Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pakar Nilai Rusia Berusaha Tarik Simpati Umat Beragama agar Termotivasi Ikut Perang di Ukraina

Ahli menilai Rusia berusaha menarik simpati umat muslim dan kristiani agar terdorong ikut berperang di Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
YouTube The Telegraph
Potret Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov bersama anak dan pasukannya militernya yang mayoritas adalah umat muslim yang pro akan Presiden Rusia Vladimir Putin. 

Pemerintah Ukraina sendiri sempat memanfaatkan momen ibadah di hari Minggu untuk merekrut para warga sipil untuk mendaftar wajib militer.

Momen perekrutan ini terjadi di sebuah gereja di Lviv, Minggu (3/7/2022).

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, kebijakan pemerintah merekrut ketika warga beribadah kemudian menuai protes dari para pendeta.

"Pendeta yang marah menelepon. Mereka memiliki alasan untuk marah," ujar anggota Partai Solidaritas Eropa, Nikolay Knyazhnitsky.

Nikolay menjelaskan, ada banyak cara untuk mengundang warga mendaftar wajib militer, di antaranya adalah mendatangi rumah ataupun tempat kerja.

Nikolay tak setuju apabila jemaat yang sedang pergi ke gereja dihampiri untuk direkrut.

"Orang-orang pergi ke sana (gereja) untuk perlindungan dan dukungan spiritual. Ini bukanlah tempat di mana seseorang berjalan-jalan dan membagikan pemberitahuan di tengah ibadah."

Baca juga: Konflik Makin Tak Terkendali, Rusia Serukan Warga Ukraina di Kherson Perangi Tentaranya Sendiri

Potret pasukan militer Rusia melakukan parade hari kemenangan pada Mei 2022. Terbaru, ilustrasi tentara Rusia.
Potret pasukan militer Rusia melakukan parade hari kemenangan pada Mei 2022. Terbaru, ilustrasi tentara Rusia. (YouTube The Independent)

Putin Paksa Etnis Minoritas Rusia

Pada 14 Oktober, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa perintah mobilisasi parsialnya akan selesai pada akhir bulan.

Dilansir TribunWow.com, Putin menyebut 222.000 orang telah direkrut dari target 300.000 dan tidak ada rencana untuk perekrutan lebih lanjut.

Namun, muncul laporan tentang dampak perang yang tidak proporsional terhadap orang-orang Rusia dari daerah miskin dan etnis minoritas.

Ribuan pria dari Chechnya bersedia menawarkan bantuan kepada angkatan bersenjata Rusia. Dilihat dari video APTN, ada 12.000 sukarelawan lokal berkumpul di alun-alun pusat ibukota regional, Grozny. Pernyataan itu diungkapkan Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov saat militer Moskow melakukan serangan hari kedua di Ukraina, Pada Jumat (25/2/2022).
Ribuan pria dari Chechnya bersedia menawarkan bantuan kepada angkatan bersenjata Rusia. Dilihat dari video APTN, ada 12.000 sukarelawan lokal berkumpul di alun-alun pusat ibukota regional, Grozny. Pernyataan itu diungkapkan Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov saat militer Moskow melakukan serangan hari kedua di Ukraina, Pada Jumat (25/2/2022). (youtube kompastv)

Baca juga: Pria Lumpuh hingga Pekerja Migran Rusia Dijemput Paksa Tengah Malam untuk Dikirim Perang ke Ukraina

Ketika Putin mendeklarasikan dekrit tersebut empat minggu sebelumnya, proses mobilisasi yang kacau memicu protes secara nasional.

Langkah ini juga menuai kritik dari politisi dan tokoh masyarakat yang dekat dengan Kremlin, mengungkapkan ketegangan di dalam elit politik Rusia.

Adapun menurut data yang dikumpulkan oleh media independen Rusia, sejumlah daerah dengan populasi minoritas yang tinggi paling banyak menderita korban dalam perang.

Victoria Maladaeva, wakil presiden Yayasan Free Buryatia, membeberkan tentang perang di Ukraina dan dampaknya terhadap Republik Buryatia, sebuah wilayah federal dan tanah air bersejarah orang-orang Pribumi Buryat yang terletak di perbatasan Rusia dengan Mongolia.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr Zelensky
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved