UU Cipta Kerja
Hendak Beli Makan, Dosen Dianiaya Polisi karena Dikira Sempat Ikut Demo: Saya Mengira Itu Ajal Saya
Seorang dosen di Makassar, Sulawesi Selatan berinisial AM (27) menjadi korban penganiayaan dan salah tangkap.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
"Saya jelaskan bahwa saya dosen dan tidak ikut unjuk rasa tapi oknum polisi itu langsung memegang kerah baju saya, lalu memukul pada bagian wajah dan kepala," tutur AM.
Ia mengaku sangat ketakutan pada saat itu.
"Selain itu oknum polisi itu juga menggunakan tameng memukul paha, saya terjatuh beberapa kali dan berusaha berdiri, bahkan saya mengira malam itu ajal saya," lanjut dia.
AM lalu diseret dan dibawa ke mobil polisi.
"Di mobil polisi saya menjelaskan identitas dan memberitahu bahwa saya dosen sehingga ada seorang pimpinan memberikan penjelasan untuk tidak melakukan pemukulan," ungkap AM.
Namun instruksi itu tidak diindahkan aparat yang menangkapnya.
Tidak hanya itu, AM mengaku dikata-katai oleh seorang oknum polisi.
"Namun setelah pimpinannya meninggalkan tempat maka beberapa oknum polisi kembali melakukan pemukulan pada bagian kepala, tidak hanya itu ada seorang oknum polisi yang juga melontarkan kata 'Dosen Su*da**' sambil memukul kepala saya," katanya.
Korban Salah Tangkap saat Demo di Lampung
Asep Nasrullah (23) menjadi korban salah tangkap dalam demo yang berlangsung di Lampung, Rabu (7/10/2020) malam.
Dilansir TribunWow.com, diketahui massa berdemo di depan gedung DPRD Lampung untuk menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker).
Akibat penganiayaan yang diterimanya, Asep menerima sejumlah luka dan harus mendapat perawatan medis.
Baca juga: Viral Video Emak-emak Berdaster Jemput Anaknya saat Demo UU Cipta Kerja: Mamakmu Cari Itu
Warga Jalan Way Jernih RT 4 LK I Sukarame II, Telukbetung Barat itu lalu mengungkapkan kesaksiannya dalam tayangan Kompas TV, Kamis (8/10/2020).
Asep menuturkan awalnya ia hendak berangkat ke rapat melewati Jalan Wolter Monginsidi sekitar pukul 20.00 WIB.
"Saya lagi mau ada perkumpulan orang toko, karena saya kerja di (toko) handphone, biasa perkumpulan tiap minggu atau tiap bulan," papar Asep Nasrullah.