Tragedi Arema Vs Persebaya
Buntut Gas Air Mata Expired di Kanjuruhan, Pengamat Sorot Anggaran Rutin dan Indikasi Dugaan Korupsi
Pengamat menyoroti adanya indikasi dugaan kasus korupsi buntut dari penggunaan gas air mata yang telah kadaluarsa dalam tragedi Kanjuruhan.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
"Ini semua karena keterbatasan saya tidak bisa menangani mereka yang tidak berdosa, saya minta maaf kepada keluarga korban, dan seluruh Aremania, penonton dan suporter Indonesia, saya mohon maaf sebagai Ketua Panpel tidak bisa menyelamatkan," kata Abdul Haris.
Selanjutnya, Abdul Haris membeberkan fakta terkait efek gas air mata pada korban.
Abdul Haris merasakan perbedaan pada dampak gas air mata.
Berkaca pada kejadian tahun 2018 lalu, ternyata pernah terjadi juga pelontaran gas air mata, tepatnya setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Abdul Haris menjelaskan efek gas air mata kala itu bisa hilang dengan kapas dan air.
Baca juga: 6 Tersangka Dianggap Lalai di Tragedi Kanjuruhan, KontraS Rasakan Kejanggalan seusai Laga Arema FC
Namun pada kejadian kali ini, efek gas air mata membuat wajah korban tragedi Kanjuruhan membiru.
"Yang saya rasakan tanggal 1 dengan ketika kejadian tahun 2018 (berbeda), tahun 2018 Aremania bergeletak masih bisa dikipas, dikasih air, tapi ini (peristiwa tahun 2022) tidak bisa apa-apa, korbannya saya lihat mukanya biru-biru," kata Abdul Haris.
Lantas Abdul Haris meminta pihak kepolisian mengusut tuntas penyebab korban meninggal di malam mencekam Stadion Kanjuruhan.
Pasalnya, keponakan Abdul Haris juga menjadi korban tragedi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut.
"Saya minta diotopsi saudara-saudaraku, apakah meninggal karena gas air mata atau desakan-desakan, tolong diusut yang memiliki kewenangan, keponakanku jadi korban," ujar Abdul Haris.

Baca juga: Sebagian Aremania Trauma Atas Tragedi Kanjuruhan, Mengaku Takut untuk Dukung Arema FC di Stadion
FIFA Resmi Tak Beri Sanksi Indonesia seusai Insiden Arema FC Vs Persebaya
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi umumkan tak akan beri sanksi untuk Indonesia seusai tragedi Kanjuruhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Dilansir TribunWow.com dari laman resmi pssi.org, FIFA telah mengambil sikap tak beri sanksi Indonesia melainkan justru memberikan bantuan serta pendampingan atas insiden mengerikan di Stadion Kanjuruhan yang merenggut nyawa hingga 131 orang.
Dalam keterangannya, PSSI menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) yang telah turut membantu secara responsif menindak tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pekan lalu.
Selain itu, PSSI juga mengcapture surat resmi FIFA yang ditujukan kepada Presiden Jokowi yang berisi keputusan terkait insiden Stadion Kanjuruhan yang langsung di tanda tangani oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino.