Terkini Nasional
Di Mata Najwa, Begini Reaksi Politisi PDIP Diminta Jawab Pertanyaan yang Sama dengan TWK Pegawai KPK
Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera ditantang menjawab pertanyaan yang diajukan dalam seleksi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai KPK.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Kapitra Ampera ditantang menjawab pertanyaan yang diajukan dalam seleksi Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal itu terjadi dalam acara Mata Najwa yang mengangkat judul 'KPK Atas Nama Pancasila', Rabu (2/6/2021).
Diberitakan sebelumnya, 75 pegawai KPK dinonaktifkan seusai tak lolos seleksi TWK.
Sejumlah pegawai KPK yang dinonaktifkan pun membeberkan pertanyaan yang diajukan saat seleksi TWK, di antaranya diminta memilih antara Pancasila dan Al-Quran.

Baca juga: Sebut Pimpinan KPK Kriminal karena Tentang Jokowi, Bambang Widjojanto: Harusnya Jadi Tersangka Semua
Baca juga: Ketua KPK Firli Bahuri Sebut Tetap Lantik 1.271 Pegawai jadi ASN demi HAM dan Status Hukum
Dalam kesempatan itu, Kapitra pun diminta menjawab pertanyaan yang sama.
"Saya? Beda lagi, karena saya bukan orang yang ditanya," ujar Kapitra.
"Umpamanya saya pegawai KPK, saya ditanya, saya tidak memertentangkan."
Kapitra lantas mengaku bakal memilih jawaban yang menyangkut kedua pilihan yang diberikan.
"Kalau saya pilih Al-Quran otomatis saya sudah menjalankan Pancasila kaeena itu produk dari ulama."
"Tapi kalau saya disuruh memilih saya akan memilih satu pilihan yang akan membawa yang lain jadi pilihan."
Namun, ucapan Kapitra langsung dibantah Najwa Shihab.
Baca juga: 700 Pegawai KPK yang Lolos TWK Dikabarkan Kompak Tak Hadiri Pelantikan Jadi ASN, Ini Kata Pengamat
Baca juga: Pertama Kali Terjadi di Indonesia, Aksi Solidaritas 700 Pegawai KPK Minta Hasil TWK Dibatalkan
Pasalnya, menurut dia, para pegawai KPK yang dinonaktifkan juga memilih kedua pilihan tersebut.
"Dan jawaban itu menurut pengakuan pegawai KPK, ketika dia menjawab dua-duanya dia dipaksa memilih salah satu," sahut Najwa Shihab.
"Ketika dia menjawab Al-Quran, entah karena pertanyaan ini atau yang lain, yang jelas dia masuk daftar 75 yang tidak lolos TWK."
Menyambung ucapan Najwa Shihab, Kapitra kemudian menganggap pertanyaan di seleksi TWK itu menguji tingkat intelektual para pegawai KPK.
"Jadi di situlah intelektualitas dia untuk keluar dari kemelut," sambung Kapitra.
"Psikologi orang diuji di situ, ketika dia berada di lingkungan tidak mengenakkan dia bisa keluar enggak? Ternyata kan tidak."
"Jadi yang menang yang pilih Al-Quran atau Pancasila nih?," sahut Najwa Shihab tertawa.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-5.30:
Pelantikan Pegawai KPK
Ketua KPK Firli Bahuri menyampaikan sejumlah pesan ketika melantik 1.271 pegawai KPK menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Pelantikan diketahui dilaksanakan di Gedung Juang KPK, Jakarta Selatan, Selasa (1/6/2021).
Dalam kesempatan itu, Firli berpesan kepada para pegawai KPK yang dilantik agar tidak terpengaruh oleh penguasa dalam menjalankan tugas.
Diketahui para pegawai yang dilantik menjadi ASN adalah mereka yang telah lulus menjalani tes wawasan kebangsaan (TWK).
Proses pelantikan ditayangkan langsung lewat YouTube Kompastv, Selasa (1/6/2021).
Awalnya Firli menegaskan bahwa KPK adalah lembaga yang independen dan tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun.
Ia lalu berpesan kepada pegawai yang baru saja menjadi ASN supaya tidak dipengaruhi baik oleh eksekutif, legislatif maupun yudikatif.
"Kami pesan melalui mimbar ini, setiap insan KPK jangan pernah ragu dan teruslah berkomitmen untuk melakukan pemberantasan korupsi tanpa pengaruh dari kekuasaan apapun," papar Firli.
"Apakah itu legislatif, eksekutif maupun yudikatif."
"Pemberantasan korupsi tidak pernah berhenti sampai kita mati, sampai Indonesia, NKRI bebas dari korupsi," sambungnya.
Baca juga: Respons Sederet Tokoh soal Polemik 75 Pegawai KPK Tak Lolos TWK, dari Fahri Hamzah hingga AHY
Firli lalu menyampaikan ucapan selamat kepada para pegawai KPK yang baru dilantik.
"Selamat kepada rekan-rekan, hari ini dilantik sebagai ASN," kata dia.
Ia lalu kembali berpesan agar para pegawai KPK bisa memberikan manfaat kepada negara.
"Berusahalah bukan untuk menjadi manusia yang berhasil, tetapi untuk menjadi manusia yang berguna," ujar Firli.
"Mari kita sama-sama untuk memberikan manfaat kepada bangsa dan negara."
"Manusia sempurna bukanlah manusia yang tanpa berbuat salah, tapi yang biasa belajar dari kesalahannya untuk mencapai kesempurnaan," lanjutnya.
Firli juga berpesan agar para pegawai KPK berani mengambil keputusan.
"Tidak mudah mengambil suatu sikap dan keputusan, karena semua keputusan pasti tidak luput dari risiko," kata dia.
"Tapi yang pasti, risiko paling besar akan kita dapatkan seketika kita tidak berani mengambil risiko," pungkasnya. (TribunWow.com)
Baca artikel lain terkait KPK