Terkini Internasional
Erdogan Penuhi Ancamannya, Usir 10 Duta Besar Asing Termasuk AS, Isyaratkan Keretakan Hubungan?
Erdogan telah memerintahkan kepada menteri luar negeri Turki untuk mengusir duta besar dari 10 negara asing seusai serukan dukungan atas tokoh aktivis
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Mohamad Yoenus
Dikutip dari Reuters, Kementerian Luar Negeri Turki sebelumnya telah memanggil diplomat dari 10 negara yang merilis pernyataan terkait Kavala, dan menyebut aksi tersebut tidak bertanggung jawab.
Tujuh di antara duta besar tersebut mewakili sekutu NATO Turki.
Apabila pengusiran benar-benar dilakukan, maka berkemungkinan membuka keretakan hubungan terburuk dengan Barat dalam 19 tahun kekuasaan Erdogan.
Baca juga: Kim Jong Un, Putin, hingga Erdogan Belum Ucap Selamat ke Joe Biden atas Hasil Pilpres AS, Mengapa?
Baca juga: Prancis Tarik Dubes di Turki seusai Erdogan Sebut Macron Butuh Periksa Mental soal Kasus Kartun Nabi
Kedutaan Besar AS dan Prancis serta Gedung Putih mau pun Departemen Luar Negeri AS, belum memberikan tanggapan terkait perintah pengusiran oleh Turki.
Erdogan telah mengatakan sebelumnya, bahwa dia berencana untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden pada pertemuan G20 di Roma akhir pekan depan.
Sementara itu, Norwegia mengatakan belum menerima pemberitahuan pengusiran dari otoritas Turki.
"Duta besar kami belum melakukan apa pun yang menjamin pengusiran," kata kepala juru bicara kementerian, Trude Maaseide.
"Kami akan terus meminta Turki untuk mematuhi standar demokrasi dan aturan yang dijalankan di bawah Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa," tambahnya.
Kavala dibebaskan tahun lalu dari tuduhan terkait protes 2013, tetapi keputusan itu dibatalkan tahun ini dan justru menyertakan tuduhan lain terkait upaya kudeta.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan kasusnya adalah simbol dari tindakan keras terhadap perbedaan pendapat di bawah pemerintahan Erdogan.
"Pengusiran sepuluh duta besar adalah tanda pergeseran otoriter pemerintah Turki. Kami tidak akan terintimidasi. Kebebasan untuk Osman Kavala,” kata Presiden Parlemen Eropa, David Sassoli, melalui akun Twittenya.
Menteri Luar Negeri Denmark, Jeppe Kofod, mengatakan kementeriannya belum menerima pemberitahuan resmi, tetapi telah melakukan kontak dengan sekutunya.
"Kami akan terus menjaga nilai dan prinsip bersama kami, seperti yang ada dalam deklarasi bersama," katanya dalam sebuah pernyataan.
Di sisi lain, Kavala menyatakan pada Jumat lalu bahwa dia tidak akan lagi menghadiri sidangnya.
Dia merasa sidang selanjutnya tidak akan terselenggara dengan adil seusai komentar Erdogan terkait aksi para duta besar asing tersebut.
Sementara, sidang terbaru Kavala dijadwalkan digelar pada 26 November mendatang. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Turki lain