kekerasan seksual yang mau bertemu dengan pelakunya."

Dalam penuturannya, Ricky menerangkan kronologi kejadian selama ia berada di Magelang mendampingi Putri dari Selasa (5/7/2022) hingga berangkat ke Jakarta pada Jumat (8/7/2022).

Selama berada bersama Putri, Bripka RR menegaskan tidak ada indikasi pelecehan seksual, bahkan pada hari di mana pihak Putri bersikeras dilecehkan.

"Saya ingat saat itu Ricky datang tanggal 5 (Juli), itu mereka kan pergi ke Jogja, ke mal, dan pada saat itu tidak tahu ada kekerasan seksual," kata Martin.

"Lalu di tanggal 6 atau 7 pagi ada perayaan ulang tahun perkawinan dan pada saat sampai di situ Ricky juga mengatakan tidak ada kekerasan seksual."

Salah satu adegan rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J. Dalam adegan ini tampak Brigadir J duduk di lantai dan PC berbaring di kasur.
Salah satu adegan rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J. Dalam adegan ini tampak Brigadir J duduk di lantai dan PC berbaring di kasur. (YouTube Kompastv)

Baca juga: Putri Candrawathi Ungkit Jasanya pada Brigadir J dan Reza, Ngaku sampai Keluar Puluhan Juta Rupiah

Meski berterima kasih, namun masih ada satu hal yang mengganjal di benak Martin.

Yakini ketika Bripka RR membantah telah melihat Ferdy Sambo menembak.

Padahal, terdakwa eksekutor Richard Eliezer alias Bharada E, mengatakan rekan seniornya tersebut juga berada di TKP.

"Tapi ada satu keterangan dari Ricky yang sampai saat ini masih jadi tanda tanya besar," ucap Martin.

"Mengenai Ricky tidak melihat Ferdy Sambo menembak, padahal Richard Eliezer mengatakan dengan jelas, ada Ricky di situ, Ricky pasti melihat."

Martin menduga Bripka RR sengaja menyembunyikan fakta tersebut lantaran merasa tak enak hati atau terintimidasi oleh Ferdy Sambo.

"Mungkin dia tidak kuat mental mengkhianati atasannya dengan mengatakan kesaksian yang benar," ujar Martin.

"Oleh karena itu, saya berharap nantinya pada saat pemeriksaan terdakwa, pada saat Ricky diperiksa katakanlah yang sebenarnya."

Kepada pengacara Bripka RR, Erman Umar, Martin berjanji akan menjembatani perdamaian dengan keluarga Brigadir J.

Sehingga, hukuman bagi Bripka RR bisa lebih diringankan dengan adanya pengampunan dari pihak Brigadir J.

"Kalau nanti Ricky mengatakan yang sebenar-benarnya, saya janji saya akan wakili Abang dan Ricky untuk mengatakan ke keluarga, 'Ayo kita ringanin anak ini', demikian."

Baca juga: Terancam Tersangka, Kodir ART Ferdy Sambo Disebut Cengengesan karena Sembunyikan Rasa Bersalah

Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 11.16:

Kronologi di Magelang Versi Bripka RR

Insiden di Magelang, Jawa Tengah, disebut-sebut menjadi motif pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dilansir TribunWow.com, menurut pengakuan tersangka Ferdy Sambo, saat itu terjadi insiden pelecehan pada istrinya, Putri Candrawathi.

Sang ajudan, Bripka Ricky Rizal alias Bripka RR pun membeberkan mengenai kejadian di Magelang dari kacamatanya.

Baca juga: Sebut KM dan RR Beri Pengakuan Tak Masuk Akal soal Ferdy Sambo, Lawyer Bharada E Ungkit Rekonstruksi

Menurut kuasa hukumnya, Erman Umar, Bripka RR saat itu ditugaskan mengirim barang untuk anak Ferdy Sambo dan Putri yang bersekolah di Magelang.

Bripka RR awalnya berangkat dengan sopir Kuat Maruf, sebelum kemudian pergi lagi dengan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E.

Namun ketika pulang, mereka tak mendapati siapa pun di lantai satu rumah singgah Ferdy Sambo tersebut.

Keduanya lalu naik ke lantai atas dan mendapati ART Putri, Susi sedang menangis.

"Mereka naik ke tangga atas, di tangga atas dia melihat Susi nangis," kata Erman dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Kamis (8/9/2022).

Bripka RR kemudian masuk ke kamar Putri dan diminta memanggil Brigadir J.

"Setelah bertanya ke Kuat ada apa, dia naik ke atas, dia melihat ke kamar ibu, ibu baring ke kamarnya, ditanya sama RR, 'Ada apa Bu?'."

"Tapi Ibu tidak langsung menjawab ini, dia malah bertanya, 'Yosua di mana?', malah bertanya Yosua."

Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi ketika mememerankan adegan rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah jalan Saguling, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022).
Istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi ketika mememerankan adegan rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah jalan Saguling, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). (YouTube POLRI TV RADIO)

Baca juga: Irma Hutabarat Nilai Janggal Isu Pelecehan Putri oleh Brigadir J: Masih Semobil, Barangnya Dibawakan

Ketika itu, Putri terlihat seperti sedang sakit, namun tak tampak menangis atau menunjukkan tanda janggal lainnya.

"Ibunya baring, memang kayak sakit, baring pakai satu bantal," beber Erman.

Kemudian Bripka RR memenuhi perintah atasannya dan hendak mencari Brigadir J di lantai bawah.

Ketika itu, ia melihat Brigadir J hendak masuk ke kamar Putri namun dilarang oleh Kuat.

"Tahu-tahu Yosua mau masuk lagi ke kamar Ibu, dihalangi oleh Pak Kuat, itu dilihat oleh RR," sebut Erman.

"Dia merasa ada pertengkaran antara Kuat dengan Yosua, sehingga RR menjaga. Akhirnya Yosua mengalah dan turun."

Ia sempat bertanya pada Kuat maupun Yosua mengenai perkara yang terjadi.

Namun keduanya sama-sama memberikan jawaban yang kurang memuaskan.

"Sempat bertanya ke Kuat, 'Pak, kenapa Yosua? Kenapa Bapak kok tegang?', dijawab, 'Karena Yosua naik ke tangga, mau dia lari, akhirnya saya bingung'," tutur Erman.

"Yang kedua dia tanya ke Yosua, 'Yosua ada apa dengan Bang Kuat?', agak marah juga, 'Iya Bang, saya enggak ngerti kenapa itu Om Kuat marah-marah sama saya'."(TribunWow.com/Via)

Berita lain terkait

Tags:
Polisi Tembak PolisiBrigadir JBripka RRFerdy SamboPutri Candrawathi
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved