Konflik Rusia Vs Ukraina
Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-20, China Nekat Turun Tangan hingga Aksi Protes saat Siaran Langsung
Jelang hari ke-20 invasi Rusia ke Ukraina, belum ada solusi efektif untuk mengakhiri perang tersebut.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Jelang hari ke-20 invasi Rusia ke Ukraina, belum ada solusi efektif untuk mengakhiri perang tersebut.
Intervensi dunia internasional pun semakin jelas dalam konflik yang diinisiasi Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.
Mulai dari pihak Barat yang akan meningkatkan sanksi ekonomi pada Rusia, dan China yang diklaim akan memberikan dukungan sumberdaya untuk Rusia.
Berikut rangkuman peristiwa pada hari ke-20 invasi Rusia ke Ukraina yang disusun TribunWow.com, Selasa (15/3/2022).

Baca juga: Kutip Kesaksian Rekan Korban, Rusia Sebut Jurnalis AS Justru Ditembak Mati oleh Tentara Ukraina
1. Intervensi Dunia Internasional
Dilansir The Guardian, Selasa (15/3/2022), AS mengatakan bahwa China telah memutuskan untuk memberikan dukungan ekonomi dan keuangan untuk Rusia selama perang di Ukraina.
Dikabarkan Presiden Xi Jinping sedang mempertimbangkan untuk mengirim pasokan militer seperti drone bersenjata.
Hal ini diungkapkan setelah Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan, bertemu dengan mitranya dari China, Yang Jiechi.
Dalam pembicaraan tujuh jam yang digelar di Roma, Italia tersebut, pihak China terlihat menunjukkan keberpihakan pada Rusia yang kini sedang dalam krisis akibat sanksi global yang dijatuhkan.
Padahal, pihak Uni Eropa telah setuju untuk menjatuhkan paket sanksi keempat bagi Rusia yang masih terus saja melanjutkan serangan ke Ukraina.
Sanksi tersebut akan menyasar larangan ekspor baja dan besi dari Rusia, termasuk barang-barang mewah buatan produsen negara tersebut.
Selain itu, Uni Eropa juga akan melarang penanaman investasi di sektor energi Rusia.
Baca juga: Ahli Ungkap Tujuan Ukraina Koar-koar Terima Banyak Tentara Sukarelawan yang Ingin Perangi Rusia
2. Perkembangan di Rusia dan Ukraina
Seorang karyawan televisi Rusia Channel One menginterupsi siaran langsung dengan meneriakkan penolakan terhadap perang.
Wanita bernama Marina Ovsyannikoba itu memegang kertas bertuliskan 'Jangan percaya propaganda. Mereka membohongimu'.