Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Nyatakan akan Hormati Indonesia, Rusia Sebut Tak Peduli soal Kehadiran Zelensky di KTT G20

Menlu Rusia menyatakan tidak peduli apakah nanti Presiden Ukraina Zelensky akan hadir di KTT G20 atau tidak.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Alexander Shcherbak/TASS
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, Selasa (28/6/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin telah dipastikan akan hadir dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) G20 yang akan digelar di Bali, Indonesia pada bulan November 2022 mendatang.

Selain mengundang Putin, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) diketahui turut mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk datang ke KTT G20.

Dikutip TribunWow.com dari Tass.com, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan bahwa Rusia tidak peduli apakah nantinya Zelensky akan benar-benar hadir atau tidak.

Baca juga: Singgung soal Jokowi, Rusia Sindir Italia yang Sebut Putin Tak Diundang Hadir Langsung di KTT G20

"Saat ini Zelensky adalah bagian yang tak terpisahkan dari pertemuan apapun," ungkap Lavrov, Selasa (28/6/2022).

Menurut Lavrov, Zelensky dengan senang hati memberikan pidato berlinang air mata dalam pertemuan.

"Rusia tidak peduli," kata Lavrov soal kepastian apakah Zelensky akan hadir atau tidak.

"Tetapi kita selalu menghormati aksi negara tuan rumah (Indonesia)," kata Lavrov.

Sebelumnya kepastian kehadiran Putin diumumkan oleh pemerintah Rusia pada Senin (27/6/2022).

Dikutip TribunWow.com, media asal Rusia RT.com menyoroti bagaimana Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tetap mengundang Putin meskipun sejumlah negara barat memprotes meminta agar Rusia dikeluarkan dari acara G20.

Baca juga: Presenter Rusia Sebut Putin Siap Hadapi NATO dan Baru Kerahkan 18 Persen Kekuatan di Ukraina

RT.com mengungkit bagaimana Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah mengutarakan ketidaksetujuannya langsung kepada Jokowi soal kehadiran Putin di G20.

Media Rusia ini menilai Jokowi tidak menyerah terhadap tekanan yang diberikan oleh negara-negara barat dan tetap mengundang Putin sesuai rencana.

Sebelumnya, dikutip TribunWow.com dari Instagram @jokowi, Jokowi mengatakan satu dari beberapa tujuan perjalanan luar negerinya kali ini adalah melakukan misi perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Sebelum menemui Presiden Rusia Vladimir Putin, Jokowi mengatakan akan lebih dulu mengunjungi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Jokowi menegaskan keinginannya untuk mengajak Putin dan Zelensky agar mau berdialog mengakhiri perang yang sudah berlangsung sejak Februari 2022 lalu.

Di akhir pesannya, Jokowi meminta doa dari masyarakat Indonesia.

Berikut caption lengkap yang ditulis Jokowi:

"Saya bersama Ibu Negara dan rombongan terbatas, hari ini memulai perjalanan kunjungan ke beberapa negara.

Pertama-tama, saya ke Munich, Jerman, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7. Di acara ini, Indonesia hadir sebagai negara mitra G7, sekaligus sebagai pemegang presidensi G20.

Dari Jerman, saya memulai misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia. Saya akan mengunjungi Ukraina bertemu dengan Presiden Zelenskyy, lalu ke Rusia menemui Presiden Vladimir Putin. Di dua negara tersebut, saya mengusung misi yang sama: mengajak kedua pemimpin untuk membuka ruang dialog dan menghentikan perang.

Setelah itu, saya ke Persatuan Emirat Arab untuk melanjutkan kembali pembahasan kerja sama ekonomi dan investasi antara kedua negara.

Mohon doa dari rakyat di seluruh Tanah Air untuk lancarnya perjalanan ini."

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT ASEAN-Rusia 18-20 Mei 2016.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di KTT ASEAN-Rusia 18-20 Mei 2016. (YouTube Sekretariat Presiden)

Baca juga: Putin Dituduh Seret Sahabatnya agar Terlibat Konflik di Ukraina, Rusia Dituding Lakukan Provokasi

Konflik antara Rusia dan Ukraina sampai saat ini masih terus terjadi meskipun beberapa kali telah diadakan perundingan damai.

Semenjak gagalnya perundingan damai di Turki, belum ada lagi agenda besar perundingan damai yang dilakukan oleh Rusia dan Ukraina.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, namun NATO justru meyakini konflik antara Rusia dan Ukraina akan berakhir lewat negosiasi.

Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Sabtu (25/6/2022).

"Kemungkinan besar, perang ini akan berakhir di meja negosiasi," kata Stoltenberg.

Stoltenberg menjelaskan, saat ini tanggung jawab NATO adalah untuk memastikan Ukraina memiliki posisi yang kuat saat melakukan perundingan dengan Rusia agar kedaulatan negara di Eropa tetap terjaga.

Menurut Stoltenberg, cara paling ampuh untuk membantu Ukraina adalah dengan mengirimkan bantuan militer, ekonomi, hingga sanksi terhadap musuh Ukraina yakni Rusia.

Saat ditanya kapan negosiasi damai akan terwujud, Stoltenberg menolak untuk berkomentar.

Baca juga: Sempat Diunggah di Medsos, Walikota di Jerman hingga Spanyol Video Call dengan Pejabat Ukraina Palsu

"Perdamaian selalu dapat dicapai jika Anda menyerah," kata dia.

"Namun Ukraina berperang demi kemerdekaannya, demi haknya untuk berdiri, demi hak untuk menjadi negara demokrasi tanpa menyerah kepada kekuatan Rusia."

"Dan Ukraina siap untuk membayar harga yang sangat tinggi untuk mengorbankan diri mereka demi nilai-nilai tersebut."

"Bukan hak kita untuk menjelaskan kepada mereka sejauh mana pengorbanan harus dilakukan," papar Stoltenberg.

(TribunWow.com/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVladimir PutinVolodymyr ZelenskyKTT G20JokowiSergey Lavrov
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved