Konflik Rusia Vs Ukraina
Facebook dan Instagram Persilakan Netizen Tulis Ujaran Kebencian ke Putin dan Rusia
Media sosial (medsos) yang tergabung di bawah Meta seperti Facebook dan Instagram kini melonggarkan aturan ujaran kebencian terhadap Putin dan Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Penandatangan petisi tersebut termasuk karyawan media RBC, Novaya Gazeta, Dozhd, Ekho Moskvy, Snob dan The Bell, serta media pemerintah TASS dan RT.
Pemimpin redaksi Novaya Gazeta, Dmitry Muratov mengecam peringatan Putin terhadap campur tangan luar.
Ia juga menggemakan seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy agar Rusia menentang perang.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2021 itu pun mengkhawatirkan potensi perang nuklir yang bisa terjadi.
"Militer memutar 'tombol nuklir' di tangannya seperti gantungan kunci dari mobil mahal. Apakah langkah selanjutnya adalah serangan nuklir? Saya tidak bisa menafsirkan kata-kata Vladimir Putin tentang senjata pembalasan dengan cara lain," kata Dmitry Muratov.
"Hanya gerakan anti-perang Rusia yang dapat menyelamatkan kehidupan di planet ini," imbuhnya.
Kemudian, koalisi 30 media independen Rusia menyatakan penentangan terhadap tindakan yang disebut sebagai pembantaian yang dimulai oleh kepemimpinan Rusia.
Menolak intervensi dari pihak mana pun, koalisi media tersebut menyatakan akan menyampaikan berita secara aktual dan sesuai fakta.
"Kami berjanji bahwa kami akan jujur tentang apa yang terjadi selama kami memiliki kesempatan,” tulis koalisi Syndicate-100. (TribunWow.com/Anung/Via)