Konflik Rusia Vs Ukraina
Ahli Ungkap Tujuan Ukraina Koar-koar Terima Banyak Tentara Sukarelawan yang Ingin Perangi Rusia
Tak lama setelah Putin melakukan invasi ke Ukraina, Zelensky langsung membuat kebijakan untuk menerima relawan yang mau membantu Ukraina perangi Rusia
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Dua hari setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer spesial di Ukraina, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pihaknya menerima warga negara lain yang mau membantu Ukraina memerangi Rusia.
Kemudian Zelensky juga mengeluarkan kebijakan bebas visa kepada warga negara lain yang secara sukarela ingin bergabung membantu tentara Ukraina memerangi Rusia.
Kebijakan Zelensky tersebut disambut baik oleh sejumlah negara-negara di Eropa.

Baca juga: Interupsi Siaran Langsung, Ini Pengakuan Editor TV Pemerintah Rusia: Saya Malu Ceritakan Kebohongan
Baca juga: Detik-detik Warga Ukraina Hampir Kena Serangan Misil Rusia saat Jalan-jalan di Taman
Bahkan beberapa di antaranya turut mendorong agar warganya yang bersedia mau ikut berperang di Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera.com, namun ada juga negara yang melarang warganya dan memperingatkan akan ada konsekuensi bila terjadi hal-hal tertentu.
Otoritas Ukraina mengklaim terdapat 20 ribu sukarelawan dari 52 negara yang telah bergabung.
Negara-negara yang warganya menjadi relawan tentara di Ukraina di antaranya adalah Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, Kanada, India, Kroasia, Israel, Latvia, Denmark, Belanda hingga Polandia.
Kacper Rekawek, seorang peneliti di Pusat Studi Ekstremisme (C-REX), Universitas Oslo, menyoroti aksi pemerintah Ukraina mengumumkan puluhan ribu relawan telah bergabung.
Menurutnya sikap pemerintah Ukraina hanyalah gimmick untuk publikasi media.
Rekawek meragukan bahwa relawan yang berpartisipasi di Ukraina benar mencapai angka puluhan ribu.
"Saya kira itu hanya untuk publikasi media. Ukraina ingin menunjukkan dirinya didukung oleh banyak orang dari seluruh dunia," ujar Rekawek.
Rekawek menyampaikan, partisipasi para relawan dalam perang tidak akan berpengaruh banyak terhadap perang melawan Rusia.
Ia mengatakan fungsi utama para relawan adalah menarik perhatian media.
Kontroversi Relawan Perang
Beragam kontroversi terjadi di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.