Polisi Tembak Polisi
VIDEO Anggota DPR dan Kombes Polri yang Diduga Bela Ferdy Sambo soal Kasus Brigadir J Diungkap IPW
Ketua IPW berikan klarifikasi terkait adanya anggota DPR yang melakukan komunikasi dengan soal kasus pembunuhan berencana Ferdy Sambo.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Sugeng Teguh Santoso selaku Ketua Indonesia Police Watch (IPW), memberikan klarifikasinya kepada Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI terkait adanya anggota DPR yang melakukan komunikasi dengannya soal kasus Ferdy Sambo.
Sugeng Teguh Santoso mengaku ada dua orang anggota DPR yang menghubunginya dan membahas soal kasus pembunuhan berencana Brigadir J yang membuat mantan Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, menjadi tersangka.
Tetapi, Sugeng enggan menyebutkan identitas dua anggota DPR tersebut di depan publik.
Sugeng hanya ingin mengungkapnya kepada MKD secara tertutup
Hal tersebut disampaikan Sugeng dalam rapat bersama MKD DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Kamis (25/8/2022).
Sugeng menyebut, anggota DPR yang pertama menghubunginya pada 12 Juli 2022, sekitar pukul 24.00 WIB.
Awalnya, anggota dewan tersebut menghubungi via WhatsApp dan mengirim berita dari Komnas Perempuan soal perlunya Putri Candrawathi dilindungi.
Baca juga: VIDEO Putri Chandrawathi Bisa 2 Kali Lolos Penahanan meski Sudah Jadi Tersangka, Ini Alasannya
Diketahui, awalnya Putri Candrawathi diduga menjadi korban pelecehan oleh Brigadir J.
Tapi, faktanya kini ia menjadi tersangka dan turut serta dalam insiden pembunuhan berencana pada ajudannya itu.
Namun, Sugeng mengaku sempat tersinggung dengan anggota dewan tersebut karena ia sempat memanggilnya dengan sebutan 'Dinda.'
"Nah pada tanggal 12 Juli, ini baru masuk ini soal hubung-menghubungi, kalau tidak salah pukul 24.00 WIB, ada dua anggota dewan. Satu pertama mengirim WhatsApp, ada di saya."
"Yang satu mengirim WhatsApp berita dari Komnas Perempuan yang intinya bahwa nyonya PC harus dilindungi. Ternyata Nyonya PC sekarang tersangka kan."
"Ada 2 berita. Karena banyak sekali itu (chat WhatsApp) tertumpuk, akhirnya yang bersangkutan menelepon saya 12 Juli 2022."
"Setelah kita rilis semuanya itu, menghubungi saja (anggota DPR), ada sedikit ketegangan ketika saya dihubungi, karena saya tersinggung."
"Ketika dia bilang panggil Dinda, orang ini saya tidak tahu, saya tidak sebut namanya. Dia apakah lebih tua dari saya atau tidak, tapi yang pasti saya ini tidak pernah menjadi adik asuhnya."