Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Disangsikan Ukraina, Putin Bersedia Beri Jaminan Keselamatan Bersayarat agar Kiev Bisa Ekspor Gandum

Presiden Rusia Vladimir Putin bersedia jamin keamanan ekspor gandum Ukraina dengan syarat berikut.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AFP/Alexey Nikolski
Presiden Rusia Vladimir Putin. Terbaru, Putin bersedia beri jaminan keselamatan untuk Ukraina agar dapat mengekspor gandum, Rabu (8/6/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin bersedia jamin keamanan ekspor gandum Ukraina.

Rusia tidak akan menggunakan pelabuhan Ukraina untuk tujuan militer dan setuju untuk meresmikan kesepakatan yang sesuai.

Hal ini diungkapkan setelah ramainya tekanan global atas kebutuhan pangan dari pasokan gandum Ukraina.

Petani Ukraina memuat gandum di mesin untuk disemai di ladang sebelah timur Kyiv pada 16 April 2022.
Petani Ukraina memuat gandum di mesin untuk disemai di ladang sebelah timur Kyiv pada 16 April 2022. (AFP/ Genya Savilov)

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Rabu (8/6/2022), menurut Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Moskow siap untuk membahas dengan Kiev mengenai ekspor gandum Ukraina melalui mediasi PBB.

Tetapi ia menekankan bahwa solusi dari masalah ini hanya tergantung pada Ukraina.

Sementara itu, Turki yang sedikit banyak bergantung pada ekspor gandum Ukraina, selain Afrika dan Timur Tengah, ikut berperan aktif.

Ankara percaya mekanisme ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina dapat dibuat dan disepakati oleh Rusia, Ukraina, Turki dan PBB.

Mengenai hal ini, Lavrov siap berkoordinasi dengan Ankara untuk memastikan keselamatan kapal yang meninggalkan pelabuhan Ukraina.

Namun ia mengatakan satu-satunya masalah adalah posisi Kiev, yang sejauh ini menolak membersihkan ranjau ranjau perairan teritorialnya.

"Namun jika sekarang, seperti yang rekan Turki kami katakan, pihak Ukraina siap untuk memberikan jalan, mari berharap masalahnya akan diselesaikan. Jika rezim Kiev siap, kami akan dengan senang hati bekerja sama," tutur Lavrov.

Ia mengatakan bahwa Rusia siap untuk pertemuan yang dimediasi PBB dengan Ukraina.

Namun, ia menilai partisipasi Kiev hanyalah bersifat simbolis, karena untuk menyelesaikan masalah, Ukraina tinggal membiarkan kapal meninggalkan pelabuhan mereka.

Pada saat yang sama, Lavrov menekankan bahwa masalah ekspor biji-bijian, yang coba disajikan oleh Barat dan Kiev sebagai bencana global, tidak ada hubungannya dengan krisis pangan dunia.

"Pangsa biji-bijian yang dimaksud adalah kurang dari 1% dari produksi global gandum dan sereal lainnya," ujar Lavrov.

Mewakili pimpinan negaranya, ia kemudian memberikan jaminan bersyarat untuk Ukraina.

"Kami menjamin bahwa ketika dan jika Ukraina setuju untuk menjinakkan ranjau pantainya dan membiarkan kapal meninggalkan pelabuhannya, kami tidak akan memanfaatkan situasi untuk memajukan operasi militer khusus kami," tegas Lavrov.

"Ini adalah jaminan Presiden (Vladimir Putin), dan kami siap untuk meresmikannya dengan satu atau lain cara."

Diketahui, keberhasilan mengakses persediaan gandum Ukraina telah menjadi hal yang mendesak secara internasional.

Pasalnya, jutaan ton gandum tersebut biasanya diekspor setiap tahun ke Afrika dan Timur Tengah untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

Tapi kini gandum yang berada di silo penyimpanan itu tidak bisa dikirim karena angkatan laut Rusia memblokade pelabuhan Laut Hitam Ukraina.

Sementara, Rusia mengatakan Ukraina harus membersihkan ranjau di lepas pantai Laut Hitam agar koridor ekspor biji-bijian dapat beroperasi.

Di sisi lain, AS juga menuduh bahwa Rusia sedang mencoba untuk menjual gandum Ukraina yang dicuri ke negara-negara yang dilanda kekeringan di Afrika.

Tetapi Lavrov membantah bahwa pihaknya menghalangi ekspor gandum Ukraina.

Ia mengatakan bahwa tanggung jawab ada pada Ukraina karena memasang ranjau di perairan Odesa dan pelabuhan lainnya.

Terkait hal ini, seorang juru bicara kementerian luar negeri Ukraina mengatakan Ukraina tidak bersedia membersihkan ranjau di pantai karena khawatir Rusia akan menggunakan koridor gandum untuk menyerang Ukraina selatan.

Baca juga: Untung Besar Gara-gara Beli Minyak Rusia, India Didatangi Pejabat Kementerian Keuangan AS

Baca juga: Rusia Dituding Lakukan Pemerasan Buntut Penghentian Pasokan Gas ke Negara-Negara Eropa

Rusia Disebut Jarah Kloset hingga Cadangan Gandum

Media Ukraina sebut penjarahan adalah bagian dari kebijakan perang negara Rusia.

Pasalnya, Rusia dilaporkan telah mencuri sekitar 400 ribu ton gandum di wilayah Ukraina yang diduduki sementara.

Selain itu, tentara Rusia bahkan dituding membawa kloset duduk dari rumah-rumah pribadi penduduk sipil.

Dilansir TribunWow.com dari Ukrinform, Jumat (6/4/2022), pernyataan ini diungkapkan oleh Duta Besar Yevhenii Tsymbaliuk, Perwakilan Tetap Ukraina untuk Organisasi Internasional di Wina, mengatakan pada pertemuan Dewan Permanen OSCE.

"Rusia telah mencuri sekitar 400 ribu ton gandum dari wilayah pendudukan, terutama dari wilayah Kherson," kata Tsymbaliuk.

"Jadi, haruskah kita terkejut sekarang tentang tentara Rusia yang menjarah rumah-rumah Ukraina dan bahkan mencuri kloset duduk?"

"Jelas, penjarahan dan penghancuran adalah bagian dari kebijakan negara Rusia," imbuhnya.

Sebagaimana dicatat, secara paralel, Rusia memberlakukan blokade pengiriman lewat kapal dari pelabuhan Ukraina, rute pengiriman tambang, serta secara metodis menghancurkan atau mencuri peralatan pertanian.

Di Rubizhne, wilayah Luhansk, Rusia disebut telah menghancurkan sepenuhnya kompleks elevator modern, yang dibangun pada tahun 2020, yang dapat menyimpan 30 ribu ton biji-bijian.

Tsymbaliuk menambahkan bahwa pengambilalihan tanaman dari petani adalah kebijakan kriminal pemerintah Soviet, yang bertanggung jawab atas kelaparan buatan massal di Ukraina pada tahun 1921-1923, Holodomor pada tahun 1932-1933, dan kelaparan buatan massal pada tahun 1946-1947.

"Rusia mengikuti jejak kaum Stalinis dengan mencuri gandum."

"Tentu saja, banyak orang akan menganggap terulangnya kelaparan sebagai sesuatu yang sulit dipercaya di Eropa modern."

"Namun, Rusia saat ini tidak hanya mengikuti tradisi terburuk Stalinis," ucap Tsymbaliuk.

Ia menambahkan bahwa Rusia telah sangat terjebak dalam omong kosong yang bertujuan untuk membenarkan agresi barbar terhadap Ukraina.

"Dengan serangan anti-Semitnya baru-baru ini, menteri Lavrov mempertanyakan keberadaan tidak hanya negara Ukraina tetapi juga Holocaust."

"Lavrov sengaja menghina ingatan jutaan orang Yahudi yang tewas di tangan Nazi selama Perang Dunia II," tuding Tsymbaliuk.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaRusiaVolodymyr Zelensky
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved