Tragedi Arema Vs Persebaya
Ada Sabotase di Tragedi Kanjuruhan? Mahfud MD: Jangan-jangan Ada yang Sengaja Buat Kerusuhan
Menko Polhukam Mahfud MD menyebutkan adanya kemungkinan sabotase dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022).
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Menko Polhukam Mahfud MD mengakui adanya kemungkinan sabotase dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu (1/10/2022).
Dilansir TribunWow.com, Mahfud MD merasa curiga adanya unsur kesengajaan untuk menimbulkan kerusuhan.
Mahfud MD juga menyinggung terkait kejanggalan penolakan PT LIB untuk mengubah jam pertandingan.
Baca juga: Jadi Tersangka, Ketua Panpel Arema Abdul Haris Menangis Kehilangan Ponakan Buntut Tragedi Kanjuruhan
Sebagaimana diketahui, Mahfud MD merupakan ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang bertugas mengusut tuntas penyebab tragedi Kanjuruhan.
Tim tersebut bertugas melihat fakta dan menilik kemungkinan dari segala sisi sehingga dapat ditetapkan pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Dalam penyidikannya, Mahfud MD mendalami dugaan adanya sabotase dalam laga Arema FC versus Persebaya tersebut.
Pasalnya, seluruh prosedur pengamanan pelaksanaan pertandingan sudah sangat jelas dan terstruktur.
Sehingga adanya kelalaian yang berakibat fatal tersebut dirasa janggal oleh Mahfud MD.
"Seupama kan, saya bilang mungkin saja ada sabotase," ucap Mahfud MD dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Jumat (7/10/2022).
"Misalnya begini yang saya pikir, itu kan sudah jelas prosedurnya, sudah jelas siapa yang harus memberikan komando, bagaimana seharusnya itu dilakukan sebelum pertandingan."
"Kok bisa terjadi begitu, jangan-jangan ini ada sabotase yang sengaja untuk menyabot pertandingan yang berjalan baik ini menjadi kerusuhan, itu bisa saja."

Baca juga: 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Direktur PT LIB hingga Polisi yang Komando Tembak Gas Air Mata
Sebagaimana diketahui, pertandingan tersebut diputuskan oleh pihak penyelenggara, PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), untuk dilaksanakan pada pukul 20.00 WIB.
Padahal, pihak kepolisian sudah meminta agar pertandingan tersebut dimajukan pukul 15.30 WIB untuk menghindari tensi tinggi.
Fakta ini turut menjadi sorotan Mahfud MD yang merasa heran dengan keputusan penyelenggara.
"Makanya kita masih dalami termasuk mungkin urusan-urusan yang banyak muncul terkait dengan rating dari media, kick off-nya," kata Mahfud MD.
"Kenapa polisi sudah resmi kirim surat agar dimajukan jam 15.30 WIB, kok masih tidak mau, Liga Indonesia Baru (PT LIB) tidak mau."
Menurut Mahfud MD, ada yang menyebutkan bahwa jam pertandingan tersebut sengaja dipilih pada malam hari demi menaikkan rating stasiun TV berkaitan dengan pendapatan iklan.
Faktor ini juga akan menjadi perhatian bagi TGIPF yang masih terus bekerja melakukan penyidikan.
"Lalu beberapa sumber menyebutkan itu tawar-menawar dengan media massa karena menyangkut soal iklan, menyangkut soal rating," ujar Mahfud MD.
"Itu nanti kita semua dalami, jangan sampai hanya karena urusan itu nyawa orang bisa terancam."
Baca juga: Ini Reaksi Mahfud MD saat Ditantang Najwa Shihab Ikut Tanda Tangan Petisi Iwan Bule Mundur dari PSSI
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 12.45:
Mahfud MD Sindir PSSI
Tepuk tangan ramai bersaut-sautan saat Menko Polhukam Mahfud MD memberikan sindiran kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Sindiran ini dilontarkan oleh Mahfud MD ketika menghadiri acara Mata Najwa, Kamis (6/10/2022) yang membahas soal tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Dikutip TribunWow, pada saat itu hadir sejumlah Aremania yang menjadi korban dan saksi mata hingga suporter dari klub lain.
Baca juga: Mahfud MD Tak Tutupi Kemungkinan Adanya Suporter Jadi Tersangka di Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan
Awalnya Mahfud menjawab pertanyaan Najwa Shihab soal nasib PSSI.
Mahfud menegaskan PSSI sudah dijadwalkan untuk diperiksa.
"PSSI itu seringkali melakukan kesalahan-kesalahan sejak dulu, bukan hanya yang sekarang," kata Mahfud disambut tepuk tangan oleh para penonton acara Mata Najwa yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Mahfud menjelaskan, selama ini ketika terjadi kerusuhan di sepak bola, PSSI kerap membentuk sendiri tim investigasi namun tidak ada kelanjutannya alias tidak ada kabar.
"Sekarang presiden minta investigasi independen saja," kata Mahfud.
Kemudian Mahfud menjelaskan bagaimana selama ini pemerintah sulit untuk melakukan tindakan kepada PSSI karena status PSSI yang terikat pada aturan FIFA.
"Terkadang kita mau melakukan tindakan di lapangan terhadap PSSI, itu oleh FIFA tidak boleh, ada aturannya," kata Mahfud.
Di sisi lain, Ketua Umum (Ketum) PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule memberikan sikap atas banyaknya desakan kepada dirinya untuk out atau mundur.
Desakan kepada Iwan Bule tersebut tentunya tidak terlepas dengan kejadian kelam di Stadion Kanjuruhan.
Diketahui, sebanyak 131 jiwa dikabarkan meninggal dunia setelah menyaksikan laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022).
Dilansir oleh TribunWow.com, Iwan Bule adalah satu di antara sosok yang mendapat sorotan tajam seusai tragedi tersebut terjadi.
Iwan Bule beserta jajarannya di PSSI diminta untuk bertanggung jawab atas insiden naas di markas Arema FC tersebut.
Baca juga: Bos Persis Kaesang Tanggapi soal Dirinya yang Dijagokan Jadi Ketum PSSI, Netizen Malah Sindir Jokowi

Selain itu, mayoritas suporter-suporter klub di Indonesia meminta kepada Iwan Bule untuk mundur dar jabatannya sebagai Ketum.
Menyadari banyaknya desakan yang ia dapat, Iwan Bule memberi respons enteng.
Iwan Bule mengatakan bahwa setiap orang bebas berpendapat, termasuk bagi mereka yang memintanya untuk mundur dari PSSI.
"Ya (soal) desakan semua orang boleh bicara apa saja," tutur Iwan Bule dikutip dari BolaSport.com via Bolanas.com pada Selasa (4/10/2022).
Baca juga: Cerita Silvio Junior ke Media Brasil terkait Tragedi Arema FC Vs Persebaya, seperti Sebuah Perang
Terlepas dari hal tersebut, Iwan Bule dan pihaknya mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya ratusan orang akibat insiden di Kanjuruhan.
"PSSI menyampaikan duka yang mendalam terkait insiden ini. Kami juga meminta maaf kepada keluarga korban dan semua pihak," ujar Iwan Bule.
Iwan Bule berharap, kejadian mengerikan di Kanjuruhan tak lagi terulang.
Iwan Bule mengaku, pihaknya telah menyiapkan tim untuk melakukan investigasi dan sudah bekerja sejak Senin (3/10/2022).
"Tentu menjadi evaluasi PSSI agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi," kata Iwan Bule.

Baca juga: Mahfud MD Soroti Jam Tanding Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan: Ada Jaringan-jaringan Bisnis
"Kami juga langsung membentuk tim investigasi untuk insiden ini. Tim sudah bekerja mulai hari ini (Senin)," pungkasnya.
Akibat insiden di Kanjuruhan, Arema FC dijatuhi beberapa sanksi oleh Komite Disiplin (Komdis) PSSI.(TribunWow.com/Via/Anung/Krisna/Khis)