Breaking News:

Virus Corona

Jaga Kesehatan Otak saat Terinfeksi Covid-19, Coba Lakukan 5 Rutinitas Ini di Pagi Hari saat Isoman

Sejumlah pasien Covid-19 dilaporkan mengalami brain fog atau kabut otak seusai sembuh dari Covid-19. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
Boldsky.com
Ilustrasi minum air putih. Sejumlah pasien Covid-19 dilaporkan mengalami brain fog atau kabut otak seusai sembuh dari Covid-19.  

TRIBUNWOW.COM - Sejumlah pasien Covid-19 dilaporkan mengalami brain fog atau kabut otak seusai sembuh dari Covid-19

Kabut otak merupakan kondisi di mana otak mengalami masalah pada ingatan, konsenterasi, atau berpikir yang bisa muncul sesekali. 

Masih tidak jelas mengapa hal itu bisa terjadi, apa karena faktor psikologis atau saraf, belum ada data yang cukup untuk memastikannya. 

Baca juga: Seusai Isoman Jadi Pelupa dan Sulit Konsentrasi, Ini Penyebab Pasien Covid-19 Bisa Alami Brain Fog

Baca juga: Covid-19 Bisa Berdampak pada Otak, Ini Gejala yang Bisa Dialami Pasien saat Isolasi Mandiri

Yang jelas ketika penyintas Covid-19 mengalami kabut otak, kualitas hidupnya akan menurun karena itu berpengaruh terhadap tugas-tugas harian yang biasa dilakukan.

Tidak ada cara khusus atau obat tertentu yang dianjurkan. 

Jika mengalaminya, dokter akan mendiagnosis apa yang terjadi untuk bisa memutuskan terapi yang akan diberikan. 

Para ahli juga hanya menyarankan untuk melakukan sesuatu yang bisa menjaga cara kerja otak atau mengkonsumsi nutrisi yang berkhasiat bagi kesehatan otak.

Mengutip Well and Good, Patrick K. Porter, PhD, seorang ahli saraf dan pencipta aplikasi meditasi, BrainTap, dan Kristen Willeumier, PhD, seorang ahli saraf yang penelitiannya berfokus pada neurobiologi dan neuroimaging pernah memberikan saran terkait aktivitas yang bisa dilakukan untuk membuat otak tetap fokus.

Mereka memberikan edukasi terkait tujuh hal yang bisa dilakukan agar otak fokus. 

Ini juga bisa dilakukan bagi orang yang mengalami kabut otak secara umum, tetapi belum ada konfirmasi pada penyintas Covid-19.

1. Matikan Alarm atau Gunakan Suara Tenang

Dr. Porter menyebut caranya untuk menjaga kesehatan otak adalah dengan tidak menyetel alarm.

"Salah satu hal terburuk yang dapat Anda lakukan pada sistem saraf Anda adalah bangun dengan alarm yang menyala-nyala," katanya.

Pada sebagian orang yang tidak bisa bangun tanpa alarm, ia merekomendasikan untuk memilih nada dengan suara yang lebih tenang.

Dr. Porter menggunakan penghangat ruangan untuk menggantikan alarm.

Baca juga: Jaga Kesehatan Jantung saat Isolasi Mandiri, Upaya Cegah Gejala Berkepanjangan Covid-19

Itu bisa menggantikannya untuk memastikan tubuhnya bangun tepat waktu.

"Ini mengubah suhu tempat tidur saya, jadi saya tidur sekitar 60 derajat Fahrenheit, dan itu membangunkan saya pada 70 derajat," jelasnya.

Dengan kata lain, ini membantu menaikkan suhu tubuhnya sehingga dia terbangun secara alami, tanpa sentakan alarm.

2. Meditasi

Baik dia dan Dr. Willeumier menganjurkan hal kedua yang bisa dilakukan di pagi hari adalah melakukan meditasi.

"Meditasi mengurangi stres dan kecemasan dengan mengurangi kortisol dan epinefrin, yang membantu mengatur tekanan darah, detak jantung, dan pola pernapasan," kata Dr. Willeumier.

"Ini juga berfungsi untuk menciptakan sinkronisasi seluruh otak yang meningkatkan kreativitas, pembelajaran, fokus, dan perhatian."

Latihan yang konsisten, tambahnya, telah ditunjukkan untuk meningkatkan materi abu-abu otak di area yang terkait dengan pembelajaran dan memori.

3. Minum Air Mineral

Kafein memang dikenal bagus untuk otak jika dikonsumsi secara tidak berlebihan.

Tetapi Dr. Willeumier menyebut dirinya tidak pernah mengkonsumsi kafein di pagi hari.

Sebagai gantinya, dia menghidrasi dengan air mineral.

"Mengingat bahwa tubuh baru saja menjalani puasa 8 jam atau lebih di malam hari, kami ingin memulai pagi kami dengan cairan yang menghidrasi," katanya.

Untuk tujuan ini, ia mulai dengan dua gelas air.

Pertama adalah air mineral, dan gelas kedua berisi lemon segar.

Hidrasi memang membantu fungsi kognitif, terdapat studi yang menunjukkan peningkatan aktivitas saraf pada individu yang mengalami dehidrasi pada aktivitas yang melibatkan otak mereka.

4. Sarapan Ringan dengan Sayur, Buah, hingga Kacang-kacangan

Ketika Dr. Willeumier makan sarapannya dia mencapai makanan untuk mendukung mikrobioma ususnya karena usus berdampak pada kesehatan otak.

"Mikroorganisme dalam usus kita melepaskan neurotransmiter (yaitu, serotonin, dopamin, dan GABA antara lain), vitamin, hormon, dan molekul pensinyalan lain yang dapat memengaruhi suasana hati, perilaku, dan fungsi kognitif kita," Dr. Willeumier.

Misalnya, 95 persen serotonin, suatu neurotransmitter yang penting dalam pengaturan nafsu makan, pencernaan, tidur, dan kesehatan secara keseluruhan dibuat di usus.

Mengingat hal itu, Dr. Willeumier dia menganjurkan untuk makan-makanan nabati yang bernutrisi.

Seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

5. Olahraga

"Saya memulai hari saya dengan berlari, pilates, dan mendayung di samping latihan ketahanan tiga hari per minggu," katanya.

Dr. Porter menyebut bahwa olahraga adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga kesehatan otak.

Untuk memulainya, ia berjalan kaki selama 15 hingga 20 menit. Ini berfungsi untuk membuatnya bergerak sambil juga mengeksposnya ke vitamin D yang meningkatkan suasana hati dan menghubungkannya dengan alam.

Untuk diketahui, pasien yang menjalani isolasi mandiri dianjurkan untuk beristirahat. 

Tidak disarankan untuk melakukan olahraga berat meski pasien tanpa gejala.

Secara umum, olahraga memiliki banyak manfaat untuk meningkatkan kesehatan otak.

Ini dapat membantu tidur lebih baik dan lebih kompeten mengatasi stres dan kecemasan, yang keduanya bermanfaat bagi kesejahteraan kognitif.

Khususnya latihan kardio, bermanfaat untuk meningkatkan aliran oksigen ke otak, meningkatkan kemampuan otak untuk membentuk koneksi baru, mengurangi risiko kehilangan memori, dan meningkatkan kapasitas perhatian. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya

Tags:
Virus CoronaCovid-19Isomanisolasi mandiriOtakKesehatan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved