Virus Corona
China Sebut Ada Kemungkinan Manipulasi dalam Investigasi WHO terkait Asal-usul Penyebab Covid-19
Bahkan mereka menyebut hal tersebut sebagai kemungkinan manipulasi politik yang dilakukan WHO kepada China.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Kementerian Luar Negeri China memperingatkan akan adanya kemungkinan manipulasi dalam investigasi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencari asal-usul virus penyebab Covid-19.
Bahkan mereka menyebut hal tersebut sebagai kemungkinan manipulasi politik yang dilakukan WHO kepada China.
Dikutip dari CNA News, hal itu dilakukan setelah WHO merilis daftar nama para ilmuan yang diusulkan untuk melakukan pencarian asal virus dengan tim baru setelah beberapa kali melakukan penyelidikan di China.
Baca juga: Terjadi Penurunan Kasus Covid-19 Cukup Besar di Tingkat Nasional, Ada 5 Kabupaten Zona Hijau
Baca juga: Ini 4 Kelompok Orang yang Disarankan CDC Mendapat Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga di AS
Mereka akan kembali menyelidiki Wuhan di mana kasus pertama Covid-19 ditemukan pada 2019.
Sebelumnya, pihak otoritas China dituduh menyembunyikan data mentah tentang kasus-kasus awal selama kunjungan tim WHO pada awal tahun.
Kemudian mereka sejak itu menolak seruan untuk penyelidikan lebih lanjut, dengan mengatakan AS dan lainnya mempolitisasi masalah tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian mengatakan China akan terus mendukung dan berpartisipasi dalam penelusuran ilmiah global dan dengan tegas menentang segala bentuk manipulasi politik.
"Kami berharap semua pihak terkait, termasuk sekretariat WHO dan kelompok penasihat, akan secara efektif menjunjung tinggi sikap ilmiah yang objektif dan bertanggung jawab," kata Zhao kepada wartawan pada briefing harian.

Para ahli yang diusulkan oleh badan kesehatan PBB termasuk beberapa yang berada di tim asli yang pergi ke kota Wuhan di Cina tengah untuk menyelidiki asal-usul Covid-19.
Beijing telah berulang kali mempertanyakan apakah virus itu memang berasal dari China, dan telah menyerukan penyelidikan ke laboratorium militer Amerika Serikat.
Baca juga: Pakar dari Amerika Serikat Ungkap Covid-19 Masih Bisa Bermutasi seperti Varian Delta
Meskipun hal itu disampaikan tanpa bukti yang kuat.
Namun, pihak otoritas China telah memberikan makalah yang menjadi asumsi mereka bahwa virus itu kemungkinan berasal dari Amerika Serikat.
China sebagian besar telah membasmi kasus penularan lokal infeksi Covid-19.
Mereka negara yang paling awal menerapkan protokol pencegahan melalui pemakaian masker, karantina, dan pelacakan kasus elektronik, bersama dengan tindakan yang terkadang kejam termasuk penguncian dan pengujian massal wajib.
Kelompok yang dibuat WHO untuk mencari penyebab Covid-19 dinamakan Scientific Advisory Group for the Origins of Novel Pathogens (SAGO).
Kelompok ini dirancang untuk menghindari beberapa masalah yang mengganggu penelitian yang didukung WHO sebelumnya tentang asal-usul covid-19.
Tim tersebut juga akan bekerjasama dengan para peneliti di China yang ditugaskan di Wuhan.
Tetapi nampaknya SAGO akan bergerak secara terbatas, mengingat sifatnya sebagai komite penasihat.
Jika ada sesuatu yang layak untuk penelitian lebih lanjut, para ahli itu hanya akan diberdayakan untuk membawa rekomendasi ke WHO.
WHO kemudian dapat meminta negara-negara anggotanya untuk menyerahkan catatan atau mengizinkan penyelidikan di wilayah mereka.
Tetapi badan tersebut tidak memiliki kemampuan untuk memaksa negara-negara anggota untuk melakukan apa pun, terutama jika negara anggota adalah salah satu negara yang paling kuat.
Teori Kebocoran Lab Wuhan
Dilansir dari The Hill, dikatakan ada teori bahwa Virus Corona menyebar dari kebocoran di Institut Virologi Wuhan pada akhir 2019.
Teori ini telah lama disebut-sebut sebagai kemungkinan penyebab pandemi, termasuk oleh pejabat mantan Presiden Donald Trump dan beberapa anggota parlemen AS.
Ada dugaan WHO masih mempercayai teori ini dan merupakan alasan untuk penyelidikan terbaru.
Namun, hingga kini baik WHO dan Badan Intelijen AS tidak bisa membuktikan kebenaran teori tersebut.
Tim WHO bahkan mengatakan bahwa sangat tidak mungkin Virus Corona bocor dari laboratorium, dengan mengatakan skenario yang paling mungkin adalah virus berpindah dari kelelawar atau trenggiling, yang bermutasi dan menularkan ke manusia.
Sedangkan laporan intelijen AS mengatakan tidak memiliki cukup bukti untuk mengatakan secara pasti apa yang telah terjadi.
Di sisi lain, China menyangkal teori kebocoran laboratorium dan beberapa pejabat China juga menuduh bahwa virus mungkin telah bocor dari laboratorium Angkatan Darat AS, dan telah mendesak WHO untuk melakukan penyelidikan di sana.
Para ilmuwan di China bahkan menerbitkan makalah yang menyebut bahwa ada kemungkinan jika Virus Corona sudah menyebar di AS pada September 2019, sebelum virus itu terkonfirmasi di Wuhan.
Beberapa anggota tim WHO yang mengunjungi China pada Januari mengatakan bahwa pejabat China menolak untuk menyerahkan informasi penting.
Data yang dimaksud seperti data mentah pasien dari kasus awal, yang dapat membantu menentukan kapan dan bagaimana Covid-19 dimulai.
Seorang juru bicara WHO mengatakan kepada The Journal bahwa prioritas tim baru perlu data dan akses di negara tempat laporan pertama diidentifikasi.
Menurut The Journal, penyelidikan WHO juga diduga berkaitan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang baru-baru ini menekan Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO, untuk memperbarui penyelidikan hipotesis kebocoran laboratorium.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga sempat dikritik karena terlalu dekat dengan Beijing.
Namun, perselisihan di antara mereka menjadi jelas pada bulan Maret ketika misi bersama WHO-China ke Wuhan menyimpulkan bahwa teori Virus Corona berasal dari lab di kota itu yang bocor disebut sangat tidak mungkin dan tidak layak untuk diselidiki lebih lanjut.
Tedros secara terbuka mengkritik temuan itu, sementara seorang pejabat senior WHO dalam perjalanan itu kemudian menyarankan bahwa kata-kata itu adalah hasil tekanan dari rekan-rekan mereka di China.
Kemudian dalam kesempata lain, Tedros dan pejabat WHO lainnya menekankan bahwa kebocoran laboratorium tidak dapat dikesampingkan kecuali ada bukti yang mengatakan demikian.
“Hipotesis laboratorium harus diperiksa dengan cermat, dengan fokus pada laboratorium di lokasi di mana laporan pertama infeksi manusia muncul di Wuhan,” tulis para pejabat. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya