Virus Corona
Perlu Waspada, Berikut Bahaya Mengobati Covid-19 dengan Antivirus dan Antibiotik Tanpa Resep Dokter
Mengkonsumsi obat-obatan antivirus dan antibiotik bagi pasien Covid-19 secara sembarangan bisa berakibat fatal bagi kesehatan tubuh.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Mengkonsumsi obat-obatan antivirus dan antibiotik bagi pasien Covid-19 secara sembarangan bisa berakibat fatal bagi kesehatan tubuh.
Menurut data WHO 80% pasien Covid-19 bisa sembuh dengan sendirinya tanpa mendapat perawatan khusus.
Pasien Covid-19 tanpa gejala dan gejala ringan juga bisa menjalani isolasi mandiri di rumah tanpa perlu dirawat di rumah sakit.
Mereka cukup menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat seperti memakan makanan bergizi dan berolahraga secukupnya.
Menambah suplemen makanan untuk melengkapi nutrisi harian juga direkomendasikan bagi pasien Covid-19.
Baca juga: Ini Rekomendasi Jenis Obat Sesuai Revisi Tatalaksana Covid-19 dari 5 Organisasi Profesi Kedokteran
Baca juga: Setelah Capai Rekor Tertinggi, Kasus Harian Covid-19 Turun Tajam, namun Angka Kematian Masih Tinggi
Suplemen yang dianjurkan seperti vitamin C, D, dan Zinc.
Tapi bukan berarti mereka bisa mengobati diri sendiri dengan obat-obatan tanpa resep dokter.
Dikutip dari hellosehat, belakangan banyak beredar pesan yang berisi resep obat untuk COVID-19 di media sosial, di grup-grup percakapan, ataupun dikirim perorangan kepada pihak yang terinfeksi Covid-19.
Pesan tersebut berisi saran penggunaan beberapa jenis obat seperti Azithromycin, Favipiravir, dan Dexamethasone untuk mengobati COVID-19.
Pasien Covid-19 mesti waspada terhadap obat-obatan tersebut karena bisa jadi merupakan obat keras yang bisa berakibat fatal bagi tubuh jika dosis yang diberikan tidak tepat.
“Inilah yang terjadi di masyarakat, ada orang yang minum azithromycin hingga 10 hari, dosis dan durasi minum yang tidak sesuai ini efeknya bisa merusak hati dan ginjal,” kata dr. Muhammad Alkaff, SpPd, dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Persahabatan.
Penggunaan antibiotik secara sembarangan berpotensi membuat masalah baru di tengah pandemi Covid-19 yang masih belum bisa tertangani.
Tapi sayangnya obat antibiotik maupun antivirus ini bisa didapatkan dengan mudah di apotek-apotek tidak resmi maupun toko online.
Hal tersebut membuka peluang masyarakat untuk membeli secara bebas obat tersebut.
Baca juga: Berikut Makanan Kaya Vitamin C, D, dan Zinc, Baik Dikonsumsi saat Isolasi Mandiri Pasien Covid-19
Baca juga: Jangan Asal Konsumsi Obat dan Vitamin saat Isolasi Mandiri karena Covid-19, Simak Tips Berikut Ini
Mencegah hal itu, Alkaff menekankan pentingnya berkonsultasi dengan dokter bagi pasien Covid-19.
“Setiap orang yang terinfeksi Covid-19 harus konsultasi dengan dokter, bisa telemedicine, paling tidak satu kali segera setelah terkonfirmasi positif,” ucap Alkaff.
Alkaff menjelaskan bahwa infeksi Covid-19 dibagi menjadi tiga fase berdasarkan waktunya, yakni fase 1, fase 2A-2B, dan fase 3.
Pada setiap fase ini pengobatan yang dibutuhkan berbeda-beda.
“COVID-19 ini adalah penyakit yang memerlukan kejelian dalam menentukan fase-fasenya karena terapinya tidak sama dari hari ke hari sesuai dengan kronologis fasenya."
"Misalnya obat anti peradangan, itu tidak boleh sama sekali diberikan pada pasien Covid-19 fase 1 dan 2,” terangnya.
Sejauh ini ada beberapa jenis obat yang dikenal sebagai terapi obat Covid-19, salah satunya adalah Oseltamivir dan Azithromycin.
Obat tersebut sebenarnya harus menggunakan resep dokter untuk mendapatkannya.
"Jadi Oseltamivir memang obat bagus buat influenza, obat virus tapi untuk influenza bukan untuk Covid-19, jadi kalau ada influenza selain Covid ya boleh, namun saya kira di Indonesia amat sangat jarang," kata Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zobairi Djoerban, dalam diskusi yang ditayangkan Youtube Kompas TV pada Minggu (18/7/2021).
"Jadi prinsipnya Oseltamivir bukan obat untuk Covid-19."
Penggunaan obat dengan antibiotik atau steroid tanpa resep dokter juga harus dihindari.
Pasalnya, penggunaan antibiotik berlebih dimasa pandemi Covid-19 akan memicu ancaman global lain yakni meningkatnya kejadian bakteri multiresisten.
"Azithromycin adalah antibiotik, antibiotik amat sangat penting untuk menyelamatkan nyawa orang dari infeksi tapi infeksi bakteri, kalau dipergunakan sembarangan terlalu banyak tanpa tanpa indikasi yang benar akan timbul resistensi," lanjutnya.
"Yang resistensi bukan kita tapi bakterinya, jadi bakteri yang terlalu sering dapat Azithromycin ini kemudian menjadi resisten, nah kalau dia resisten terhadap Azithromycin maka bakteri ini kemudian jadi sulit diatasi yang sekarang relatif mudah diatasi oleh Azithromycin, kecuali memang ada infeksi bakteri."
dr. Purnawati Sujud seorang praktisi Rational Use of Medicine, menyebut harus ada sosialiasi bahwa Azithromycin itu bukan obat Covid-19.
Dia juga menyampaikan meski jarang ditemukan, ada efek samping dari Azithromycin terhadap irama jantung. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya