Virus Corona
Jelang PTM, Wamenkes Sebut Kasus Positif dan Kematian Anak Covid-19 Meningkat, Apa Penyebabnya?
Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Wamenkes RI) Dante Saksono menyebut tren kasus Covid-19 dan kematian pada anak meningkat
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Wamenkes RI) Dante Saksono menyebut tren kasus Covid-19 dan kematian pada anak meningkat.
Hal itu sejalan dengan adanya peningkatan kasus dewasa dan kluster Covid-19 keluarga di Indonesie.
Dante menyampaikan hal tersebut dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) secara virtual yang tayang dalam Youtube KPAI pada Senin (30/8/2021).
Baca juga: Agar Tak Terpapar saat Ada yang Isolasi Mandiri di Rumah, Pahami Cara Penularan Covid-19
Baca juga: Jangan Ada Stigma, Lakukan Hal Berikut Jika Tetangga Positif Covid-19 atau Isolasi Mandiri di Rumah
"Kluster pada keluarga ini penting dicermati karena anak bukan saja salah satu korban dari keterpaparan Covid-19 tetapi anak juga bisa menjadi carrier," jelasnya.
Berbeda dengan dewasa, kasus anak-anak memang lebih banyak adalah kasus Covid-19 yang ringan.
Tetapi kasus yang terjadi pada anak bisa menjadi satu di antara sumber kluster keluarga.
Terlebih jika anak-anak yang tinggal bersama dengan orang lanjut usia atau dengan orang yang memiliki komorbid.
Dia menyampaikan dua grafik yang menunjukkan tren kasus Covid-19 di Indonesia baik kasus positif maupun angka kematian.
Dari situ terlihat jika kasus Covid-19 pada anak sejalan dengan peningkatan kasus yang terjadi di Indonesia.
"Ternyata ketika kasus kematian pada dewasa sudah mulai menurun beberapa saat ini, tetapi kasus kematian pada anak belum terlalu menunjukkan penurunan yang signifikan," jelasnya.
Baca juga: Penuhi Kebutuhan Cairan saat Isolasi Mandiri, Simak Bahaya Dehidrasi bagi Pasien Covid-19
Bahkan dia menyebut jika angkan kematian pada anak di beberapa daerah mulai meningkat.
Menurutnya hal itu dikarenakan terlambatnya orang tua dalam membawa anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit.
Ada kemungkinan jika orangtua menduga bahwa anaknya hanya mengalami flu biasa.
Anosmia yang identik dengan Covid-19 sendiri sulit dilacak pada anak karena anak bisa jadi belum paham.
"Biasanya ini tidak terlalu dikeluhkan pada anak, tetapi yang terjadi ialah mereka susah makan," jelasnya.
Jadi ketika anak susah makan dan mengalami gejala seperti flu akan dianggap flu dan diberi pengobatan flu biasa.
Dia juga menyebut orang tua biasanya sadar ketika kondisi anak mulai parah.
"Karena itu pengetahuan terhadap gejala-gejala Covid penting diketahui orang tua, sehingga tren kasus kematian Covid pada anak yang meningkat ini seiring peningkatan kasus pada dewasa yang sudah menurun, itu tidak terjadi," ungkapnya.
Di sini peran orang tua dinilai menjadi sangat penting untuk menekan kasus kematian pada anak.
Agar tidak terjadi kasus di mana orang tua membawa anaknya ke rumah sakit setelah mendapat gejala yang berat.
"Tidak menunggu anak itu sesak dulu baru di bawa ke rumah sakit, tetapi dari awal sudah langsung diperiksakan ketika anaknya demam, anaknya susah makan, itu sudah harus dibawa ke dokter, diperiksakan di instalasi kesehatan setempat," ujarnya.
Hal itu dinilai yang akan berpengaruh pada angkan kematian anak ke depan.
Rakornas yang diadakan KPAI tersebut dilakukan untuk menyambut persiapan pembelajaran tatap muka.
Menurut Dante data ini menjadi penting dan berkaitan dengan potensi adanya kluster penyebaran Covid-19 di sekolah.
"Ketika ada kluster sekolah atau anak-anak yang terdiagnosis harus dicermati sedini mungkin sehingga tidak menimbulkan peningkatan kasus sedini mungkin," ujarnya.
Dia juga menyampaikan adanya beberapa sekolah di mana terdapat jumlah kasus positif Covid-19 yang tinggi ketika melaksanakan program pembelajaran tatap muka.
Hal itu menurutnya harus ditangani dengan baik agar tidak terlalu berdampak.
"Screening berkala itu diperlukan juga untuk mengindikasi apabila terjadi kluster-kluster baru di sekolah tersebut," ujarnya. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya.