Breaking News:

Terkini Daerah

Kasus Wanita Hamil Dibunuh Selingkuhannya di Lombok, Pelaku Kirim Pesan Palsu Seolah Masih Hidup

Berikut fakta-fakta terbaru kasus pembunuhan di Lombok Tengah, NTB. Pelaku ternyata sudah menyusun skenario menghilangkan jejak pembunuhan.

Editor: Mohamad Yoenus
Sirtupillaili/Tribun Lombok
Baiq Lisalatul Islami, adik korban menunjukkan pesan singkat yang seolah-olah dikirim kakaknya, di Desa Kateng, Lombok Tengah, Jumat (4/12/2020). 

TRIBUNWOW.COM - Kasus pembunuhan yang menggemparkan warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai mengungkap fakta-fakta baru.

Baiq Masnah (30) warga Dusun Selao, Desa Kateng, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah, yang dibunuh oleh pria selingkuhan, FA (35) dan jenazahnya dikubur dekat rumah warga.

FA (35), warga Desa Pengembur, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah menyusun skenario untuk menutupi kejahatannya setelah menghabisi Baiq.

Tim Sat Reskrim Polres Lombok Tengah melakukan identifikasi mayat perempuan MA, di Desa Pengembur, Lombok Tengah, Kamis (3/12/2020).
Tim Sat Reskrim Polres Lombok Tengah melakukan identifikasi mayat perempuan MA, di Desa Pengembur, Lombok Tengah, Kamis (3/12/2020). (Dok. Polres Lombok Tengah)

Baca juga: Istri Dikubur di Pondasi Rumah, Suami Sempat Berfirasat Buruk Korban Minta Selimut karena Kedinginan

Baiq Lisalatul Islami (23), adik korban menuturkan, setelah kakaknya dikabarkan hilang, 3 Agustus 2020, keluarga kerap mendapatkan pesan via SMS dari nomor korban.

Dalam pesan singkat itu, korban seolah-olah mengabarkan dirinya masih hidup dan kabur bersama FA ke Bali.

Ia meminta keluarga tenang dan merelakan kepergiannya bersama laki-laki tersebut.

Lanjutnya, isi SMS tertulis agar keluarga tidak perlu lagi khawatir dengan kepergiannya bersama laki-laki tersebut karena sudah menjadi takdir dirinya.

Lisalatul mengungkap, lambat laun keluarga mulai curiga.

Pengirim SMS tidak pernah mau ditelepon.

Baca juga: Pelaku Ngaku Suruh Kekasih Minum Racun Potasium agar Bayi Hasil Hubungan Gelap di Perut Hancur

Pesan singkat itu pun sulit dipahami karena menggunakan dialek bahasa Sasak Desa Pengembur.

Sedikit berbeda dengan dialek warga Desa Kateng.

Struktur kata-kata dalam pesan pun berbeda dari biasanya.

”Kata-kata dalam SMS ini tidak pakai bahasa (dialek) sini, tapi bahasa timur (kampung pelaku), makanya saya tidak percaya,” tutur Lisalatul.

Pesan singkat terakhir diterima tanggal 17 Oktober 2020.

Setelah itu tidak ada lagi pesan masuk.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
PerselingkuhanPembunuhanLombokNusa Tenggara Barat (NTB)Bali
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved