Konflik Rusia Vs Ukraina
Tentara Elite Rusia Berontak, Menolak Kembali Perang ke Ukraina, Saksi: Para Komandan Sangat Marah
Prajurit dari brigade tentara elite Rusia menolak keras saat hendak kembali dikirim berperang ke Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Penolakan Dmitri menjadi satu contoh dari beberapa kesulitan militer yang dihadapi tentara Rusia.
Pasalnya, politik Kremlin memutuskan untuk tidak secara resmi menyatakan perang terhadap Ukraina.
Rusia lebih memilih untuk menggambarkan invasi ini sebagai operasi militer khusus.
Menurut pengacara militer Mikhail Benyash, di bawah aturan militer Rusia, pasukan yang menolak untuk berperang di Ukraina dapat menghadapi pemecatan tetapi tidak dapat dituntut.
Benyash mengatakan ratusan tentara telah menghubungi timnya untuk meminta nasihat tentang bagaimana mereka dapat menghindari dikirim untuk berperang.
Di antara mereka adalah 12 penjaga nasional dari kota selatan Rusia Krasnodar yang dipecat setelah menolak pergi ke Ukraina.
"Komandan mencoba mengancam tentara mereka dengan hukuman penjara jika mereka berbeda pendapat, tetapi kami memberi tahu tentara bahwa mereka dapat dengan mudah mengatakan tidak,” kata Benyash.
"Tidak ada dasar hukum untuk memulai kasus pidana jika seorang tentara menolak untuk berperang saat masih berada di wilayah Rusia."
Oleh karena itu, banyak tentara memilih untuk dipecat atau dipindahkan daripada masuk ke medan pertempuran.
Baca juga: Tentara Rusia Ramai-ramai Memberontak, Abaikan Instruksi Komandan hingga Tembak Pesawat Sendiri
Baca juga: Rahasia Ukraina Tak Menyerah Hadapi Rusia, Ternyata Dipasok Persenjataan dari 33 Negara Berikut
YouTuber Ukraina Podcast dengan Tentara Rusia
YouTuber Volodymyr Zolkin, (40) menjadi sorotan sejak terjadinya invasi Rusia ke Ukraina.
Pasalnya, YouTuber tersebut telah mengunggah konten wawancara dengan lebih dari 50 tentara dan pilot Rusia yang ditangkap di Ukraina.
Dari wawancara tersebut, Zolkin justru mengaku merasa serba salah karena yang ditemuinya hanyalah anak-anak muda yang masih lugu.
Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, Selasa (5/4/2022), Zolkin menegaskan video yang diperlihatkannya berdasarkan pengakuan asli para tentara Rusia.
Ia secara terang-terangan menyajikan fakta tersebut untuk memperlihatkan kebenaran pada dunia terutama pada rakyat Rusia sendiri.