Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Tanggapi Penangguhannya di Dewan HAM PBB, Wakil Putin Sebut akan Gunakan Segala Cara
Rusia menyesalkan penangguhan keanggotaannya dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC).
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Rusia menyesalkan penangguhan keanggotaannya dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC).
Penangguhan tersebut dilakukan menyusul terungkapnya kekejaman tentara Rusia di wilayah Ukraina.
Namun, Rusia tak serta merta menghentikan invasinya ke Ukraina, meski tidak lagi mendapat hak istimewa dalam aliansi tersebut.

Baca juga: Temukan Pemakaman Massal, PBB Ungkap Jumlah Korban Tewas akibat Serangan Rusia di Mariupol
Baca juga: Tuding PBB Sebar Hoaks, Rusia Sebut RS Bersalin Mariupol yang Diserang adalah Sarang Militer Ukraina
Dikutip TribunWow.com dari TASS, Jumat (8/4/2022), juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan sikap tersebut pada Sky News dalam sebuah wawancara.
Pihak Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku menyayangkan keputusan PBB tersebut.
Hanya saja penangguhan ini tak menyurutkan niat Rusia untuk mencapai tujuannnya.
"Kami menyayangkan hal itu dan kami akan terus membela kepentingan kami menggunakan segala cara hukum yang mungkin," kata Peskov.
Menurut laporan Reuters, Moskow menggambarkan langkah itu sebagai sikap tidak bersahabat dan mengatakan akan ada konsekuensi untuk hubungan bilateral.
Diketahui, pada hari Kamis (7/4/2022), Majelis Umum PBB (UNGA) mengeluarkan resolusi tentang penangguhan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia selama sesi khusus.
Sebanyak 93 suara mendukung resolusi tersebut, 24 menentang, sementara 58 delegasi abstain.
Untuk pengambilan keputusan diperlukan dua pertiga suara, dan suara abstain tidak diperhitungkan.
Sehingga jumlah suara yang dihitung menjadi 117 banding 93 suara, yang memungkinkan resolusi untuk disahkan.
Dilansir Sky News, Kamis (7/4/2022), pemungutan ini dilakukan lantaran adanya tuduhan pelanggaran HAM oleh tentara Rusia, yang oleh Amerika Serikat dan Ukraina disebut dengan kejahatan perang.
Bukti pelanggaran tersebut terlihat setelah Rusia mundur dari wilayah di sekitar Kiev, khsusunya di Bucha dan Borodyanka, di mana terlihat mayat penduduk bergelimpangan.
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield meluncurkan kampanye untuk mengeluarkan Rusia dari UNHRC.