Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Peringatkan Potensi Skenario Suriah akan Berulang di Ukraina, Sebut Didalangi AS dan Barat

Moskow menuduh pihak berwenang Ukraina berencana menggunakan senjata pemusnah massal (WMD) untuk menjebak militer Rusia.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Fadel Senna/AFP
Puing-puing pabrik perangkat keras militer Vizar di Vyshneve, pinggiran barat daya Kyiv, Ukraina, diunggah Sabtu (16/4/2022). Terbaru, Rusia peringatkan insiden Suriah akan terulang di Ukraina, rabu (11/5/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Moskow menuduh pihak berwenang Ukraina berencana menggunakan senjata pemusnah massal (WMD) untuk menjebak militer Rusia.

Dengan cara ini, Ukraina dan sekutunya dari Barat akan menjatuhkan kesalahan pada Rusia.

Sehingga, insiden serupa yang pernah terjadi saat perang Suriah akan kembali terulang.

Kolase asap merah muda yang diduga senjata kimia berbahaya, membumbung di langit wilayah Luhanks yang menjadi sengketa antara Rusia dan Ukraina, Sabtu (9/4/2022).
Kolase asap merah muda yang diduga senjata kimia berbahaya, membumbung di langit wilayah Luhanks yang menjadi sengketa antara Rusia dan Ukraina, Sabtu (9/4/2022). (Capture Video Telegram SIGNAL)

Baca juga: Rusia dan Ukraina Saling Tuding, Ini Bukti Senjata Kimia Pemusnah Massal Digunakan dalam Perang

Baca juga: Jenis Senjata Kimia yang Dimiliki Rusia, Sebabkan Kerusakan Saraf hingga Organ Dalam Terbakar

Dilansir TribunWow.com dari RT, Rabu (11/5/2022), peringatan ini disampaikan oleh kepala Pasukan Perlindungan Radiasi, Kimia dan Biologi Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov.

Ia mengatakan insiden itu akan digunakan untuk memicu penyelidikan 'skenario Suriah' yang terdiri dari pemalsuan bukti dan penunjukkan tanggung jawab.

"Kementerian Pertahanan Rusia memiliki informasi tentang persiapan provokasi dengan tujuan menuduh Angkatan Bersenjata Rusia menggunakan senjata pemusnah massal, diikuti dengan penyelidikan 'skenario Suriah', yang memungkinkan bukti yang diperlukan untuk dibuat dan disalahkan," kata Kirillov.

Ia tampaknya mengacu pada peristiwa seputar dugaan serangan kimia 2018 di Douma, Suriah.

Saat itu, AS, Inggris, dan Prancis langsung menyalahkan pemerintah di Damaskus dan melancarkan serangan ke wilayah Suriah sebelum penyelidikan dapat dilakukan.

Penyelidikan selanjutnya oleh OPCW, yang juga menyalahkan Damaskus, disebut tak valid oleh inkonsistensi dan skandal pelapor.

Kata Kirillov, Kiev telah bersiap untuk menggelar insiden kimia jauh sebelum konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina pecah pada akhir Februari.

"Kemungkinan besar provokasi semacam itu dikonfirmasi oleh permintaan administrasi Kiev untuk penyediaan peralatan pelindung pribadi untuk kulit dan organ pernapasan yang memberikan perlindungan terhadap bahan kimia beracun dan senyawa biologis,” tambahnya.

Fakta pasokan penangkal racun organofosfat ke Ukraina dinilai sangat memprihatinkan.

Pada tahun 2022 saja, atas permintaan Kementerian Kesehatan Ukraina, lebih dari 220.000 ampul atropin dikirim dari Amerika Serikat.

Moskow telah berulang kali menuduh Kiev berusaha melancarkan serangan bendera palsu untuk menyalahkan pasukan Rusia.

Pada akhir April, Kirillov menguraikan tiga skenario untuk potensi penggunaan WMD oleh pasukan Kiev.
Pada saat itu, dia mengatakan bahwa serangan bendera palsu terhadap warga sipil atau 'tindakan sabotase di situs Ukraina yang terlibat dalam pengembangan komponen senjata pemusnah massal' adalah yang paling mungkin terjadi.

Halaman
123
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaVolodymyr ZelenskySuriahRusiaVladimir PutinAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved