Breaking News:

Virus Corona

Kenali Hal yang Bisa Tingkatkan Potensi Terjadinya Kabut Otak saat Isolasi Mandiri Covid-19

Kabut otak disebut-sebut sering terjadi pada pasien Covid-19 karena berbagai alasan dan bisa terjadi untuk waktu yang panjang.

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
sciencedaily.com
Ilustrasi otak manusia. Kabut otak bisa membuat pasien Covid-19 kesulitan menjalani aktivitas harian. 

TRIBUNWOW.COM - Mudah lupa dan kesulitan berkonsenterasi merupakan tanda umum dari terjadinya kabut otak. 

Kabut otak disebut-sebut sering terjadi pada pasien Covid-19 karena berbagai alasan dan bisa terjadi untuk waktu yang panjang.

Dilansir TribunWow.com dari Healthline, dijelaskan bahwa kabut otak bisa disebabkan karena virus itu sendiri atau masalah psikologis yang rentan dialami pasien Covid-19. 

Baca juga: Kabut Otak Bisa Terjadi seusai Isolasi Mandiri Covid-19, Kenali 6 Suplemen untuk Kesehatan Otak

Baca juga: Tidak Repot, WHO Beri Tips Makan Sehat untuk Pasien Covid-19 selama Isolasi Mandiri

Satu analisis menunjukkan bahwa hingga 31 persen orang mengalami perubahan mental ketika terinfeksi Covid-19.

Namun, estimasi ini didasarkan pada studi kecil dan mungkin tidak berlaku untuk populasi yang lebih besar.

Sedangkan untuk gejala neurologis yang terjadi pada pasien Covid-19 dilaporkan sekitar 25 persen pasien. 

Dalam studi lain dilaporkan bahwa gejala neurologis bisa lebih luas daripada yang diperkirakan semula dan dapat terjadi pada hingga 69 persen orang yang pernah menderita penyakit parah dengan Covid-19.

Saat ini, tidak jelas mengapa beberapa orang mengembangkan kabut otak dan yang lainnya tidak.

Tetapi berasarkan hasil studi tersebut, diduga jika pasien yang mengalami sakit parah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kabut otak.

Bahkan dalam pasien yang mengalami sakit parah akibat Covid-19 juga ditemukan komplikasi otak seperti delirium, kejang, dan radang otak dan jaringan sekitarnya.

Baca juga: Benarkah Covid-19 Varian Delta Sebabkan Sakit Lebih Parah? Simak Hasil Studi Penelitian

Sebuah studi dari Januari 2021 menemukan peningkatan kadar sitokin inflamasi dalam cairan yang mengelilingi otak orang beberapa minggu setelah infeksi Covid-19 mereka.

Sitokin adalah molekul yang diproduksi oleh sistem kekebalan yang mendorong terjadinya peradangan untuk melawan virus.

Sayangnya peradangan di otak bisa menghambat kemampuan neuron untuk berkomunikasi satu sama lain.

Ini mungkin salah satu faktor yang berkontribusi terhadap kabut otak.

Para peneliti juga telah mengidentifikasi perubahan mikrostruktur di hippocampus dan area otak lainnya setelah Covid-19.

Mereka percaya bahwa perubahan ini juga dapat menyebabkan gangguan kognitif.

Namun, ada cara lain bahwa Covid-19 secara tidak langsung dapat menyebabkan kabut otak juga.

Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi meningkatkan potensi kabut otak saat pasien menjalani isolasi yaitu:

1. Kualitas tidur yang buruk

2. Perasaan kesepian

3. Depresi

4. Peningkatan stres atau kecemasan

5. Perubahan pola makan

6. Aktivitas fisik berkurang

7. Efek samping obat tertentu

Kecemasan terus-menerus pasien Covid-19 dapat meningkatkan tekanan darah, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan memicu depresi.

Ini juga dapat menyebabkan kelelahan mental, dan ketika otak lelah, ia menjadi lebih sulit untuk berpikir, bernalar, dan fokus.

Selain itu, kualitas tidur yang buruk juga dapat mengganggu seberapa baik fungsi otak.

Tidur terlalu sedikit dapat menyebabkan konsentrasi yang buruk dan pikiran keruh.

Karena itu kiat-kiat berikut dapat membantu meningkatkan fungsi mental jika sedang menghadapi kabut otak yang sedang berlangsung, di antaranya adalah:

1. Dapatkan banyak tidur, mendapatkan kualitas tidur yang baik dapat membantu tubuh memperbaiki dan memulihkan diri.

2. Lakukan aktivitas fisik secara teratur, karena itu tidak hanya bermanfaat bagi jantung dan paru-paru, tetapi juga cara yang bagus untuk meningkatkan fungsi otak.

3. Cobalah untuk makan makanan yang seimbang dan sehat untuk memberi tubuh nutrisi yang dibutuhkan untuk kembali ke kesehatan yang baik.

4. Menjauhi produk tembakau dan alkohol dapat membantu meminimalkan peradangan di otak.

Para peneliti juga terus melihat potensi manfaat steroid untuk mengurangi peradangan otak yang dapat berkontribusi pada perubahan kognitif.

Sebaiknya temui dokter jika mengalami masalah mental atau kecemasan yang cukup parah sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari atau jika tidak membaik setelah beberapa minggu.

Pasalnya, diperkirakan bahwa kombinasi perubahan fisiologis di otak dan faktor psikologis dapat berkontribusi pada kondisi ini. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya

Tags:
Virus CoronaCovid-19Kabut Otakisolasi mandiriIsoman
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved