Virus Corona
Studi Terbaru Ungkap Risiko Long Covid Berkurang 50 Persen pada Pasien yang Sudah Divaksin
Studi mengungkap jika risiko long Covid lebih kecil terjadi pada pasien yang sudah divaksinasi
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Infectious Diseases pada hari Rabu (1/9/2021) mengungkap jika risiko Long Covid lebih kecil terjadi pada pasien yang sudah divaksinasi.
Orang yang sudah divaksin mengalami risiko lebih kecil, sekitar 50 persen dibanding pada pasien yang belum mendapat vaksin.
“Ini benar-benar, saya pikir, studi pertama yang menunjukkan bahwa long Covid dengan dua dosis vaksin, dan itu berkurang secara signifikan,” kata Dr. Claire Steves, seorang ahli geriatri di King's College London, Inggris dan penulis utama studi tersebut, dikutip dari The New York Times.
Baca juga: Berikut Fakta Covid-19 Mu, Varian Asal Kolombia yang Diduga Kebal Vaksin, Kini Ada di 39 Negara
Baca juga: Kenali Manfaat Konsumsi Susu pada Pasien Covid-19 saat Menjalani Isolasi Mandiri
Hal itu dirasa mengejutkan mengetahui fakta bisa pasien Covid-19 memiliki risiko tinggi terhadap Long Covid, bahkan ketika mereka tidak mengalami gejala ketika terinfeksi Covid-19.
Gejala paling umum dari long Covid sendiri adalah kelelahan, sesak napas, kabut otak, jantung berdebar-debar, dan gejala lainnya.
Tetapi banyak tentang kondisi itu tetap misterius, karena terjadinya keluhan belum tentu diakibatkan masalah organ yang diserang virus.
Disebut long Covid, apabila gejala tersebut bertahan lebih dari empat minggu dari dia dinyatakan positif Covid-19 atau ketika mereka mengalami gejala baru.
“Kami belum memiliki pengobatan untuk Covid yang lama,” kata Dr. Steves.
“Mendapatkan vaksinasi adalah strategi pencegahan yang dapat dilakukan semua orang.”
Selain itu, mendapat vaksin juga dipercaya bisa melindungi seseorang dari Covid-19 dan dampak parah dari penyakit tersebut.
Baca juga: Masalah Rambut Rontok seusai Isolasi Mandiri Covid-19 akan Pulih Sendiri? Simak Penjelasannya
Itu juga ada hubungannya dengan risiko long Covid yang dialami pasien.
Temuan ini menambah tumpukan penelitian tentang apa yang disebut infeksi terobosan, atau infeksi yang terjadi pada pasien setelah mereka mendapat vaksin Covid-19.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) telah mengkonfirmasi bahwa infeksi terobosan lebih banyak diakibatkan oleh Covid-19 varian Delta.
Penelitian ini juga mengkaji secara statistik bagai mana vaksin Covid-19 sangat bermanfaat bagi pasien.
Temuan baru ini didasarkan pada data dari lebih dari 1,2 juta orang dewasa dalam aplikasi Covid Studi Symtom, di mana pasien menggunakan aplikasi seluler untuk mencatat gejala, hasil tes, dan catatan vaksinasi mereka.