Breaking News:

Virus Corona

Kenali Gejala Happy Hypoxia pada Pasien Covid-19, Kerap Tak Terasa namun Bisa Berdampak Serius

Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 memberi imbauan agar waspada terhadap gejala happy hypoxia.

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
insider.com via Tribunnews.com
Ilustrasi Alat oximeter. Pasien Covid-19 bahkan yang memiliki gejala ringan dianjurkan untuk tetap mengecek saturasi oksigen secara berkala, Jumat (16/7/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 memberi imbauan kepada masyarakat agar waspada terhadap gejala happy hypoxia.

Melansir situs Satgas Covid-19 covid19.go.id, disebutkan bahwa happy hypoxia adalah kondisi kurangnya oksigen di dalam darah tetapi tubuh pasien tidak menunjukkan gejala klinis, seperti sesak.

Hal itu terjadi karena kerusakan pada saraf yang mengantarkan sensor ke otak sehingga pasien tidak dapat merasakan sesak.

Happy hypoxia juga ditemukan dalam gejala pasien Covid-19.

Baca juga: IDAI Beri Panduan Isolasi Mandiri bagi Anak yang Positif Covid-19, Bagaimana Peran Orangtua?

Baca juga: Tanggapan Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito soal Perlukah Vaksin Dosis Ketiga sebagai Booster

Pasien Covid-19 perlu menyadari gejala happy hypoxia ketika mengalami gejala yang berkepanjangan dalam masa isolasi.

"Terutama dalam bentuk batuk yang bertambah/menetap, ada keluhan semakin lemas / kesadaran menurun dan saturasi oksigen di bawah normal (<95%)," tulis satgas Covid-19 dalam keterangannya, Kamis (15/7/2021).

Pasien yang mengalami gejala tersebut dianjurkan untuk segera mencari pertolongan medis dengan ke rumah sakit atau menghubungi tenaga kesehatan.

Berikut Gejala Happy Hypoxia yang Perlu Diwaspadai:

1. Saturasi oksigen di bawah normal atau kurang dari 95%

2. Ada batuk bertambah/menetap

3. Ada keluhan semakin lemas/kesadaran menurun

4. Warna bibir atau ujung jari mulai kebiruan

Baca juga: Kenali Teknik Proning untuk Tingkaitkan Saturasi Oksigen Pasien Covid-19, Coba saat Isolasi Mandiri

Dikutip dari Healthshots, penyebab utama dari happy hypoxia adalah pembekuan atau pengentalan darah yang meluas yang terjadi pada jaringan pembuluh darah kecil di paru-paru.

Hal ini sebagian besar disebabkan oleh reaksi peradangan dalam tubuh yang dipicu oleh Covid-19.

Infeksi menyebabkan reaksi protein seluler yang menyebabkan pembekuan darah, sehingga mencegah sel dan jaringan di paru-paru untuk mendapatkan suplai oksigen yang cukup.

Untuk itu pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi dianjurkan untuk menghitung dengan rutin saturasi oksigennya.

Hingga kini saturasi oksigen hanya dapat diukur oleh alat yang bernama oximeter. 

Happy hypoxiabukan hanya gejala yang dapat menyerang orang tua, tetapi juga dapat menyerang orang yang lebih muda.

Pasien Covid-19 berusia 20-an dan 30-an juga telah ditemukan mengalami happy hypoxia.

Bahkan lebih menakutkan karena banyak dari mereka memiliki kadar oksigen darah serendah 80 persen, namun tidak menunjukkan gejala apa pun pada tahap awal.

Pada beberapa orang, warna bibir mereka berubah menjadi biru, dan ada beberapa perubahan signifikan pada warna kulit mereka.

Beberapa juga mengalami berkeringat dengan banyak meski tidak melakukan aktivitas fisik yang berat.

Baca juga: Hindari 5 Konsumsi Ini karena Dapat Melemahkan Imun, Terlebih saat Isolasi Mandiri karena Covid-19

Baca juga: Saturasi Oksigen Menurun saat Isolasi Mandiri karena Covid-19? Coba Lakukan 6 Langkah Alami Berikut

Sebelumnya, saturasi oksigen merupakan kadar oksigen di dalam darah, di mana oksigen yang dihirup dari hidung masuk ke paru-paru lalu dipindahkan ke pembulu darah untuk disebarha ke sel-sel yang ada di dalam tubuh.

"Permasalahan Covid ini adalah proses pindah dari paru-paru ke pembulu darah, itu yang terganggu," kata Dokter Spesialis Paru-paru RS Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, Marwan dalam acara Mata Najwa yang diunggah dalam Youtube Najwa Shihab, Kamis, (8/7/2021). 

Gejala Covid dengan tingat saturasi di bawah normal atau dibawah 95% bisa dikatakan gejala sedang atau bahkan berat.

"90 ke bawah itu sudah berat, sudah wajib di bawa ke rumah sakit, tapi yang harus waspada betul adalah di angka 92-93," terangnya.

Infografis teknik proning dicapture dalam akun Twitter @DKIJakarta, Sabtu (10/7/2021).
Infografis teknik proning dicapture dalam akun Twitter @DKIJakarta, Sabtu (10/7/2021). (Twitter/@DKIJakarta)

Berikut salah satu cara meningkatkan saturasi oksigen dengan teknik proning:

1. Siapkan 3-5 bantal lalu tidur dengkurap dengan satu bantal di bawah leher, satu atau dua bantal di dada sampai paha atas, dua bantal di bawah tulang kering.

2. Kemudian, ubah posisi tidur menghadap ke kanan atau ke kiri. 

3. Tidur dengan posisi setengah duduk, bagian punggung sampai tengkuk diganjal bantal.

Catatan: Pastikan Anda mengubah posisi berbaring tiap 30 menit dari posisi tengkurap ke berbaring sisi kanan-sisi kiri-lalu duduk sebelum kembali ke posisi pertama (tengkurap).

Dalam akun @DKIJakarta juga memberikan beberapa catatan yang perlu diperhatikan sebelum melaukan teknik tersebut.

 1. Proning diperlukan jika pasien kesulitan bernapas dan kadar oksigen di bawah 94 persen. 

2. Hindari tengkurap selama 1 jam setelah makan.

3. Diperbolehkan tengkurap hingga 16 jam sehari, dalam beberapa siklus, jika merasa nyaman.

4. Bantal bisa disesuaikan untuk mengubah area tekanan dan kenyamanan.

5. Pantau setiap luka tekan atau cedera terutama di sekitaran tonjolan tulang.

6. Bila tidak nyaman, segera hentikan.

7. Selama isolasi mandiri di rumah, penting untuk memantau oskigen, suhu tubuh, tekanan, dan gula darah. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Tags:
Virus CoronaCovid-19Happy HypoxiaSatgas Covid19isolasi mandiriIsoman
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved