Konflik Rusia Vs Ukraina
Pakar Ungkap Apa yang akan Terjadi pada Konflik Rusia Vs Ukraina jika Tiba-tiba Putin Lengser
Pakar menjelaskan apa yang akan terjadi pada konflik Rusia Vs Ukraina dalam skenario jika Putin tiba-tiba tak lagi berkuasa.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Akankah perang Rusia Vs Ukraina berakhir jika Presiden Rusia Vladimir Putin tak lagi berkuasa?
Analis, politisi senior, sekaligus peneliti di Korporasi RAND, Shawn Cochran berusaha menjawab skenario ini.
Dikutip TribunWow dari Skynews, Cochran telah menganalisa sikap dari 85 pimpinan negara yang memimpin di saat negara mereka terlibat perang.
Baca juga: Wakil PBB: Rudapaksa dan Kekerasan Seksual Dipakai Rusia sebagai Bagian Strategi Militer di Ukraina
Menurut Cochran pemimpin yang baru rentan terhadap tekanan domestik terkait langkah menghentikan perang.
Untuk menghindari tekanan tersebut, para pemimpin yang baru diketahui akan berperilaku menyesuaikan situasi dan kondisi.
Cochran menyampaikan, untuk menghindari disalahkan masyarakat jika perang berakhir tidak sesuai yang diinginkan, para pemimpin negara akan terus berperang meskipun harapan untuk menang sangat tipis.
"Banyak pemimpin baru berperilaku seperti pendahulu mereka dan terbukti tidak mampu atau tidak mau mengurangi kerugian negara dan mencari perdamaian," ujar Cochran.
Cochran menerangkan, akan sangat berisiko bagi penerus Putin jika tiba-tiba mengeluarkan kebijakan menghentikan perang.
"Ini berlaku bahkan untuk penerus yang menentang atau tidak secara terbuka mendukung perang Putin sebelum menjabat. Dengan demikian, perang Putin mungkin akan berlanjut tanpa Putin," pungkas Cochran.
Di sisi lain, Putin mengatakan tidak ada rencana untuk menyerang Ukraina secara besar-besaran dalam waktu dekat.
Dilansir TribunWow.com, Putin mengatakan bahwa mobilisasi militer warga Rusia juga akan dihentikan dalam beberapa minggu.
Di sisi lain, Putin menekankan bahwa pihaknya tidak memiliki niat untuk bentrok langsung dengan NATO.
Namun ia juga mengaku tak menyesal dan membantah berencana untuk menghancurkan Ukraina.
Baca juga: Dokumen Rusia Bocor, Terungkap Rancangan Rekonstruksi Mariupol setelah Berhasil Direbut dari Ukraina
Dilaporkan Al Jazeera, Jumat (14/20/2022), Putin menyatakan hal tersebut pada konferensi pers di ibukota Kazakhtan, Astana.
Ia mengatakan bahwa 'mobilisasi parsial' yang diumumkan bulan lalu, telah selesai dan akan berakhir dalam waktu dua minggu.