Konflik Rusia Vs Ukraina
Merasa Mustahil Bisa Masuk NATO, Partai Pemerintah Ukraina Usul Cari Jalan Tengah dengan Rusia
Partai pemerintah pengusung Zelensky menjelaskan bagaimana untuk sementara ini tidak ada harapan Ukraina bisa bergabung dengan NATO.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Partai pemerintah Ukraina pengusung Presiden Volodymyr Zelensky mengusulkan solusi lain atas konflik Rusia dan Ukraina.
Partai politik yang diketahui bernama Partai Pelayan Rakyat ini mengusulkan pemerintah Ukraina mencari jalan tengah bersama Rusia.
Parpol ini merasa untuk sementara waktu ini mustahil Ukraina bisa bergabung dengan NATO.
Baca juga: Diduga Bosan Tugasnya Hanya Upacara, Tentara di Inggris Pergi ke Ukraina Tanpa Izin
Baca juga: Foto Luar Angkasa Ukraina sebelum dan sesudah Invasi Rusia, Berubah Jadi Gelap Gulita
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, seperti yang diketahui, satu dari beberapa syarat damai Rusia adalah Ukraina tidak bergabung dengan NATO.
"(NATO) tidak siap untuk menerima Ukraina paling tidak untuk 15 tahun ke depan, dan ini sangat jelas. Kami bahkan tidak mendapat dukungan dari aliansi (NATO) hanya dari negara-negara sebagai individu," ujar juru bicara Partai Pelayan Rakyat.
Solusi yang diusulkan oleh parpol ini adalah Ukraina membuat perjanjian keamanan baru yang dijamin oleh Amerika Serikat (AS), Turki atau negara-negara tetangga lainnya, hingga Rusia.
Parpol ini menyatakan akan mencoba memenuhi permintaan Rusia soal NATO.
Namun untuk permintaan yang lain, Parpol ini menyatakan Ukraina tidak bisa begitu saja memenuhinya.
Permintaan Putin yang lain di antaranya adalah meminta pemerintah Ukraina mengakui Crimea sebagai bagian dari Rusia dan mengakui Republik Donbass sebagai negara independen yang ada di Donetsk dan Luhansk.
Sebelumnya, sebuah sindiran pedas disampaikan oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terhadap sekutunya yakni negara-negara barat.
Sindiran itu disampaikan oleh Zelensky karena ia merasa tidak kunjung diberikan bantuan untuk menghadapi pasukan militer Rusia.
Seperti yang diketahui sejak 24 Februari 2022 Presiden Rusia Vladimir Putin telah meluncurkan operasi militer spesial di Ukraina yang terus berlangsung hingga hampir dua minggu.
Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera.com, menurut Zelensky, negara-negara barat juga bertanggung jawab atas kematian para warga Ukraina.
"Meskipun pasukan Rusia harus disalahkan atas pembunuhan yang terjadi, tanggung jawab juga dimiliki oleh mereka di kantor-kantor barat yang selama 13 hari tidak bisa mengambil keputusan yang jelas, mereka yang tidak menyelamatkan kota-kota kita dari bom dan misil, padahal mereka sebenarnya bisa," ujar Zelensky, Selasa (8/3/2022).
Baca juga: Kotanya Dikuasai Putin, Warga Ukraina Lihat Pasukan Rusia Coba Lakukan Pencitraan Pakai Cara Ini
Zelensky diketahui kerap meminta kepada negara-negara barat agar menerapkan zona dilarang terbang di Ukraina untuk meminimalisir serangan pasukan Rusia.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wow/foto/bank/originals/122022-rusia-dan-ukraina-mengadakan-pertemuan-di-belarus.jpg)