Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

1 Bulan sebelum Invasi Rusia, NATO Ternyata sudah Pasok Senjata ke Ukraina sesuai Pengaruh AS

Politisi Rusia mengungkapkan bagaimana Ukraina telah bersiap mengumpulkan senjata jauh sebelum Putin mengumumkan operasi militer spesial.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
The Telegraph
Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan invasi ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022). 

Korban tewas sebesar ini dalam satu serangan belum pernah terjadi sebelumnya dan Putin akan berada di bawah tekanan untuk merespons dalam beberapa bentuk.

Dikhawatirkan, serangan balasan Rusia akan lebih kejam dan menyasar pada negara-negara lain.

2. Rusia Serang Perbatasan Negara Anggota NATO

Serangan rudal strategis Rusia menargetkan konvoi pasokan perangkat keras militer yang menyeberang dari negara NATO, seperti Polandia atau Slovakia, ke Ukraina.

Jika korban berjatuhan di sisi perbatasan NATO, maka hal ini berpotensi memicu Pasal 5 konstitusi NATO, di mana seluruh aliansi akan membela negara yang diserang.

3. Rusia Gunakan Senjata Pemusnah Massal Terlarang

Di tengah pertempuran sengit di Donbas, sebuah ledakan terjadi di fasilitas industri yang mengakibatkan pelepasan gas kimia beracun.

Meskipun ini telah terjadi, tidak ada kematian yang dilaporkan.

Tetapi jika hal itu mengakibatkan korban massal seperti yang terlihat dalam penggunaan gas beracun oleh Suriah di Ghouta dan jika itu ditemukan dengan sengaja disebabkan oleh pasukan Rusia, maka NATO akan berkewajiban untuk menanggapi.

Namun, diakui sangat mungkin bahwa tidak satu pun dari skenario ini akan terwujud.

NATO Ancam Agar Rusia Tarik Mundur Pasukan

Sebelumnya, NATO sejak awal konflik telah merilis tanggapan resmi terkait tindakan Rusia menginvasi Ukraina.

Sekretaris Jenderal NATO, Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg, mengecam keras keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.

Pihaknya mengingatkan akan adanya konsekuensi atas tindakan yang mengancam keseimbangan negara-negara di kawasan Atlantik utara tersebut.

Dilansir laman resmi nato.int, Kamis (24/2/2022), Jens Stoltenberg mengecam invasi militer Rusia tersebut.

Ia menyebut tindakan pasukan Vladimir Putin terlalu ceroboh dan berisiko tinggi pada kesalamatan rakyat.

Jens Stoltenberg juga menyinggung berbagai upaya damai yang tak digubris oleh Rusia.

"Saya mengutuk keras serangan Rusia yang sembrono tidak beralasan terhadap Ukraina, yang membahayakan nyawa warga sipil yang tak terhitung jumlahnya," tegas Jens Stoltenberg secara tertulis dikutip TribunWow.com.

"Sekali lagi, terlepas dari peringatan berulang kali dan upaya tak kenal lelah kami untuk terlibat dalam diplomasi, Rusia telah memilih jalan agresi terhadap negara yang berdaulat dan merdeka."

Pihak NATO menilai serangan yang dilakukan Rusia mencederai perdamaian yang sudah tercipta.

Ia pun meminta Rusia menghentikan tindakannya yang dikhawatirkan akan menimbulkan perang antar negara.

"Ini adalah pelanggaran berat hukum internasional, dan ancaman serius bagi keamanan Euro-Atlantik," kata Jens Stoltenberg.

"Saya meminta Rusia untuk segera menghentikan aksi militernya dan menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina."

Atas tindakan Rusia, pihak NATO berjanji akan menggelar pertemuan demi mengambil sikap atas tindakan Rusia.

NATO menyatakan membela Ukraina yang kini tengah bersiap untuk mempertahankan negara.

Disebutkan juga adanya konsekuensi yang akan diterima Rusia atas tindakannya menginvasi Ukraina.

"Sekutu NATO akan bertemu untuk membahas konsekuensi dari tindakan agresif Rusia. Kami berdiri bersama rakyat Ukraina pada saat yang mengerikan ini. NATO akan melakukan semua yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua Sekutu," terang Jens Stoltenberg.

Diketahui, NATO merupakan himpunan militer yang terdiri dari 30 negara di sekitar kawasan Atlantik Utara termasuk Italia, Perancis Amerika Serikat dan Inggris.

Organisasi ini awalnya dibentuk untuk menanggulangi serangan Uni Soviet seusai perang Dunia ke-II.

Meski Uni Soviet kini telah bubar, NATO terus berdiri dan

Ukraina yang awalnya berencana untuk bergabung pada organisasi tersebut, akhirnya menarik diri setelah Rusia menyatakan keberatannya. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
RusiaUkrainaNATOVladimir PutinAmerika Serikat
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved