Breaking News:

Terkini Nasional

Pengakuan Benny di Mata Najwa, Sempat Dipukuli hingga Disandera seusai Bongkar Pungli Petugas

Benny Eduward, pemuda asal Medan, Sumatera Utara, mengaku sempat dipukul hingga disandera seusai ketahuan merekam aksi pungutan liar (pungli).

YouTube Najwa Shihab
Presenter Najwa Shihab (kiri) dan Benny Eduward (kanan) dalam acara Mata Najwa, Rabu (16/6/2021). Benny mengaku sempat dipukul hingga disandera seusai merekam aksi pungli petugas. 

"Berdasarkan informasi di dalam, ketika kami belum masuk ke blok tahanan pun sudah ada dititipkan pesan oleh oknum yang di sana," ujar Benny.

"Bahwa nanti ada masuk katanya YouTuber, jadi saya diminta untuk tidak dikasih enak, disuruh disiksa lalu disuruh tidur di wc."

Baca juga: Polisi Akhirnya Tangkap Bos Pelaku Pungli di JICT Tanjung Priok, Ini Sosoknya

Selama di penjara, Benny mengalami sejumlah tindakan kekerasan oleh penghuni lainnya.

Aksi penghuni lain sel semakin brutal karena Benny tak bisa melapor pada siapa pun terkait penyiksaan yang dialaminya.

"Sehingga karena perintah ini datang dari oknum itu akhirnya napi yang di sana justru dengan gampangnya melakukan siksaan itu," jelas Benny.

"Karena mereka tidak takut, saya tidak bisa lapor ke mana-mana karena sudah dititipin seperti itu."

Benny mengaku diperas hingga Rp 12 juta selama mendekam di sel tahanan.

Ia selalu disiksa ketika tak mampu membayar uang yang diminta penghuni sel lainnya.

"Saya mengalami pemerasan sampai Rp 12 juta."

"Saya masuk sana pun tidak gratis, saya dipenjara pun tidak gratis."

"Untuk tidur saya harus bayar, diminta uang kebersamaan dan segala macam sampai Rp 12 juta."

"Lalu saya juga disiksa karena saat keluarga saya tidak bisa menyediakan uang seperti yang diminta saya langsung dipukuli," lanjutnya.

Akibat penyiksaan tersebut, kata Benny, ia mengalami sejumlah luka.

Baca juga: Polisi Akhirnya Tangkap Bos Pelaku Pungli di JICT Tanjung Priok, Ini Sosoknya

Namun, meski ia terluka seusai dianiaya, tak ada tindakan tegas apa pun dari petugas.

Bahkan, petugas justru melarang keluarga maupun penasihat hukum (PH) menemuinya.

"Saya sempat mengalami beberapa luka."

"Cuma sayangnya ketika saya berharap PH datang untuk melakukan visum, justru keluarga dan PH tidak pernah diizinkan menemui saya."

"Termasuk Komnas HAM sendiri, ketika Komnas HAM di Jakarta datang menemui saya," tandasnya. (TribunWow.com)

Baca artikel lain terkait

Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved