Konflik Rusia Vs Ukraina
Facebook dan Instagram Persilakan Netizen Tulis Ujaran Kebencian ke Putin dan Rusia
Media sosial (medsos) yang tergabung di bawah Meta seperti Facebook dan Instagram kini melonggarkan aturan ujaran kebencian terhadap Putin dan Rusia.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Ia pun memiliki jutaan pengikut yang terdiri dari 71% orang Ukraina, dan 16% di antaranya adalah orang Rusia.
Namun setelah Rusia melancarkan invasi, lewatlah foto-foto glamor di luar hotel mewah, berganti kotak merah mencolok dengan teks putih: "Pukul 5 pagi Rusia menyerang wilayah Ukraina".
InstaStory Anna Prytula segera berubah dari pandangan sekilas ke dalam kehidupan glamornya menjadi rekaman rudal yang menghujani tanah airnya, permohonan kepada NATO untuk campur tangan, dan saran tentang cara mencari bantuan dan di mana harus bersembunyi.
Perubahan juga terjadi pada beberapa influencer lain yang mengunggah konten terkait perang tersebut.
Travel Blogger Ukraina Elena Mandziuk, menunjukkan kepada jutaan pengikutnya cara membuat bom molotov di InstaStory-nya.
Mary Furtas, seorang pengusaha Ukraina dengan hampir 55 ribu pengikut, memutar permohonan politik secara terbuka pada 19 Februari di akunnya.
Pada hari Rusia menginvasi Ukraina, ia juga memasang kotak merah dengan tulisan "Setiap orang Rusia bertanggung jawab untuk ini."
Selebriti Rusia Nyatakan Penolakan
Selebriti Rusia, jurnalis dan tokoh masyarakat lainnya telah menyuarakan penentangan terhadap invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina pada hari Kamis, (24/2/2022).
Para aktivis pun turun tangan dan berencana untuk menggelar unjuk rasa anti-perang di pusat kota Moskow.
Sementara itu, bintang pop, pembawa acara televisi, dan sutradara film ramai-ramai mengunggah postingan di Instagram sebagai protes atas perang.
Dilansir The Moscow Times, Kamis (24/2/2022), protes tersebut digaungkan berbagai elemen masyarakat Rusia.
Bahkan, sosialita sekaligus mantan kandidat presiden Kesenia Sobchak juga menyatakan keberatannya.
"Kami orang Rusia akan menghadapi konsekuensi hari ini selama bertahun-tahun lagi," tulis Ksenia Sobchak.
Sebuah petisi anti-perang yang diluncurkan oleh wartawan harian bisnis Kommersant, Elena Chernenko telah mengumpulkan setidaknya 100 tanda tangan wartawan.