Breaking News:

Virus Corona

Khawatir karena Diduga Bisa Kebal Vaksin, Para Ahli Sebut Covid-19 Varian Mu Sulit Lampaui Delta

Ahli mengatakan untuk tidak terlalu khawatir oleh varian Mu dan disebut tidak akan melampaui varian Delta, yang kini mendominasi di banyak negara

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Tiffany Marantika Dewi
health.clevelandclinic.org/
Ilustrasi sampel virus Covid-19. Covid-19 Varian Mu disebut tak bisa lampaui varian Delta secara dominasi. 

TRIBUNWOW.COM - Varian Covid-19 yang baru, yaitu varian Mu yang telah dikonfirmasi berada di lebih dari 42 negara telah membuat banyak pihak khawatir karena  berkemungkinan memiliki kekuatan untuk kebal vaksin. 

Tetapi para ahli mengatakan untuk tidak terlalu khawatir, dan varian Mu juga disebut tidak akan melampaui varian Delta, yang kini mendominasi di banyak negara. 

Baca juga: Kenali Teknik Grounding, Bantu Atasi Gangguan Tidur saat Isolasi Mandiri Covid-19

Baca juga: Tips Isolasi Mandiri Covid-19: 12 Makanan Kaya Omega 3 yang Dinilai Bisa Bantu Lawan Badai Sitokin

Varian Mu pertama kali teridentifikasi di Kolombia pada bulan Januari dan telah masuk dalam kategori varian yang menarik (VOI) dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Para ilmuwan percaya bahwa varian baru tidak dapat bersaing dengan varian Delta, yang sangat menular.

“Apakah itu bisa menjadi lebih tinggi atau tidak jika tidak ada Delta, itu sulit untuk dikatakan,” kata Alex Bolze, ahli genetika di perusahaan genomik Helix, dikutip dari National Geographic, Sabtu (11/9/2021).

Di Kolombia, varian Mu terdeteksi telah menyebabkan sepertiga kasus Covid-19.

Varian Mu, adalah varian Covid-19 yang ke-12 yang diberni nama oleh WHO karena dianggap menarik.

WHO telah melabeli versi terbaru SARS-CoV-2 ini sebagai Variant of Interest, satu langkah di bawah Variant of Concern.

Hingga kini hanya ada empat varian yang masuk Variant of Concern termasuk varian Delta.

Tapi VOI, seperti Mu juga perlu dikhawatirkan.

Baca juga: Cukup Isolasi Mandiri, Covid-19 Disebut Tak Terlalu Pengaruhi Fungsi Paru-paru pada Remaja

Mu memiliki banyak mutasi yang diketahui dapat membantu virus lolos dari kekebalan dari vaksin atau infeksi sebelumnya.

"Namun, kabar baiknya adalah bahwa Mu tidak mungkin menggantikan Delta di tempat-tempat seperti AS di mana ia sudah dominan," kata Tom Weseleers, ahli biologi evolusi dan biostatistik di Universitas Katolik Leuven di Belgia.

Sebagian besar urutan genetik mengungkapkan bahwa Mu memiliki delapan mutasi pada protein lonjakannya, banyak di antaranya juga hadir dalam varian yang menjadi perhatian yaitu Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Beberapa mutasi Mu, seperti E484K dan N501Y, membantu varian lain menghindari antibodi dari vaksin mRNA.

Pada varian Beta dan Gamma, mutasi E484K membuat varian lebih resisten terhadap vaksin mRNA dosis tunggal.

Sebuah penelitian peer-review, telah menunjukkan bahwa mutasi P681H membantu transmisi varian Alpha, dan mungkin melakukan hal yang sama untuk Mu.

Mu juga menyimpan mutasi baru yang belum pernah terlihat dalam varian sebelumnya, jadi konsekuensinya tidak sepenuhnya dipahami.

Mutasi pada posisi 346 mengganggu interaksi antibodi dengan protein lonjakan, yang menurut para ilmuwan, mungkin membuat virus lebih mudah melarikan diri.

Selain itu studi peer-review yang menggunakan model epidemologi, memperkirakan bahwa Mu hingga dua kali lebih mudah menular daripada SARS-CoV-2 asli dan menyebabkan gelombang kematian Covid-19 di Bogotá, Kolombia pada Mei 2021.

Studi ini juga mengungkap bahwa kekebalan dari infeksi sebelumnya 37 persen kurang efektif dalam melindungi terhadap Mu.

“Saat ini, kami tidak memiliki cukup bukti yang mungkin menunjukkan bahwa memang varian baru Mu ini terkait dengan perubahan signifikan pada Covid,” kata Alfonso Rodriguez-Morales, Presiden Asosiasi Infeksi Penyakit di Kolombia.

Beberapa petunjuk juga muncul terkait varian Mu dapat melemahkan perlindungan dari antibodi yang dihasilkan oleh vaksin yang ada.

Virus buatan laboratorium yang meniru varian Mu kurang terpengaruh oleh antibodi dari orang yang telah pulih dari Covid-19 atau divaksinasi dengan Comiranty Pfizer.

Dalam penelitian ini, Mu adalah yang paling resisten terhadap vaksin dari semua varian yang diakui saat ini.

Dalam penelitian berbasis laboratorium lainnya, antibodi dari pasien yang diimunisasi dengan vaksin Pfizer kurang efektif dalam menetralkan Mu dibandingkan dengan varian lainnya.

“Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan bahwa ia akan menghindari antibodi tertentu, tidak hanya antibodi monoklonal, tetapi vaksin dan antibodi yang diinduksi serum penyembuhan," kata Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, pada konferensi pers Gedung Putih pada 2 September.

"Tetapi tidak banyak data klinis yang menunjukkan hal itu. Sebagian besar adalah data laboratorium.”

Vaksin Covid-19—Pfizer, Astra Zeneca, Johnson & Johnson, dan Sinovac, yang semuanya tersedia di Kolombia tampaknya masih menawarkan perlindungan yang baik terhadap Mu.

Tetapi para pembuat vaksin juga hingga saat ini masih menguji terkait efikasi vaksin terhadap varian Mu. 

“Bukti tambahan tentang Mu langka, mirip dengan Lambda dan varian regional lainnya, karena kapasitas terbatas untuk studi lanjutan, dan karena varian ini belum menjadi ancaman signifikan di negara-negara berpenghasilan tinggi seperti Delta,” kata Pablo Tsukayama, ahli mikrobiologi di Universidad Peruana Cayetano Heredia di Lima, Peru.

Dia berharap penunjukan Mu oleh WHO sebagai varian minat akan mengubah itu. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Tags:
varian deltaCovid-19Virus CoronaVarian Mu
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved