Konflik Rusia Vs Ukraina
Tak Puas Dengan Putin, Pejabat Tinggi dan Elit Rusia Dikabarkan Sudah Rencanakan Kudeta
Pejabat tinggi Rusia dikatakan merencanakan kudeta untuk menjalankan pemerintahan tanpa Presiden Vladimir Putin.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
"Pendirian dalam skenario ini mungkin menjadi permanen," ujar Dearlove.
"Tidak ada rencana suksesi dalam kepemimpinan Rusia."
Dia berspekulasi bahwa Rusia sedang mencapai akhir rezim tetapi tidak berarti rezim itu akan hilang.
"Apa yang saya katakan selama tahun depan, 18 bulan mungkin sesuatu, itu akan pecah," beber Dearlove.
"Tidak diragukan lagi bahwa invasi ke Ukraina ini adalah bencana."
"Ekonomi sedang kacau, sanksi benar-benar akan mulai menggigit selama tiga sampai enam bulan ke depan, akan ada inflasi yang sangat tinggi dan di atas itu, secara militer itu adalah kegagalan total."
Diketahui, pada bulan April dilaporkan bahwa Putin menderita kanker tiroid hingga perlu diikuti 24 jam sehari oleh dokter spesialis.
Penemuan oleh media investigasi Project (atau Proekt) itu mendukung teori baru-baru ini bahwa Putin menyatakan perang ketika dia menderita masalah medis yang disembunyikan dari rakyat Rusia.
Salah satu versi adalah bahwa ia telah diobati dengan steroid, yang menyebabkan bengkak di sekitar wajah dan leher.
Dan klaim itu didukung oleh sutradara pemenang Oscar Oliver Stone, yang mengungkapkan bahwa Putin menderita kanker.
Selain kanker, ada spekulasi kuat bahwa Putin mungkin menderita Parkinson.
Pasalnya ia kedapatan bertemu dengan para pemimpin dunia lainnya dengan tangan dan kaki yang tampak bergerak tak terkontrol. (TribunWow.com/Via)