Konflik Rusia Vs Ukraina
Wakil PBB: Rudapaksa dan Kekerasan Seksual Dipakai Rusia sebagai Bagian Strategi Militer di Ukraina
Rusia dituding menggunakan aksi rudapaksa dan kekerasan seksual sebagai bagian dari strategi militernya di Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Rusia dituding menggunakan aksi rudapaksa dan kekerasan seksual sebagai bagian dari strategi militernya di Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, hal tersebut diklaim sebagai taktik yang disengaja untuk memperlakukan korban secara tidaak manusiawi.
Kesimpulan tersebut ditarik setelah diadakannya penyidikan dan mendengar kesaksian para korban.
Baca juga: Tentara Rusia Dituding Rudapaksa 25 Gadis di Ruang Bawah Tanah Bucha, 9 di Antaranya Hamil
"Ketika wanita ditahan selama berhari-hari dan dirudapaksa, ketika mereka mulai merudapaksa anak laki-laki dan pria, ketika Anda melihat serangkaian mutilasi alat kelamin, ketika Anda mendengar wanita bersaksi tentang tentara Rusia yang dilengkapi dengan Viagra, itu jelas merupakan strategi militer," tegasnya.
Tak hanya itu, para tentara yang melakukan kekerasan seksual maupun rudapaksa sempat mengatakan sesuatu pada para korbannya.
Rata-rata mereka berusaha menciptakan rasa trauma dan mengatakan bahwa perbuatan itu dilakukan sebagai hukuman.
"Dan ketika para korban melaporkan apa yang dikatakan selama rudapaksa, itu jelas merupakan taktik yang disengaja untuk tidak memanusiakan para korban," ujar Pramila Patten.

Baca juga: Dirudapaksa 12 Jam oleh Sejumlah Tentara Rusia, Ibu 4 Anak di Ukraina Menangis Memilih Mati
PBB telah memverifikasi lebih dari seratus kasus rudapaksa atau serangan seksual di Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari, mengacu pada laporan PBB yang dirilis pada akhir September.
"Laporan itu mengkonfirmasi kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh pasukan Rusia, dan menurut kesaksian yang dikumpulkan, usia korban kekerasan seksual berkisar antara empat hingga 82 tahun," ucap Pramila Patten.
Para korban sebagian besar adalah wanita dan anak perempuan, tetapi juga pria dan anak laki-laki.
"Sangat sulit untuk memiliki statistik yang dapat diandalkan selama konflik aktif, dan jumlahnya tidak akan pernah mencerminkan kenyataan, karena kekerasan seksual adalah kejahatan diam-diam yang sebagian besar tidak dilaporkan," pungkasnya.
Baca juga: Disaksikan Ibunya, Bocah Laki-laki 11 Tahun di Ukraina Jadi Korban Rudapaksa Tentara Rusia
Pengaduan Korban Rudapaksa oleh Tentara Rusia
Setelah mundurnya pasukan Rusia dari Bucha, Kateryna Cherepakha, presiden La Strada-Ukraina, mengatakan hotline darurat organisasinya telah menerima sejumlah telepon berisi pengaduan.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Rabu (13/4/2022), para warga Ukraina itu menuduh tentara Rusia atas sembilan kasus pemerkosaan yang melibatkan 12 wanita dan anak perempuan.
"Ini hanyalah puncak gunung es. Kami tahu dan melihat, dan kami ingin anda mendengar suara kami, bahwa kekerasan dan pemerkosaan sekarang digunakan sebagai senjata perang oleh penjajah Rusia di Ukraina," kata Cherepakha saat berbicara di hadapan dewan PBB.