Konflik Rusia Vs Ukraina
Pengakuan Jurnalis Rusia yang Sempat Ditahan karena Bawa Poster Tolak Perang: Tak Bisa Tinggal Diam
Seorang jurnalis Rusia bernama Marina Ovsyannikova buka suara soal aksi protes viralnya terhadap invasi Rusia ke Ukraina.
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Sebelum melakukan aksinya, Ovysyannikova merekam sebuah video dan mengatakan dia malu bekerja untuk "propaganda Kremlin".
Dia mengaku ditahan dan diinterogasi oleh polisi selama 14 jam dan didenda 30.000 rubel (senilai Rp4 juta) karena video tersebut.
Pihak berwenang yakin Ovysyannikova bertindak atas nama orang lain, katanya.
"Tidak ada yang percaya itu adalah keputusan pribadi saya. Mereka menduga aksi saya itu disebabkan konflik di tempat kerja, kerabat yang marah tentang Ukraina, atau negara-negara Barat secara khusus meminta saya melakukannya."
"Mereka tidak percaya bahwa saya memiliki begitu banyak keberatan terhadap pemerintah, sehingga saya tidak bisa lagi tinggal diam," katanya.
Berita televisi pemerintah Rusia telah lama dikendalikan oleh Kremlin dan sudut pandang independen jarang ada di semua saluran utama.
Karyawan organisasi berita yang dikendalikan negara juga tidak biasa mengungkapkan pendapat yang berbeda terhadap posisi resmi Kremlin.
Sejak perang di Ukraina dimulai, sejumlah jurnalis telah mengundurkan diri dari saluran TV top Rusia: Zhanna Agalakova dari Channel 1 serta Lilia Gildeyeva dan Vadim Glusker dari NTV.
Media Rusia yang dikendalikan pemerintah menyebut perang itu sebagai "operasi militer khusus" dan menyatakan Ukraina sebagai pihak yang menyerang dan menggambarkan pemerintah terpilih Ukraina sebagai neo-Nazi".
Baca juga: Ukraina Klaim Wanita dan Anak-anak di Mariupol Dibawa Paksa Tentara Putin ke Rusia
Keluar Massal dari TV Pemerintah Rusia
Aksi Marina Ovsyannikova yang langsung masuk ke ruang siaran berita malam Senin untuk memprotes perang di Ukraina dan propaganda di seputarnya, telah memicu gelombang pengunduran diri di saluran TV yang dikontrol ketat pemerintah Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengucapkan terima kasih, meminta siapa pun yang bekerja untuk "sistem propaganda Rusia" agar mengundurkan diri. Zelensky memperingatkan setiap jurnalis yang bekerja di "pilar keempat kekuasaan", berisiko terkena sanksi dari pengadilan internasional karena "membenarkan kejahatan perang".
Beberapa pendukung Presiden Vladimir Putin di TV yang dikelola pemerintah telah menghadapi sanksi, termasuk Vladimir Solovyov yang menghadirkan acara bincang-bincang di saluran terbesar Rusia Rossiya-1, dan Margarita Simonyan yang menuduh siapa pun yang malu menjadi orang Rusia pada saat ini bukanlah orang Rusia sebenarnya.
Beberapa jam setelah aksi Marina Ovsyannikova, terungkap tiga pengunduran diri.
Seorang jurnalis Channel 1, Zhanna Agalakova, berhenti dari pekerjaannya sebagai koresponden Eropa, sementara dua jurnalis meninggalkan NTV. Mereka adalah Lilia Gildeyeva, yang bekerja untuk NTV sebagai presenter sejak 2006, dan Vadim Glusker, yang bekerja di NTV selama hampir 30 tahun.