Virus Corona
Waspada saat Isolasi Mandiri, Studi Ini Ungkap Kaitan Obesitas dengan Keparahan Infeksi Covid-19
Obesitas telah dikaitkan sebagai faktor yang meningkatkan keparahan bagi pasien Covid-19 bahkan pada orang dewasa muda.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Obesitas telah dikaitkan sebagai faktor yang meningkatkan keparahan bagi pasien Covid-19 bahkan pada orang dewasa muda.
Bahkan, orang dengan obesitas juga dikaitkan dengan kerentanannya terpapar Covid-19 dibanding dengan yang lain.
Dalam studi pertama, yang diterbitkan kemarin di The Lancet Diabetes & Endocrinology, peneliti Universitas Oxford menemukan jika rata-rata pasien Covid-19 yang memiliki obesitas akan mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Baca juga: Gejala Covid-19 Datang Bertahap saat Isolasi Mandiri, Ini Urutan yang Sering Terjadi Menurut Studi
Baca juga: Bisa Jaga Imun saat Isolasi Mandiri Covid-19, Kenali 6 Manfaat Qusthul Hindi bagi Kesehatan
Risiko mendapat perawatan di ruang perawatan intensif akan meningkat ketika pasien dengan obesitas memiliki diabetes atau merupakan lansia.
Para penulis mencatat bahwa bahkan sedikit peningkatan dalam indeks masa tubuh (BMI) di atas 23 kg/m2 meningkatkan risiko Covid-19 yang parah.
"Orang dengan kelebihan berat badan, bahkan tanpa penyakit penyerta lainnya, secara substansial meningkatkan risiko masuk ke rumah sakit dan ICU dan kematian karena Covid-19, terutama untuk orang dewasa yang lebih muda dan orang kulit hitam," tulis mereka, dikutip dari situs University of Minnesota.
“Kelebihan berat badan adalah faktor risiko yang dapat dimodifikasi, dan investasi dalam pengobatan kelebihan berat badan dan obesitas serta strategi pencegahan jangka panjang dapat membantu mengurangi keparahan penyakit Covid-19.”
Kemudian, sebuah tim yang dipimpin oleh para peneliti dari Uniformed Services University of the Health Sciences di Bethesda, Maryland, menggunakan model regresi logistik untuk membandingkan viral load pasien obesitas dan non obesitas.
Mereka menganalisis data pasien Covid-19 yang menggunakan jaminan kesehatan militer di Amerika Serikat.
Para peneliti mencatat bahwa peningkatan viral load pada pasien isolasi mandiri.
Sedangkan pasien obesitas yang dirawat di rumah sakit tidak terliat adanya peningkatan viral load.
Baca juga: Cegah Keparahan Covid-19, Ini Daftar 6 Makanan Mengandung Vitamin B6 untuk Isolasi Mandiri
Hal ini juga diduga ada kaitannya dengan jenis obat-obatan, makanan, dan berbagai terapi yang dilakukan di rumah sakit.
“Tidak diketahui apakah ini mencerminkan penggunaan obat antivirus pada pasien rawat inap atau pengambilan sampel penyakit rawat inap relatif lebih lambat dalam perjalanan penyakit mereka ketika viral load diperkirakan turun lebih cepat,” tulis mereka.
Namun, mereka juga menemukan hal yang sama, yaitu rata-rata pasien dengan obesitas akan lebih mungkin dirawat di rumah sakit dibanding dengan non obesitas.
Kemudian, rata-rata BMI lebih tinggi pada pasien rawat inap djuga dikatakan lebih banyak membutuhkan terapi oksigen dibandingkan mereka yang tidak.
Tetapi ada dugaan jika ini disebabkan berbagai faktor lain yang mendampingi masalah obesitas.
Penyakit dasar yang paling umum adalah tekanan darah tinggi (20,1%) dan diabetes (12%), dan keduanya semakin umum dengan kategori obesitas yang lebih tinggi.
"Dalam populasi penerima Sistem Kesehatan Militer, obesitas sangat berkorelasi dengan keparahan Covid-19, viral load, dan respons antibodi," kata para peneliti.
"Ini menunjukkan hubungan antara obesitas dan keparahan Covid-19 dapat dimediasi oleh peningkatan viral load pada mereka yang memiliki indeks masa tubuh lebih tinggi."
Para peneliti mengatakan mekanisme di balik hubungan kuat antara obesitas dan Covid-19 yang parah mungkin multifaktorial.
Itu mungkin termasuk gangguan fungsi kardiovaskular, pernapasan, metabolisme, dan trombotik, respons imun yang diperkuat atau disregulasi yang mengarah pada lebih banyak replikasi virus dan respons imun inflamasi yang lebih besar.
Dan tingkat reseptor enzim pengubah angiotensin 2 yang lebih tinggi, yang memungkinkan SARS-CoV-2 memasuki sel.
Para peneliti berharap studi Covid-19 di masa depan harus memeriksa peran biomarker inflamasi dan kekebalan bawaan.
Misalnya, sel pembunuh alami, sel T memori pada pasien obesitas, resistensi insulin terkait obesitas, gangguan mikrobioma, dan mekanisme seperti kelebihan jaringan lunak di saluran pernapasan bagian atas. saluran yang menghalangi jalan napas. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya