Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Tentara Elite Rusia Berontak, Menolak Kembali Perang ke Ukraina, Saksi: Para Komandan Sangat Marah

Prajurit dari brigade tentara elite Rusia menolak keras saat hendak kembali dikirim berperang ke Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Kementerian Pertahanan Rusia via AFP
Pasukan terjun payung Rusia menaiki pesawat kargo militer untuk berangkat ke Kazakhstan. Terbaru, Ukraina menawarkan pilihan damai agar tentara Rusia menyerah, Rabu (2/3/2022). Terbaru, pasukan elite Rusia menolak kembali dikirim ke medan perang, Kamis (12/5/2022). 

"Anda hanya harus mempercayai faktanya," kata Zolkin melalui Skype dari lokasi yang dirahasiakan.

"Rusia tidak memberi atau menunjukkan apa pun. Kami membuat saluran YouTube yang jujur. Kami menampilkan semuanya di sini, foto, video, semua data. Kami menunjukkan orang-orang nyata memanggil orang tua mereka. Anda tidak perlu mempercayai siapa pun, percayalah pada faktanya."

Namun, membuat dan membagikan rekaman tersebut kemungkinan akan melanggar konvensi Jenewa ketiga, yang dirancang untuk melindungi tahanan dari penghinaan dan risiko terhadap keselamatan mereka.

Namun, Zolkin mengaku hanya ingin melakukan misi kemanusiaan dengan menghubungan para tentara tersebut dengan ibu mereka.

"Orang-orang ini menangis dan berterima kasih kepada kami atas apa yang kami lakukan," kata Zolkin sebagai tanggapan.

"Kadang saya ditanya apakah kami melanggar konvensi Jenewa. (Dalam aturan itu-red) dikatakan anda tidak bisa mengejek para tahanan. Tolong beri tahu saya di mana konvensi Jenewa mengatakan bahwa anda tidak dapat melakukan misi kemanusiaan dan penjaga perdamaian."

Zolkin mengaku frustrasi karena kurangnya informasi yang bisa menjangkau orang-orang di federasi Rusia.

Dengan bantuan seorang teman, Victor Andrusiv, seorang penasihat Menteri Dalam Negeri, ia mulai menelepon kerabat dan teman-teman tentara Rusia tersebut.

"Saya berkata (kepada pemerintah), beri saya kesempatan untuk berkomunikasi dengan para tahanan dan biarkan mereka menelepon ibu mereka," kata Zolkin.

Ia kemudian mencari informasi melalui saluran Telegram pemerintah Ukraina yang didirikan untuk memberi tahu tentang nasib para tentara Rusia.

Zolkin menelepon kerabat langsung di depan kamera dan menantang mereka tentang perilaku pemerintah Rusia.

"Tetapi layanan khusus Rusia (FSB) mulai mengirim nomor telepon palsu dan data palsu tentara dan spam," klaim Zolkin.

"Saya telah menelepon para ibu tetapi setelah tiga hari saya mulai mendengarkan jawaban standar, kami tidak tertarik pada politik, kami tidak tahu apa-apa dan segalanya. Saya menyadari bahwa para ibu sedang ditekan oleh layanan khusus Rusia."

Wawancara pertamanya adalah pada 18 Maret dengan tentara berusia 20 tahun, Pavel Kravchenko, yang mengatakan dia pergi berperang tanpa mendapat informasi apa-apa.

Pemuda itu mengira hanya melakukan latihan sebelum kemudian mendapat perintah untuk masuk ke wilayah Ukraina.

Halaman
1234
Tags:
TentaraRusiaUkrainaBelarusia
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved