Konflik Rusia Vs Ukraina
Di Depan Tentara Rusia, Ayah di Ukraina Tunjukkan Tangannya yang Berlumuran Darah sang Anak
Ayah di Ukraina menunjukkan tangannya yang berlumuran darah ke seorang tentara Rusia yang menjadi tahanan perang.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pria bernama Vitalii Seleveni menunjukkan kedua tangannya yang berlumuran darah ke seorang tentara Rusia yang berhasil diamankan pasukan militer Ukraina.
Darah yang ada di tangan Vitalii ternyata bukanlah darah orang asing melainkan darah putranya sendiri yakni Dennis (15).
Dalam foto yang beredar, tentara Rusia yang ditahan itu tampak diam menatap Vitalii.
Baca juga: Pesan Bocah di Ukraina ke Ibunya sebelum Tewas saat Evakuasi: Mama Jangan Khawatir
Baca juga: 3 Kesaksian Warga Mariupol, Ditelanjangi hingga Lihat Rasa Malu di Mata Tentara Rusia
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Sabtu (7/5/2022), kejadian ini diketahui terjadi di Kharkiv.
Sebelum serangan terjadi, Dennis tengah membantu orangtuanya mengevakuasi binatang di kebun binatang Feldman.
Akibat serangan Rusia, Dennis menderita luka di kaki dan paha yang berujung kematian.
Tubuh Dennis berhenti bergerak 30 menit setelah tiba di instalasi gawat darurat sebuah rumah sakit.
Mendapati tubuh anaknya tak bergerak, ibu Dennis yakni Svetlana pingsan.
Sementara itu Vitalii menumpahkan emosinya ke seorang tentara Rusia yang berhasil tertangkap.
"Ini yang kau lakukan kepada keluarga kami," ucap Vitalii sembari menunjukkan tangannya yang berlumuran darah anaknya.
Di sisi lain, seorang bocah laki-laki bernama Sasha Zdanovych (4) tewas setelah kapal yang ia naiki terbalik di tengah jalan saat berusaha kabur dari kejaran tentara Rusia.
Ibu Sasha yakni Anna Yakhno (25) masih dirundung duka bercampur emosi menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Anna ingin Vladimir Putin diadili atas kasus kejahatan perang.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, Anna sendiri sempat tidak mengetahui nasib anaknya selama 26 hari apakah Sasha masih hidup atau sudah tewas.
"Seluruh kematian, teror yang terjadi di Ukraina, ini tidak bisa dilupakan," ujar Anna.