Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Peringatkan Potensi Skenario Suriah akan Berulang di Ukraina, Sebut Didalangi AS dan Barat
Moskow menuduh pihak berwenang Ukraina berencana menggunakan senjata pemusnah massal (WMD) untuk menjebak militer Rusia.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Pilihan lain yang diduga dipertimbangkan oleh Kiev termasuk penggunaan WMD dalam jumlah kecil, serta penggunaan WMD secara terbuka di medan perang.
Menurut Kirillov, kemungkinan yang terakhir adalah yang paling kecil potensinya.
Baca juga: 20 Ribu Tentara Bayaran Rusia sampai di Ukraina, Terungkap Bayaran Pejuang Suriah yang Ikut Perang
Baca juga: Yakin Bakal Tewas, Warga Suriah Ungkap Alasan Ingin Bantu Rusia di Konflik Ukraina
Sosok Jenderal Putin yang Dijuluki Penjagal Suriah
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memilih panglima perang baru untuk mendalangi invasinya di Ukraina timur.
Kapten Jenderal Aleksandr Dvornikov, yang memiliki julukan 'Penjagal Suriah', telah diperintahkan oleh Kremlin untuk merebut seluruh wilayah Donbas.
Jenderal berusia 60 tahun itu juga diyakini sebagai orang di balik serangan rudal di stasiun kereta api Kramatorsk, Jumat (8/4/2022).
Dikutip TribunWow.com dari Daily Mail, Minggu (10/4/2022), lahir pada tahun 1961, Dvornikov memulai karirnya di Sekolah Militer Soviet, sebelum bergabung dengan Angkatan Darat Soviet pada tahun 1978.
Ia dididik lebih lanjut di Sekolah Pelatihan Komando Tinggi Moskow, di mana ia lulus pada tahun 1982.
Sejak itu, Dvornikov naik pangkat dalam pasukan tentara Soviet dan kemudian Rusia.
Ia pun bertugas di posisi senior di berbagai divisi dan lulus dari Akademi Militer Staf Umum pada tahun 2005.
Pada tahun 2008, ia mengambil alih komando Tentara Banner Merah ke-5, sebelum menjabat sebagai wakil komandan Distrik Militer Timur, dan kemudian sebagai kepala staf Distrik Militer Pusat.
Pada September 2015, ia menjadi komandan pertama Angkatan Bersenjata Rusia di Suriah pada awal intervensi Moskow di negara itu, dan mengambil alih operasi militernya di sana pada 2016.
Sejak 2016, Dvornikov mengawasi intervensi brutal Rusia di timur tengah yang membantu presiden Suriah Bashar al-Assad menghancurkan musuh-musuhnya dalam perang saudara.
Selama waktu itu, senjata kimia dan serangan udara tanpa pandang bulu digunakan yang mengakibatkan ribuan korban sipil.
Menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris, pada akhir September 2017, serangan udara Rusia telah menewaskan sekitar 5.703 warga sipil, sekitar seperempat dari mereka anak-anak, bersama dengan ribuan pejuang.