Konflik di Afghanistan
Sehari setelah Serangan Bom di Masjid, Sebuah Minibus Meledak Tewaskan Jurnalis Terkenal Afghanistan
Sebuah minibus meledak dan menewaskan seorang jurnalis terkemuka di Kabul, Afghanistan, hanya satu hari setelah serangan bom di masjid di Nangarhar.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM – Seorang jurnalis terkemuka dilaporkan tewas setelah minibus yang ditumpanginya meledak, Sabtu (13/11/2021).
Peristiwa itu terjadi di dekat pos pemeriksaan Taliban di Kabul, Afghanistan, hanya satu hari setelah bom mematikan meledak di sebuah masjid di Nangarhar.
Dilansir dari Al Jazeera, selain korban tewas, dilaporkan empat orang lainnya terluka dalam insiden tersebut.

Baca juga: Berencana Adili Pelanggar Hukum Syariat Islam, Taliban Dirikan Pengadilan Militer di Afghanistan
Baca juga: 44 Anggota Taliban Duduki Posisi Kunci di Afghanistan hingga Peringatan soal Kemungkinan Penyusup
Afghanistan Journalists Center mengatakan korban tewas itu adalah Hamid Seighani, seorang jurnalis Afghanistan terkenal yang pernah bekerja untuk jaringan televisi Ariana.
“Sayangnya, kami kehilangan reporter lain,” kata Afghanistan Journalists Center beberapa jam setelah ledakan.
Sementara itu, belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab.
Insiden terjadi di Dasht-e Barchi, pinggiran kota Kabul yang didominasi oleh masyarakat yang sebagian besar Syiah, yakni anggota komunitas Hazara.
Selama bertahun-tahun, mereka memang telah menjadi sasaran teror dari ISIS-K.
Seorang pengemudi kendaraan, mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa dia melihat seorang pria mencurigakan naik ke minibus, sebelum beberapa menit kemudian ledakan terjadi.
Dia melihat dua penumpang jatuh dari bagian belakang kendaraan dengan pakaian yang terbakar, sementara penumpang lain berusaha melarikan diri dari depan.
"Saya berada di mobil saya dan ledakan terjadi di kendaraan di depan kami," kata seorang saksi mata kepada kantor berita AFP.
"Itu benar-benar terbakar."
Dia menyebutkan ledakan terjadi di dekat pos pemeriksaan Taliban dan suara tembakan dapat terdengar segera setelahnya.
Rumah sakit terdekat dengan lokasi mengaku telah menerima empat pasien luka-luka dan satu korban tewas setelah insiden itu terjadi.
Di sisi lain, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan melalui akun Twitternya, bahwa satu orang tewas dan dua lainnya terluka setelah kebakaran terjadi di sebuah minibus.
Gambar yang dibagikan di media sosial pada Sabtu (13/11/2021), menunjukkan api dan asap hitam tebal membumbung ke langit.
Ledakan itu terjadi sehari setelah sedikitnya tiga orang tewas dan 15 luka-luka akibat bom di sebuah masjid di Nangarhar.
Dalam sebuah pernyataan, kantor gubernur Nangarhar mengatakan para pejabat telah menangkap dua “pelaku” pengeboman masjid.
Namun, mereka tidak memberikan rincian terkait penangkapan tersebut.
Baca juga: Perketat Hukum Syariah, Taliban Disebut Punya Daftar Komunitas Gay Afghanistan yang Terancam Dibunuh
Baca juga: Terjebak Krisis, Keluarga Afghanistan Jual Anak Berusia 9 Tahun sebagai Pengantin Seharga Rp 31 Juta
Hingga kini, belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di Nangarhar tersebut.
"Investigasi lebih lanjut atas insiden itu sedang berlangsung dan lebih banyak tindakan akan diambil," kata pernyataan kantor gubernur Nangarhar.
Seorang dokter mengatakan tiga orang tewas dan 15 lainnya terluka setelah Taliban mengkonfirmasi ledakan di masjid di daerah Spin Ghar, Provinsi Nangarhar.
Serangan itu terjadi selama diselenggarakannya salat Jumat di masjid tersebut.
Salah satu saksi, yang pamannya terluka dalam serangan itu, mengatakan bahwa dia melihat setidaknya 15 jasad, termasuk Imam, yang memimpin salat.
Dia mengatakan ledakan itu terjadi di dekat tempat Imam berdiri di masjid yang ramai.
Sebelumnya, juru bicara pemerintah Provinsi Nangarhar, Qari Hanif, mengungkapkan kepada kantor berita Associated Press bahwa ledakan itu tampaknya disebabkan oleh bom yang ditanam di dalam masjid.
Seorang penduduk di daerah itu, Atal Shinwari, menuturkan kepada Reuters, ledakan terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat.
Sementara itu, berdasarkan kesaksian Walli Mohammed yang merupakan aktivis setempat, disebutkan bom tampaknya disembunyikan di pengeras suara.
Dalam pernyataannya kepada AFP, Mohammed mengatakan saat pengeras suara dinyalakan untuk mengumandangkan azan, perangkat tersebut meledak.
Sejak mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus lalu, Taliban menghadapi perjuangan untuk membawa stabilitas ke negara tersebut.
Dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian serangan yang diklaim oleh cabang lokal kelompok Negara Islam, melanda berbagai wilayah di Afghanistan.
Terbaru adalah dua ledakan hebat diikuti serangan kelompok bersenjata yang terjadi di rumah sakit militer terbesar di Afghanistan, Selasa (2/11/2021).
Negara Islam-Khorasan (ISIS-K) mengaku bertanggung jawab atas serangan yang setidaknya menewaskan 25 orang dengan lebih dari 50 lainnya mengalami luka-luka tersebut.
Ledakan itu menambah daftar serangan dan pembunuhan yang terus bertambah sejak Taliban mengambil alih Afghanistan, seusai menghabiskan 20 tahun melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah yang didukung Amerika Serikat.
Serangan-serangan tersebut merusak klaim mereka untuk memulihkan keamanan di Afghanistan setelah beberapa dekade perang. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Konflik di Afghanistan lain