TWK KPK
Tak Lolos TWK, Penyidik KPK Bongkar Percakapan Dewas dan Sekjen: Apa pun Kami Jawab, Salah Pokoknya
March Falentino, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lolos seleksi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menceritakan pengalamnnya.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - March Falentino, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang tidak lolos seleksi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) menceritakan pengalamannya menjalani tes tersebut.
Dilansir TribunWow.com, March mengaku ditanya soal pernah ikut demonstrasi, hingga kesediaannya mengikuti acara perayaan Natal tetangganya.
Dalam acara Mata Najwa, Rabu (2/6/2021), March menyebut siapa pun yang sudah ditarget untuk disingkirkan dari KPK, apa pun jawabannya akan dianggap salah.
Baca juga: Di Mata Najwa, Begini Reaksi Politisi PDIP Diminta Jawab Pertanyaan yang Sama dengan TWK Pegawai KPK
Baca juga: Sebut Pimpinan KPK Kriminal karena Tentang Jokowi, Bambang Widjojanto: Harusnya Jadi Tersangka Semua
Pada kesempatan itu, March mulanya membeberkan percakapan anggota Dewan Pengawas (Dewas) dengan Sekjen KPK.
"Ini salah satu anggota Dewas bertanya pada sekjen 'Kenapa bawahan saya tidak lolos?'," ujar March.
"'Karena yang bersangkutan tidak menyutujui hukuman mati'."
"Kami juga bingung, tidak menyetujui hukuman mati jadi kategori merah."
"Padahal itu kan cuma apa yang ada di pikiran," sambungnya.
March meyakini setiap pegawai KPK memiliki alasan tersendiri hingga ada yang tak setuju dengan hukuman mati.
"Dan saya yakin konklusi tidak menyetujui hukuman mati tersebut ada intronya, ngomongin A, B, C, D, E," kata March.
Ia menambahkan, ada seorang rekan di KPK yang disinggung soal lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Baca juga: Ketua KPK Firli Bahuri Sebut Tetap Lantik 1.271 Pegawai jadi ASN demi HAM dan Status Hukum
Baca juga: Sempat Minta Tunda Pelantikan, 700 Pegawai KPK Akhirnya Tetap Dilantik: Terpaksa Mengikuti
Kala itu, menurutnya, apa pun jawaban yang diungkap pegawai KPK akan selalu salah.
"Mungkin sebagai contoh ada teman yang diframe bahwa dia itu liberal," ujar March.
"Jadi 'Apakah Anda setuju LGBT?', kalau dibilang 'Saya setuju LGBT karena A, B, C, D, E'."
"Tapi kalau memang orangnya memang udah ditarget 'Wah ini orang liberal nih, merah'."
"Tapi kalau misalkan 'Oh saya tidak setuju karena A, B, C, D, E', nanti dianggap 'Wah ini orang radikal'," lanjutnya.
Karena itu, March meyakini pegawai KPK yang ditarget akan dianggap memberi jawaban yang salah.
"Apa pun yang dijawab, kami meyakini, apa pun yang kami jawab, kalau udah ditandain sebelumnya, salah aja deh pokoknya," tandasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-9.38:
Pelantikan Pegawai KPK
Ketua KPK Firli Bahuri menyampaikan sejumlah pesan ketika melantik 1.271 pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pelantikan diketahui dilaksanakan di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Selasa (1/6/2021).
Dalam kesempatan itu, Firli berpesan kepada para pegawai KPK yang dilantik agar tidak terpengaruh oleh penguasa dalam menjalankan tugas.
Diketahui para pegawai yang dilantik menjadi ASN adalah mereka yang telah lulus menjalani tes wawasan kebangsaan (TWK).
Proses pelantikan ditayangkan langsung lewat YouTube Kompastv, Selasa (1/6/2021).
Awalnya Firli menegaskan bahwa KPK adalah lembaga yang independen dan tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun.
Ia lalu berpesan kepada pegawai yang baru saja menjadi ASN supaya tidak dipengaruhi baik oleh eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
"Kami pesan melalui mimbar ini, setiap insan KPK jangan pernah ragu dan teruslah berkomitmen untuk melakukan pemberantasan korupsi tanpa pengaruh dari kekuasaan apapun," papar Firli.
"Apakah itu legislatif, eksekutif maupun yudikatif."
"Pemberantasan korupsi tidak pernah berhenti sampai kita mati, sampai Indonesia, NKRI bebas dari korupsi," sambungnya.
Baca juga: Respons Sederet Tokoh soal Polemik 75 Pegawai KPK Tak Lolos TWK, dari Fahri Hamzah hingga AHY
Firli lalu menyampaikan ucapan selamat kepada para pegawai KPK yang baru dilantik.
"Selamat kepada rekan-rekan, hari ini dilantik sebagai ASN," kata dia.
Ia lalu kembali berpesan agar para pegawai KPK bisa memberikan manfaat kepada negara.
"Berusahalah bukan untuk menjadi manusia yang berhasil, tetapi untuk menjadi manusia yang berguna," ujar Firli.
"Mari kita sama-sama untuk memberikan manfaat kepada bangsa dan negara."
"Manusia sempurna bukanlah manusia yang tanpa berbuat salah, tapi yang biasa belajar dari kesalahannya untuk mencapai kesempurnaan," lanjutnya.
Firli juga berpesan agar para pegawai KPK berani mengambil keputusan.
"Tidak mudah mengambil suatu sikap dan keputusan, karena semua keputusan pasti tidak luput dari risiko," kata dia.
"Tapi yang pasti, risiko paling besar akan kita dapatkan seketika kita tidak berani mengambil risiko," pungkasnya. (TribunWow.com)
Baca artikel lain terkait KPK