Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Dituding Lakukan Pemerasan Buntut Penghentian Pasokan Gas ke Negara-Negara Eropa

Rusia telah dituduh berusaha memeras Uni Eropa ketika raksasa energi Gazprom mengkonfirmasi telah menghentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Reuters
Ilustrasi pipa gas. Terbaru, Rusia dituding lakukan pemerasan buntut penghentian pasokan gas secara sepihak ke negara Eropa, Rabu (27/4/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Rusia telah dituduh berusaha memeras Uni Eropa ketika raksasa energi Gazprom mengkonfirmasi telah menghentikan pasokan gas ke Polandia dan Bulgaria.

Aksi tersebut telah mendorong pembicaraan mengenai krisis energi di ibu kota di seluruh Eropa.

Uni Eropa kini tengah berupaya untuk menjalin solidaritas membantu negara yang terdampak.

Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Moskow, Rusia, pada Selasa (26/4/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Moskow, Rusia, pada Selasa (26/4/2022). (YouTube AFP News Agency)

Baca juga: Tegaskan Permusuhan, Rusia Putus Pasokan Gas ke Polandia dan Bulgaria akibat Berpihak pada Ukraina

Baca juga: Minta 100.000 Tentara, Polandia Sanggup Jadi Markas Senjata Nuklir AS Buntut Invasi Rusia ke Ukraina

Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Rabu (27/4/2022), dalam sebuah pernyataan, perusahaan gas negara menyatakan bahwa pihaknya telah bertindak tegas.

Gazprom memutus gas ke Polandia dan Bulgaria sebagai tanggapan atas kegagalan kedua negara Uni Eropa itu untuk melakukan pembayaran dalam rubel.

"Gazprom telah sepenuhnya menangguhkan pasokan gas ke Bulgargaz dan PGNiG karena tidak adanya pembayaran dalam rubel," sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut.

Vyacheslav Volodin, ketua majelis rendah parlemen Rusia, Duma, mengatakan Moskow harus melakukan hal yang sama dengan negara-negara tidak bersahabat lainnya.

Istilah tersebut digunakan untuk merujuk pada negara yang menjatuhkan sanksi ke Rusia buntut invasi ke Ukraina.

Konsekuensi langsung dari langkah Gazprom itu adalah kenaikan 20% dalam harga gas grosir, membuatnya hampir tujuh kali lebih tinggi dari tahun lalu.

Ursula von der Leyen, presiden Komisi Eropa, mengutuk langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa sesama negara Uni Eropa akan datang untuk membantu Polandia dan Bulgaria.

"Pengumuman oleh Gazprom yang secara sepihak menghentikan pengiriman gas ke pelanggan di Eropa adalah upaya lain oleh Rusia untuk menggunakan gas sebagai alat pemerasan," kata von der Leyen.

"Ini tidak bisa dibenarkan dan tidak bisa diterima. Dan itu menunjukkan sekali lagi ketidakandalan Rusia sebagai pemasok gas. Kami siap untuk skenario ini. Kami berhubungan dekat dengan semua negara anggota."

Von der Leyen menambahkan bahwa komisi tersebut telah melakukan pembicaraan dengan negara-negara di luar Eropa untuk memastikan pasokan gas.

"Kami telah bekerja untuk memastikan pengiriman alternatif dan tingkat penyimpanan terbaik di seluruh UE," ujar von der Leyen.

"Negara-negara anggota telah menyiapkan rencana darurat untuk skenario seperti itu dan kami bekerja dengan mereka dalam koordinasi dan solidaritas. Pertemuan kelompok koordinasi gas sedang berlangsung sekarang."

Halaman
123
Tags:
RusiaEropaPolandiaUkrainaBulgaria
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved